Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Yoga, Tara, Dika, Angga dan Pras mereka berahabat sejak kelas sepuluh. Persahabatan mereka dimulai saat hari pertama masuk sekolah, mereka sama-sama terlambat datang dan sama-sama di hukum, namun hal tersebut yang membuat mereka menjadi satu. Yoga cowok paling keren satu sekolah, dia kapten tim basket sekolah. Dika aset sekolah dan aset negara, ia kerap kali menang lomba olimpiade bukan hanya mewakili sekolah tapi hingga tingkat nasional yang juga mewakili Indonesia untuk berbagai ajang olimpiade. Pras dia aktif ekstrakulikuler dan organisasi lebih dari 5 organisasi dan ekstrakulikuler ia ikuti, baik disekolah maupun di luar sekolah. Angga, dia paling ganteng sekaligus paling banyak pacarnya ia kerap berganti-ganti pasangan namun ia memiliki keluarga tidak sempurna, ayah dan ibunya setiap hari bertengkar dan Angga pun memilih dekat dengan pengasuhnya. Dan Tara perempuan satu-satunya diantara mereka, yang nyaris gak punya teman perempuan di sekolahnya, kerap di gosipin macam-macam karena kecantikannya dan berteman dengan laki-laki. Mereka bersekolah negeri, sekolah terbaik seantero Jakarta. Seperti sekolah negeri pada umumnya yang menggunakan seragam putih abu. Berbagai kalangan masuk dari anak tukang becak sampai direktur perusahaan, mulai buruh cuci sampai dokter. Begitu pun dengan geng Yoga, mereka bilangnya geng 4 sehat 5 sempurna. 4 laki-laki dengan berbagai macam warna dan 1 perempuan yang menyempurnakan. Tidak ada yang berani untuk membully geng ini, mereka lebih dari keluarga saling melindungi. Yoga sendiri dari keluarga pada umumnya, ayahnya hanya bekerja di perusahaan dengan gaji tetap setiap bulannya dan ibunya hanya ibu rumah tangga pada umumnya. Pras keluarga pedagang, ayahnya punya kios berjualan sayur di sebuah pasar pagi dan ibunya membuka toko kelontong di rumahnya. Angga paling kaya, ayahnya owner sebuah startup sukses bahkan masuk 10 startup terbaik se-Indonesia, kesuksesannya tidak dibarengi dengan keutuhan rumah tangga mereka, perempuan lain berkali-kali datang untuk meminta pertanggungjawaban, dan berkali-kali pula terjadi pertengkaran dengan ibunya yang berprofesi sebagai dokter. Berkali-kali juga ibunya ketawan jalan dengan laki-laki lain. Dika adalah seorang anak yatim piatu dan beruntungnya ia diangkat oleh sebuah keluarga kaya raya yang pada mulanya tidak memiliki anak, namun saat ia berumur 7 tahun ibu angkatnya hamil dan ia pun memiliki adik perempuan, cinta kasih sayang yang diberikan oleh keluarga asuhnya nyaris sempurna. Dan yang terakhir Tara, ia anak kedua dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan, ayah Tara berprofesi sebagai produser sebuah produksi film namun ia sama sekali tidak tertarik masuk ke dalam dunia perfilman berbeda dengan kedua saudaranya yang terjun menjadi model dan penyanyi, Tara mememilih menjadi orang biasa walaupun ia bertalenta. Yoga, Tara dan Dika masuk kelas IPA, sedangkan Angga dan Pras masuk kelas IPS, hanya Tara dan Yoga satu kelas di kelas IPA, sedangkan yang lainnya pisah kelas. Suatu hari Angga bertanya pada seorang bu Mariam, guru bagian kesiswaan yang memegang kendali penuh terhadap para siswa berperan penuh juga dalam menyatukan satu sama lain dalam kelas. Suatu hari di kantin sekolah saat istirahat 4 sehat 5 sempurna selalu berkumpul dari berbagai penjuru kelas. Tara yang biasanya datang bersama Yoga kali ini tidak, ia datang sendiri, Pras, Dika dan Angga pun datang, selalu duduk di bangku yang sama selama tiga tahun ini, tidak ada yang berani untuk mendudukinya sebelum salah satu dari mereka datang. Rupanya hari ini Yoga ada rapat anggota basket, mereka akan tanding hari ini, tanding terakhir untuk Yoga dan terakhir pula ia menjabat sebagai kapten. Yoga mengajak keempat sahabatnya untuk datang, dan mereka menyetujui untuk datang. Persahabatan 4 sehat 5 sempurna tentu saja tidak baik-baik saja, ada bumbu-bumbu percintaan diantaranya. Tara biasanya pergi ke mana pun sama Yoga, namun kali ini Tara bersama Dika. Sedangkan Pras harus ikut rapat osis dan Angga harus pulang dulu. Dalam perjalanan menuju sebuah GOR tempat berlangsungnya Yoga tanding, Tara mencoba jujur pada Dika tentang perasaannya selama ini, Dika sama sekali tidak menolak tidak juga menerima, Dika menyimpan sesuatu dan ia tetap meyakinkan Yoga yang terbaik untuk Tara. Tara, Dika, Pras sudah hadir dipertandingan sedangkan Angga datang terakhir membawa seorang perempuan tentunya pacar barunya yang entah ke berapa. Drama pun di mulai, perempuan bernama Dina pun tak lama pergi karena tidak merasa nyaman namun Angga tidak mengejarnya. Pertandingan pun berakhir, Tara menghampiri Yoga membawa sehelai handuk dan air mineral, tentu saja berakhir dengan sorak sorai selain team Yoga menang tapi juga kehadiran Tara yang membuat riuh suasana. Sekolah pun berakhir, Dika mendapat rekomendasi kuliah di Amerika dengan segala prestasinya, tentu orangtua angkatnya sangat senang dan mendukung, ia tak usah susah payah mencari beasiswa karena orangtua angkatnya yang menanggung semuanya. Ada beban tersendiri sebagai anak angkat, ia tak boleh cacat apalagi mengecewakan orangtua angkatnya. Pras sendiri masuk jurusan ilmu pemerintahan universitas Indonesia, Angga memilih mengasingkan diri ke sebuah pondok pesantren, menenangkan diri setelah orangtuanya berpisah. Tentu keputusannya ditentang oleh kedua orangtuanya sehingga mereka tidak mau mengantar Angga untuk ke pesantren dan berakhir diantar oleh bu Nani pengasuhnya sejak kecil, yang mengurusnya hingga saat ini dan juga yang menyarankan untuk memilih pesantren sebagai penenang diri. Yoga dan Tara memilih untuk ke Bandung. Yoga keterima di ITB dengan jalur SNMPTN jurusan teknik sipil sedangkan Tara memilih Hubungan Internasional di Universitas Katolik, Tara merasa dirinya tidak memiliki pilihan ia mengikuti jejak Yoga karena ia satu-satunya yang bisa diharapkan. Perpisahan pun terjadi, bukan hanya perpisahan untuk mengantar Dika yang pergi ke Amerika namun perpisahan tersebut untuk mengantarkan ke jalan masing-masing. Tidak ada yang sanggup untuk berpisah, apalagi jika tidak tahu kapan akan bertemu. Bandung. Yoga membantu Tara bahkan di hari pertamanya di Bandung mulai dari menyarikan kost-kostan hingga dijemput untuk makan saat sahur tiba. Yoga segalanya buat Tara, tidak ada orang lain lagi, walaupun kini Tara lebih memiliki banyak teman ketimbang sebelumnya. Sampai suatu hari Tara memberanikan diri untuk menanyakan siapa perempuan yang sedang dekat dengan Yoga dan Yoga pun menjawab Tara, mereka memiliki hubungan lebih dari biasanya walaupun tidak pernah terlontar kata "pacaran" diantaranya. Tara dan Yoga pun akhirnya lulus bersamaan dengan nilai terbaik. Mereka pun kembali ke Jakarta, Yoga bergabung dengan perusahaan kecil ia menjadi kacung disebuah perusahaan lalu tiga bulan kemudian ia pindah ke sebuah kontraktor cukup ternama, kontrakator satelite dari sebuah BUMN. Gajinya cukup besar, karirnya meningkat tajam, dengan kelihaiannya berkomunikasi membuat atasan pun terkagum-kagum. Sedangkan Tara, ia tak langsung bekerja di kedutaan. Ia harus keluar masuk kantor menjadi seketaris, menjadi tim kreatif karena tahu ia anak dari seorang produser namun tidak berlangsung lama karena Tara tidak menyukai pekerjaanya, dan terakhir ia berhasil mendapat pekerjaan di kedutaan Philipina bagian TKI karena banyaknya TKI dari Indonesia yang ke bekerja Philiphina. Namun dengan kegigihan dan juga kepintarannya Tara lolos masuk tempat kerja impiannya, kedutaan Amerika. Mereka nyaman dengan pekerjaan masing-masing, saling membantu, bahkan mewujudkan impian bersama. Tara dan Yoga memutuskan untuk menikah. Dika tanpa memberitahu siapapun tiba-tiba datang, ia bukan sengaja menemui Tara di Indonesia. Dika dalam catatannya rutin pulang setiap tahunnya, tidak pernah mengabari 4 sehat 5 sempurna, dalam hidupnya ia hanya mau mengabdi pada keluarga angkatnya tidak ada keinginan dari itu. Dika bertemu dengan Tara, Tara bekerja dikedutaan bagian pengurusan visa untuk WNI. Tara lantas saja langsung berbicara tanpa ada rasa kikuk sedikit pun, dan Dika mengajak berbicara saat Tara pulang kerja. Tara menceritakan hubungannya dengan Yoga yang akan berakhir di pelaminan bulan depan, Dika memberinya selamat. Tara mengungkapkan rasa yang selama ini ia rasakan kepada Dika. Dika pun mengungkap alasan mengapa ia tidak memberi kabar dan tidak membalas rasa yang Tara rasakan. Pernikahan mereka pun digelar, dihadiri Pras dengan usianya yang masih muda sudah duduk di kursi DPR RI, dan Angga yang datang layaknya anak pesantren menggunakan baju celana khas pesantren dengan kepala yang ditutupi kopeah. Dika, tentu saja ia tidak datang. Pernikahan mereka baik-baik saja bahkan Yoga dan Tara memiliki 1 orang anak perempuan umurnya 3 tahun. Namun, suatu ketika Yoga mendapat tawaran untuk bekerja mengerjakan proyek dan menetap di Kalimantan Utara, Malinau tepatnya. Yoga sudah biasa untuk datang ke site atau proyek lainnya, namun ini berbeda, ia dipercaya menjadi kepala proyek dan ini adalah pekerjaan impiannya, bukan menjadi kepala proyek tapi membangun jalan di daerah terpencil seperti Kalimantan yang nyaris belum tersentuh. Impian Yoga tidak serta merta ditanggapi baik oleh Tara. Tara dan segenap impiannya yang baru saja terlaksana tidak begitu saja melepaskan, akhirnya Yoga dan Tara memilih untuk memikirkan semua rencana ke depannya, mereka menyadari bahwa tidak saling mencintai, mereka menyadari selama ini hanya saling kesepian. Yoga terlalu membawa Tara lebih jauh menggiring bukan pergi bersama-sama, dan Tara tidak pernah mau melihat Yoga sendiri, kesepian ia merasa harus selalu ada untuk Yoga. Tanpa di sengaja Tara pun ada kerjaan yang mengharuskannya pergi ke kedutaan Amerika di Bali. Yoga pergi ke Malinau untuk survey lokasi tempat ia akan kerja dan juga akan tinggal, dan Tara ke Bali. Yoga sangat menikmati lokasi yang akan ia tempati walau tidak mudah untuk dilalui, ia sangat menyukai pekerjaanya bukan hanya untuk memperkaya diri namun ada yang lebih dari itu, yaitu mengantarkan perjalanan untuk Indonesia lebih baik. Sepulangnya dari pekerjaan masing-masing, bukan hanya bekerja tapi merenung dan mengambil keputusan. Yoga dan Tara memutuskan untuk berpisah secara baik-baik, Yoga pergi ke Malinau tinggal di sebuah desa di tengah hutan tanpa penghuni. Tara pun mengurus anak perempuan mereka, tidak pergi, tidak juga mengejar cinta. Setidaknya untuk jujur pada diri masing-masing lebih baik, walau tidak selalu baik. Yoga dan Tara berhasil saling mengantarkan mimpi dan cita-cita, mereka sahabat dan selamanya akan menjadi sahabat.
Premis
Persahabatan Yoga dan Tara yang akhirnya menikah, namun dalam perjalanannya mereka menyadari tidak saling mencintai dan memutuskan untuk berpisah.
Pengenalan Tokoh
Yoga, Tara, Dika, Angga dan Pras mereka berahabat sejak kelas sepuluh. Persahabatan mereka dimulai saat hari pertama masuk sekolah, mereka sama-sama terlambat datang dan sama-sama di hukum, namun hal tersebut yang membuat mereka menjadi satu. Yoga cowok paling keren satu sekolah, dia kapten tim basket sekolah. Dika aset sekolah dan aset negara, ia kerap kali menang lomba olimpiade bukan hanya mewakili sekolah tapi hingga tingkat nasional yang juga mewakili Indonesia untuk berbagai ajang olimpiade. Pras dia aktif ekstrakulikuler dan organisasi lebih dari 5 organisasi dan ekstrakulikuler ia ikuti, baik disekolah maupun di luar sekolah. Angga, dia paling ganteng sekaligus paling banyak pacarnya ia kerap berganti-ganti pasangan namun ia memiliki keluarga tidak sempurna, ayah dan ibunya setiap hari bertengkar dan Angga pun memilih dekat dengan pengasuhnya. Dan Tara perempuan satu-satunya diantara mereka, yang nyaris gak punya teman perempuan di sekolahnya, kerap di gosipin macam-macam karena kecantikannya dan berteman dengan laki-laki. Mereka bersekolah negeri, sekolah terbaik seantero Jakarta. Seperti sekolah negeri pada umumnya yang menggunakan seragam putih abu. Berbagai kalangan masuk dari anak tukang becak sampai direktur perusahaan, mulai buruh cuci sampai dokter. Begitu pun dengan geng Yoga, mereka bilangnya geng 4 sehat 5 sempurna. 4 laki-laki dengan berbagai macam warna dan 1 perempuan yang menyempurnakan. Tidak ada yang berani untuk membully geng ini, mereka lebih dari keluarga saling melindungi. Yoga sendiri dari keluarga pada umumnya, ayahnya hanya bekerja di perusahaan dengan gaji tetap setiap bulannya dan ibunya hanya ibu rumah tangga pada umumnya. Pras keluarga pedagang, ayahnya punya kios berjualan sayur di sebuah pasar pagi dan ibunya membuka toko kelontong di rumahnya. Angga paling kaya, ayahnya owner sebuah startup sukses bahkan masuk 10 startup terbaik se-Indonesia, kesuksesannya tidak dibarengi dengan keutuhan rumah tangga mereka, perempuan lain berkali-kali datang untuk meminta pertanggungjawaban, dan berkali-kali pula terjadi pertengkaran dengan ibunya yang berprofesi sebagai dokter. Berkali-kali juga ibunya ketawan jalan dengan laki-laki lain. Dika adalah seorang anak yatim piatu dan beruntungnya ia diangkat oleh sebuah keluarga kaya raya yang pada mulanya tidak memiliki anak, namun saat ia berumur 7 tahun ibu angkatnya hamil dan ia pun memiliki adik perempuan, cinta kasih sayang yang diberikan oleh keluarga asuhnya nyaris sempurna. Dan yang terakhir Tara, ia anak kedua dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan, ayah Tara berprofesi sebagai produser sebuah produksi film namun ia sama sekali tidak tertarik masuk ke dalam dunia perfilman berbeda dengan kedua saudaranya yang terjun menjadi model dan penyanyi, Tara mememilih menjadi orang biasa walaupun ia bertalenta. Yoga, Tara dan Dika masuk kelas IPA, sedangkan Angga dan Pras masuk kelas IPS, hanya Tara dan Yoga satu kelas di kelas IPA, sedangkan yang lainnya pisah kelas. Suatu hari Angga bertanya pada seorang bu Mariam, guru bagian kesiswaan yang memegang kendali penuh terhadap para siswa berperan penuh juga dalam menyatukan satu sama lain dalam kelas. Suatu hari di kantin sekolah saat istirahat 4 sehat 5 sempurna selalu berkumpul dari berbagai penjuru kelas. Tara yang biasanya datang bersama Yoga kali ini tidak, ia datang sendiri, Pras, Dika dan Angga pun datang, selalu duduk di bangku yang sama selama tiga tahun ini, tidak ada yang berani untuk mendudukinya sebelum salah satu dari mereka datang. Rupanya hari ini Yoga ada rapat anggota basket, mereka akan tanding hari ini, tanding terakhir untuk Yoga dan terakhir pula ia menjabat sebagai kapten. Yoga mengajak keempat sahabatnya untuk datang, dan mereka menyetujui untuk datang. Persahabatan 4 sehat 5 sempurna tentu saja tidak baik-baik saja, ada bumbu-bumbu percintaan diantaranya. Tara biasanya pergi ke mana pun sama Yoga, namun kali ini Tara bersama Dika. Sedangkan Pras harus ikut rapat osis dan Angga harus pulang dulu. Dalam perjalanan menuju sebuah GOR tempat berlangsungnya Yoga tanding, Tara mencoba jujur pada Dika tentang perasaannya selama ini, Dika sama sekali tidak menolak tidak juga menerima, Dika menyimpan sesuatu dan ia tetap meyakinkan Yoga yang terbaik untuk Tara. Tara, Dika, Pras sudah hadir dipertandingan sedangkan Angga datang terakhir membawa seorang perempuan tentunya pacar barunya yang entah ke berapa. Drama pun di mulai, perempuan bernama Dina pun tak lama pergi karena tidak merasa nyaman namun Angga tidak mengejarnya. Pertandingan pun berakhir, Tara menghampiri Yoga membawa sehelai handuk dan air mineral, tentu saja berakhir dengan sorak sorai selain team Yoga menang tapi juga kehadiran Tara yang membuat riuh suasana. Sekolah pun berakhir, Dika mendapat rekomendasi kuliah di Amerika dengan segala prestasinya, tentu orangtua angkatnya sangat senang dan mendukung, ia tak usah susah payah mencari beasiswa karena orangtua angkatnya yang menanggung semuanya. Ada beban tersendiri sebagai anak angkat, ia tak boleh cacat apalagi mengecewakan orangtua angkatnya. Pras sendiri masuk jurusan ilmu pemerintahan universitas Indonesia, Angga memilih mengasingkan diri ke sebuah pondok pesantren, menenangkan diri setelah orangtuanya berpisah. Tentu keputusannya ditentang oleh kedua orangtuanya sehingga mereka tidak mau mengantar Angga untuk ke pesantren dan berakhir diantar oleh bu Nani pengasuhnya sejak kecil, yang mengurusnya hingga saat ini dan juga yang menyarankan untuk memilih pesantren sebagai penenang diri. Yoga dan Tara memilih untuk ke Bandung. Yoga keterima di ITB dengan jalur SNMPTN jurusan teknik sipil sedangkan Tara memilih Hubungan Internasional di Universitas Katolik, Tara merasa dirinya tidak memiliki pilihan ia mengikuti jejak Yoga karena ia satu-satunya yang bisa diharapkan. Perpisahan pun terjadi, bukan hanya perpisahan untuk mengantar Dika yang pergi ke Amerika namun perpisahan tersebut untuk mengantarkan ke jalan masing-masing. Tidak ada yang sanggup untuk berpisah, apalagi jika tidak tahu kapan akan bertemu. Bandung. Yoga membantu Tara bahkan di hari pertamanya di Bandung mulai dari menyarikan kost-kostan hingga dijemput untuk makan saat sahur tiba. Yoga segalanya buat Tara, tidak ada orang lain lagi, walaupun kini Tara lebih memiliki banyak teman ketimbang sebelumnya. Sampai suatu hari Tara memberanikan diri untuk menanyakan siapa perempuan yang sedang dekat dengan Yoga dan Yoga pun menjawab Tara, mereka memiliki hubungan lebih dari biasanya walaupun tidak pernah terlontar kata "pacaran" diantaranya. Tara dan Yoga pun akhirnya lulus bersamaan dengan nilai terbaik. Mereka pun kembali ke Jakarta, Yoga bergabung dengan perusahaan kecil ia menjadi kacung disebuah perusahaan lalu tiga bulan kemudian ia pindah ke sebuah kontraktor cukup ternama, kontrakator satelite dari sebuah BUMN. Gajinya cukup besar, karirnya meningkat tajam, dengan kelihaiannya berkomunikasi membuat atasan pun terkagum-kagum. Sedangkan Tara, ia tak langsung bekerja di kedutaan. Ia harus keluar masuk kantor menjadi seketaris, menjadi tim kreatif karena tahu ia anak dari seorang produser namun tidak berlangsung lama karena Tara tidak menyukai pekerjaanya, dan terakhir ia berhasil mendapat pekerjaan di kedutaan Philipina bagian TKI karena banyaknya TKI dari Indonesia yang ke bekerja Philiphina. Namun dengan kegigihan dan juga kepintarannya Tara lolos masuk tempat kerja impiannya, kedutaan Amerika. Mereka nyaman dengan pekerjaan masing-masing, saling membantu, bahkan mewujudkan impian bersama. Tara dan Yoga memutuskan untuk menikah. Dika tanpa memberitahu siapapun tiba-tiba datang, ia bukan sengaja menemui Tara di Indonesia. Dika dalam catatannya rutin pulang setiap tahunnya, tidak pernah mengabari 4 sehat 5 sempurna, dalam hidupnya ia hanya mau mengabdi pada keluarga angkatnya tidak ada keinginan dari itu. Dika bertemu dengan Tara, Tara bekerja dikedutaan bagian pengurusan visa untuk WNI. Tara lantas saja langsung berbicara tanpa ada rasa kikuk sedikit pun, dan Dika mengajak berbicara saat Tara pulang kerja. Tara menceritakan hubungannya dengan Yoga yang akan berakhir di pelaminan bulan depan, Dika memberinya selamat. Tara mengungkapkan rasa yang selama ini ia rasakan kepada Dika. Dika pun mengungkap alasan mengapa ia tidak memberi kabar dan tidak membalas rasa yang Tara rasakan. Pernikahan mereka pun digelar, dihadiri Pras dengan usianya yang masih muda sudah duduk di kursi DPR RI, dan Angga yang datang layaknya anak pesantren menggunakan baju celana khas pesantren dengan kepala yang ditutupi kopeah. Dika, tentu saja ia tidak datang. Pernikahan mereka baik-baik saja bahkan Yoga dan Tara memiliki 1 orang anak perempuan umurnya 3 tahun. Namun, suatu ketika Yoga mendapat tawaran untuk bekerja mengerjakan proyek dan menetap di Kalimantan Utara, Malinau tepatnya. Yoga sudah biasa untuk datang ke site atau proyek lainnya, namun ini berbeda, ia dipercaya menjadi kepala proyek dan ini adalah pekerjaan impiannya, bukan menjadi kepala proyek tapi membangun jalan di daerah terpencil seperti Kalimantan yang nyaris belum tersentuh. Impian Yoga tidak serta merta ditanggapi baik oleh Tara. Tara dan segenap impiannya yang baru saja terlaksana tidak begitu saja melepaskan, akhirnya Yoga dan Tara memilih untuk memikirkan semua rencana ke depannya, mereka menyadari bahwa tidak saling mencintai, mereka menyadari selama ini hanya saling kesepian. Yoga terlalu membawa Tara lebih jauh menggiring bukan pergi bersama-sama, dan Tara tidak pernah mau melihat Yoga sendiri, kesepian ia merasa harus selalu ada untuk Yoga. Tanpa di sengaja Tara pun ada kerjaan yang mengharuskannya pergi ke kedutaan Amerika di Bali. Yoga pergi ke Malinau untuk survey lokasi tempat ia akan kerja dan juga akan tinggal, dan Tara ke Bali. Yoga sangat menikmati lokasi yang akan ia tempati walau tidak mudah untuk dilalui, ia sangat menyukai pekerjaanya bukan hanya untuk memperkaya diri namun ada yang lebih dari itu, yaitu mengantarkan perjalanan untuk Indonesia lebih baik. Sepulangnya dari pekerjaan masing-masing, bukan hanya bekerja tapi merenung dan mengambil keputusan. Yoga dan Tara memutuskan untuk berpisah secara baik-baik, Yoga pergi ke Malinau tinggal di sebuah desa di tengah hutan tanpa penghuni. Tara pun mengurus anak perempuan mereka, tidak pergi, tidak juga mengejar cinta. Setidaknya untuk jujur pada diri masing-masing lebih baik, walau tidak selalu baik. Yoga dan Tara berhasil saling mengantarkan mimpi dan cita-cita, mereka sahabat dan selamanya akan menjadi sahabat.