Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Langit Putih Awan Biru
Suka
Favorit
Bagikan
7. Pertolongan

1  INT. DALAM MOBIL – MALAM

Seorang Bapak – bapak tua sedang mengendarai mobil bak sambil bersiul – siul, dan dia tidak sengaja melihat dua orang lelaki dan wanita tergeletak di pinggir jalan.

 

Bapak Tua

Wah orang mabok apa ya itu?

(sambil melihat kesamping jendela mobil)

 

Cut To :

 

 

2  EXT. PINGGIR JALAN – SEPI - MALAM

Mobil pun berhenti dan Bapak tua itu turun dari mobil untuk memastikan, dia perlahan mendekati kedua orang tersebut, dan ternyata orang itu adalah Adi dan Rima yang kelelahan.

 

Bapak Tua

Waduh, hei bangun, bangun, jangan tidur disini, bahaya.

(sambil menepuk pundak Adi dan Rima)

 

Adi perlahan membuka mata dan terbangun, dia sedikit terkejut karena tiba – tiba ada seorang bapak tua di hadapanya.

 

Adi

Bapak siapa?

(dengan terkejut)

 

Bapak Tua

Saya habis antar barang dan lewat sini, tiba – tiba saya lihat kalian tergeletak disini, kenapa kalian bisa disini?

 

Mendengar perbincangan mereka berdua, Rima pun perlahan terbangun.

 

Bapak Tua

Lebih baik kalian kerumah saya saja, ini sudah sangat malam, bahkan sudah hampir pagi, sudah pukul 12.00 malam loh sekarang.

 

Adi dan Rima saling menatap, mereka sedikit ragu tetapi memang sangat butuh tempat istirahat untuk hari ini. Mereka berdua pun setuju untuk istirahat dirumah bapak tua tersebut, Adi dan Rima masuk kedalam mobil bak bapak tua tersebut.

 

Cut To :

 

3  INT. DALAM MOBIL - MALAM

Dengan kondisi mobil yang cukup sempit, mereka bertiga duduk agak rapat, Bapak Tua duduk di sebelah kanan mobil sambil mengendarai dan sebelahnya Rima lalu pojok kiri Adi. Mobil pun jalan dan berangkat menuju ke rumah Bapak tua tersebut.

 

Bapak Tua

Kenapa kalian bisa seperti ini? Tidur dijalan, dan kenapa tangan kamu?

(sambil mengendarai mobil dan melihat kearah Rima)

 

Rima

Panjang ceritanya pak.

(jawab Rima dengan datar)

 

 

Adi

Kita sedang dikejar – kejar orang tak dikenal pak?

 

Bapak Tua

Orang tak dikenal? Bagaimana dia bisa ngejar kalian kalau kalian ga kenal?

 

Rima

Saya juga tidak tahu pak, yang jelas dia ngejar dan bahkan melukai tangan saya ini.

 

Bapak Tua

Oh itu luka karena orang itu? Serem juga ya.

 

Sepanjang perjalanan Adi terus memperhatikan gelagat Bapak Tua itu yang terlihat mencurigakan, karena dia terus menerus melihat dan memperhatikan tubuh Rima dari atas sampai bawah, tetapi Rima sendiri tidak menyadarinya.

 

Cut To :

 

4  EXT. DEPAN RUMAH BAPAK TUA - MALAM

Mobil berhenti di depan sebuah rumah.

 

Bapak Tua

Kita sudah sampai, ayok turun dan masuk kerumah saya.

 

Bapak tua itu turun dari mobil, Adi dan Rima pun ikut turun dari mobil. Bapak tua itu membuka pintu rumahnya dan masuk sambil mengajak Adi dan Rima masuk juga kedalam Rumahnya, dan mereka bertiga pun masuk kedalam rumah.

 

 

Cut To :

 

5  INT. DALAM RUMAH BAPAK TUA – RUANG TAMU - MALAM

Adi, Rima dan Bapak tua itu masuk kedalam rumah, kemudian Bapak tua itu mengunci pintu rumahnya.

 

Bapak Tua

Kalian pasti lapar kan? Tunggu disini sebentar, saya siapkan dulu makanan untuk kalian.

(sambil berjalan kearah dapur)

 

Bapak tua itu berjalan kearah dapur dan menyiapkan makanan, sedangkan Adi dan Rima menunggu diruang tamu.

 

Adi

Kamu sadar ga kalo bapak itu terus liatin kamu dari tadi?

(sambil berbisik)

 

Rima

Ngeliatin aku terus? Kenapa? Mungkin liat tangan aku yang di perban ini.

(sambil berbisik)

 

Adi

Aku ga tau, tapi aku sedikit curiga sama bapak itu.

(sambil berbisik)

 

Rima

Kenapa kamu harus curiga? Sepertinya dia orang baik.

(sambil berbisik)

 

Tidak lama kemudian Bapak tua itu datang lalu mengajak Adi dan Rima untuk makan.

