Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. CAFE AMBROSIA — PAGI
BARA dan AMELIA duduk di meja di tengah Cafe Ambrosia. Mereka berdua terlihat khidmat menyantap sarapan sambil sesekali berbasa-basi.
Beberapa meja-meja yang bersebelahan langsung dengan Bara dan AMELIA terisi oleh orang-orang berpasangan. Meja-meja lain terlihat kosong, kecuali satu meja yang tepat berada di sebelah jendela dan satu meja di sudut terjauh ruang cafe. Kedua meja itu hanya ditempati satu orang.
Bara mengambil cangkir teh sambil mendengarkan Amelia yang sedang berbincang-bincang ringan. Saat menyeruput teh panas dengan sangat pelan, mata Bara menjelajah sekitarnya dengan cepat.
Ia memandangi wajah pasangan orang di meja terdekatnya. Wajah pasangan orang di dekatnya terlalu sayu dan mengantuk walaupun senyum masih terpasang tak berubah. Alis Bara menyimpul bingung.
Bara lalu melihat orang-orang yang sendiri di meja masing-masing. Di mata Bara mereka terlihat lebih tenang, lebih damai. Mereka santai menikmati suasana di sekitarnya, dapat menyadari dan seakan menghidupi apa yang mata mereka sedang amati.
Bara lalu memfokuskan pandanganya ke Amelia. Ia memperhatikan wajahnya lekat-lekat. Alisnya masih menyimpul. Perasaannya bingung, campur aduk?
AMELIA
Amelia memecah alur berpikir Bara.
BARA
(tersenyum bohong, mengangguk)
Amelia
Bara dan Amelia kemudian menyeruput habis minuman masing-masing bersamaan dan menaruhnya bersamaan. Gema cangkir mereka berdenting singkat. TING
J CUT TO:
EXT. ALUN-ALUN — SIANG
Kring-kring. Bunyi bel sepeda yang berlalu lalang dapat terdengar. BARA dan AMELIA berjalan-jalan santai di alun-alun. Lagi-lagi Amelia menggunakan pakaian dengan motif bunga-bunga. Mereka mendekati area tugu alun-alun.
AMELIA
(mengetuk-ngetuk bahu Bara lalu menunjuk tugu)
BARA
(melihat tugu seakan teringat sesuatu, lalu menoleh ke Amelia)
Amelia lalu berlari-lari kecil sambil menarik pelan lengan baju Bara yang panjang. Bara membiarkan saja dirinya ditarik.
Amelia berdiri di depan tugu, mencoba-coba pose, ekspresinya seperti sedang berpikir, ia tidak melihat Bara. Bara sudah bersiap-siap di dekat bola semen. Bara mengangkat kamera ke depan wajahnya.
BARA
Alis Bara menyimpul, ia merasa familiar dengan kalimat yang baru ia ucapkan, namun ia tidak dapat ingat dengan pasti.
AMELIA
Bara mulai melihat melalui viewfinder kamera. Amelia sudah menentukan posenya. Ia berdiri menghadap Bara, wajahnya menoleh agak miring, senyumnya lebar memperlihatkan deretan gigi manis ditujukan untuk Bara. Satu tangannya diposisikan depan wajah, punggung tangan menghadap keluar semua jari rapat kecuali jari telunjuk yang berpisah dari jari tengah membentuk gunting, tangan Amelia menutupi sebagian wajahnya, menyisakan dahi, sebelah mata dan alis, dan senyumnya yang merekah sebagai fokus utama.
Lagi-lagi Bara merasa deja vu, namun ia belum yakin kenapa. Cekrek. Flash menyelimuti Amelia. Saat Bara dapat melihat lagi, Amelia sudah tidak berpose tapi senyumnya masih merekah.
AMELIA
(mendekati Bara, dan mengambil kamera dari Bara)
Bara dan Amelia bertukar posisi. Bara terlihat bingung harus berpose apa.
AMELIA
Bara melihat ke arah Amelia sedikit terkejut, namun ia langsung tersenyum menyukai saran Amelia. Bara langsung berpose agak menyamping, bahu kanan dan wajah menghadap Amelia. Bara menundukkan kepalanya dengan mata tertutup, ia menempelkan telapak tangan ke muka seakan menopang, menutup sisi kiri wajahnya, ibu jarinya berada di bawah bibir. Pose Bara meningkatkan fokus ke area dahi, mata kanan, hidung, dan mulutnya, identik dengan pose Amelia tadi.
Bara mengangguk. Amelia mengeluarkan cekikikan kecil, merasa lucu melihat Bara. Cekrek. Bara langsung membuyarkan posenya dan tertawa, Amelia lanjut ikut tertawa bersama Bara.
AMELIA
Amelia lalu mendekati orang yang berjalan dekat mereka, meminta tolong untuk difoto, dan memberikan smartphone-nya ke orang tersebut. Bara memperhatikan Amelia dari tugu tanpa ekspresi jelas. Amelia lalu beranjak kembali dan berdiri di samping Bara untuk berfoto bersama. Cekrek.