 

Bapak Tua

Ayo makan, makananya sudah siap.

(sambil mengajak kearah meja makan)

 

Adi dan Rima berjalan kearah meja makan untuk makan bersama.

 

Cut To :

 

6  INT. DALAM RUMAH BAPAK TUA – RUANG MAKAN - MALAM

Bapak tua itu mengajak Adi dan Rima duduk dan menyantap makanan yang sudah dia siapkan.

 

Bapak Tua

Ayo, silahkan.

 

Bapak tua itu mengambilkan nasi untuk Adi dan Rima, dan beberapa lauk yang dia siapkan.

 

Bapak Tua

Segini cukup?.

(bertanya kepada Adi)

 

Adi

Cukup Pak, terima kasih.

 

Bapak Tua

Kamu cukup segini?

(bertanya kepada Rima)

 

Rima

Cukup Pak, terima kasih.

 

Mereka bertiga makan bersama, Adi dan Rima terkejut ternyata makanan yang disiapkan Bapak tua itu sangat enak.

Rima

Ini enak banget, Bapak masak sendiri?

 

Bapak Tua

Iya, disini saya hidup sendiri, jadi saya harus bisa masak sendiri, hahaha.

(sambil tertawa)

 

Adi

Hebat bapak, bisa masak seenak ini.

 

Bapak Tua

Terima kasih, ayo dihabiskan makananya.

 

Sambil makan Adi memperhatikan Bapak tua itu, dan lagi – lagi dia terus memperhatikan tubuh Rima dari atas sampai bawah, hal ini membuat Adi sangat curiga, sepertinya kebaikan dia ada maksud tertentu.

 

Makanan telah habis, mereka bertiga kenyang dan bersantai di meja makan sambil minum teh yang telah disiapkan Bapak tua itu.

 

Bapak Tua

Saya sampai lupa, siapa nama kalian?

(sambil minum teh)

 

Rima

Saya Rima.

 

Adi

Saya Adi, bapak siapa?

 

Bapak Tua

Panggil aja saya pak Iwan.

 

Nama Bapak Tua tersebut adalah Iwan.

 

Adi

Bapak tinggal sendirian disini?

 

Pak Iwan

Iya, saya sudah lama cerai dengan istri saya, dan anak perempuan saya dibawa sama dia, yang lebih parahnya lagi, saya dilarang menemui anak saya sendiri.

 

Adi

Oh maaf Pak.

 

Pak Iwan

Gapapa Adi.

Rima

Sampai sekarang bapak belum pernah ketemu lagi dengan anak bapak?

 

Pak Iwan

Iya, sudah hampir 10 tahun, anak saya sudah jadi remaja yang cantik pasti sekarang.

 

Adi

Bapak sudah pernah coba ke tempat istri bapak?

 

Pak Iwan

Sudah beberapa kali dulu saya coba, tetapi malah saya dipukuli sama mantan mertua saya, dia kepala preman disana, dan dia sangat membenci saya karena tidak mensejahterakan anaknya, istri saya juga terpengaruh kata – kata bapaknya. Jadi setelah beberapa kali saya kesana dengan tangan hampa, yasudah saya menyerah.

 

Rima

Sabar ya Pak, mungkin suatu saat nanti bapak bisa bertemu dengan anak bapak.

 

Pak Iwan

Mungkin anak saya sudah seumuran kamu dan cantik seperti kamu.

 

Rima

Memang berapa usia anak bapak saat ini?

 

Pak Iwan

Ya, saat ini sudah sekitar 20 tahun lah, kalian sudah mau tidur?, saya sudah cukup ngantuk.

 

Adi

Silahkan Bapak tidur duluan saja.

 

Pak Iwan

Baiklah, nanti kamu Adi tidur di kamar saya saja, dan kamu Rima di kamar yang satu lagi, ada di sebelah sana. Biar saya tidur di sofa depan.

 

Adi

Saya aja yang di sofa depan pak, biar bapak di kamar saja.

 

Pak Iwan

Sudah, tidak apa – apa, kamu nanti langsung ke kamar saya aja.

 

Pak Iwan menuju ke sofa di ruang tamu, dan akan tidur dengan sarung sebagai selimutnya.

Rima

Bener kan, dia itu orang baik, kamu ga boleh curiga gitu, yaudah aku juga mau tidur kayaknya.

 

Rima berjalan menuju kamar yang disiapkan Pak Iwan, dan Adi menuju ke kamar Pak Iwan.

 

 

Cut To :

 

7  INT. DALAM RUMAH BAPAK TUA – KAMAR PAK IWAN – MALAM

Adi masuk kedalam kamar Pak Iwan, hari sudah cukup malam, dan memang sudah saatnya untuk beristirahat. Adi tidur diatas kasur Pak Iwan yang cukup nyaman, dan lama kelamaan dia tertidur, dan bermimpi sesuatu yang berhubungan dengan keluarganya.

 

 

Cut To :

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar