Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1 INT. RUMAH – RUANG TAMU – SIANG
Flashback (1 Tahun Lalu)
Desti yang selama ini sudah berpacaran dengan seseorang, tapi dia masih merahasiakan pacarnya tersebut dari Ayah, Ibu dan Adi. Hal tersebut dia lakukan karena memang Ayah Adi dan Desti tidak setuju bila anaknya berpacaran, Ayah takut terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Apalagi Desti yang usia nya masih cukup muda, usia Desti 5 tahun dibawah Adi, jarak usia mereka memang cukup jauh. Usia Desti yang masih cukup muda sangat mudah terpengaruh hal – hal negative, itu lah kenapa Ayah tidak setuju bila anak – anaknya berpacaran, terutama Desti. Tetapi Adi sudah berani memperkenalkan Sarah kepada Ayah dan Ibu nya, sebelum Sarah meninggal dunia, Adi pernah memperkenalkan semua anggota keluarganya kepada Sarah dan memperknelkan Sarah kepada semua anggota keluarganya, namun takdir berkata lain. Desti bekerja sebagai kasir di salah satu Mini Market, dia anak yang cukup gigih, tidak mau merepotkan Ayah dan Ibunya. Ayah adalah seorang pensiunan dan Ibu seorang Ibu rumah tangga, Ayah dan Ibu memang telat menikah, sehingga di usia pensiunan Desti masih kuliah. Desti memutuskan untuk bekerja sambil kuliah, karena tidak mau merepotkan Ayah dan Ibunya untuk membiayai kuliahnya, sedangkan Adi membantu untuk kebutuhan rumah, makan dan lainnya. Dan suatu waktu Desti meminta Ayah, Ibu dan Adi berkumpul di rumah karena dia ingin membicarakan sesuatu.
Desti
Ayah, Ibu, Kak Adi. Aku mau menikah.
(berbicara dengan sedikit malu)
Semua terkejut mendangarnya, terutama Adi, dia sangat kaget karena tiba – tiba saja Desti ingin menikah.
Ayah
Kamu sudah ada calon nak?
Ibu
Iya, kamu mau menikah sama siapa? Terus kuliah kamu gimana?
Desti
Ada kok yah, bu, besok dia mau datang kesini.
Adi
Lo ngapain sih buru – buru, lo masih bocah tau ga?, kuliah dulu beresin.
Desti
Ye…, emang kenapa sih?
Ayah
Siapa calon kamu itu?
Desti
Namanya Hendri yah, bu, dia kerja di bengkel dan sambil narik taksi online, dia serius sama Desti, dank an Ayah sama ibu ga suka kalo aku pacaran, ya mending aku nikah.
Ibu
Apa kamu sudah yakin?, orangnya baik ga? Terus nanti kuliah kamu gimana?
Desti
Aku yakin bu, dia orangnya baik kok bu, terus kalo kuliah aku tetep jalan bu, lagian aku udah dijanjiin di tempat kerja kok bu, kalo aku lulus kuliah aku bisa tes kenaikan supervisor di toko.
Adi
Eh Des, nikah itu ga main – main, sekali seumur hidup, terus calon lo cuma kerja bengkel sama taksi online, emang cukup buat ngebiayain lo?
Desti
Ya kalo udah nikah ya kita sama – sama kali, kan aku kerja juga.
Ayah
Yaudah kalo kamu yakin, besok dia mau kesini kan?
Desti
Iya yah, tapi usia nya 8 tahun diatas aku hehe, gapapa ya kan…, cinta kan tidak memandang usia hehe.
(sambil tertawa)
Adi
Wah parah, lebih tua dari gw dong.
(Adi terkejut)
Ayah
Usia tidak masalah, asalkan dia baik dan bertanggungjawab.
Desti
Betul yah.
(Desti tersenyum)
Ibu
Adi kamu gapapa kalo Desti nikah duluan?
Adi
Gapap kok bu.
(Adi sedikit teringat Sarah)
Ayah, Ibu dan Desti tau kalo Adi jadi teringat dengan Sarah, Mereka pun memeluk dan menenangkan Adi.
Cut To :
2 INT. RUMAH – RUANG TAMU – PAGI
Keesokan harinya di pagi hari, Seseorang datang kerumah. Seseorang itu adalah calonnya Desti yaitu Hendri, dia ingin memperkenalkan dirinya kepada keluarga Desti.
Hendri
Asalamualaikum.
(mengetuk pintu rumah)
Ibu yang mendengar suara Hendri langsung membuka pintu rumah.
Ibu
Waalaikumsalam.
(sambil membuka pintu)
Hendri
Bu, saya Hendri, temanya Desti.
(sambil mencium tangan Ibu)
Ibu
Oh iya, silahkan masuk.
Hendri masuk kedalam rumah dan duduk di sofa, lalu Ibu memanggil Ayah, Adi dan Desti. Semua menuju ruang tamu dan Ibu menaruh beberapa makanan di meja tamu, seketika Adi terkejut. Karena ternyata Hendri adalah sopir taksi online yang di tumpangi Sarah sebelum meninggal dunia, Hendri adalah sopir taksi online yang mobilnya di curi saat itu. Adi menjadi semakin teringat dengan Sarah, dan Hendri pun juga menyadarinya, dia ingat kalo Adi adalah pacar dari penumpangnya saat itu. Hingga suasana menjadi canggung antara Adi dan Hendri.
Ibu
Silahkan di cicipi makananya nak Hendri.
Hendri
Iya Bu, terima kasih.
Hendri pun menyampaikan maksud kedatanganya untuk berencana menikahi Desti, dan bila di restui oleh Ayah dan Ibu Desti, dia akan membawa keluarganya untuk melamar. Ayah dan Ibu setuju dan merestui mereka, karena memang dari sikap Hendri yang baik, sopan dan santun, walaupun usianya jauh diatas Desti tetapi itu bukan masalah. Namun Adi masih belum bisa menerima Hendri, karena setiap melihat Hendri dia selalu terbayang Sarah dan Adi merasa Hendri adalah salah satu orang yang menyebabkan meninggalnya Sarah.
Cut To :
3 INT. DALAM GEDUNG PERNIKAHAN – PAGI
Tiba lah saatnya hari pernikahan Desti dan Hendri, Ayah dan Ibu, orang tua Hendri serta Hendri dan Desti, Semua keluarga, kerabat dan sahabat hadir di hari bahagia ini. Tetapi tidak dengan Adi, dalam hati Adi masih tidak suka melihat Hendri, karna selalu ada bayang – bayang Sarah.
Cut To :
4 INT. RUMAH – SORE
Pernikahan Hendri dan Desti berjalan dengan lancar, Ayah dan Ibu meminta Hendri dan Desti untuk tinggal dirumah saja, karena lebih baik mereka menabung untuk membeli rumah nanti daripada mengontrak. Dan sekarang Hendri dan Desti tinggal dirumah tepatnya di kamar Desti. Hal tersebut membuat Adi semakin tidak suka dirumah, karena adanya Hendri dirumahnya. Apalagi karena Hendri sudah menjual mobilnya untuk biaya pernikahan, kini Hendri meminjam mobil Ayah untuk taksi online. Ayah dan Ibu tidak masalah, karena memang mobil sudah jarang dipakai, dan sering dirumah. Lebih baik digunakan Hendri agar terawatt dan tidak karatan dirumah. Tetapi Adi menjadi semakin tidak suka dengan Hendri, Adi menganggap Hendri sebagai parasite yang ada dirumahnya. Hingga beberapa kali terjadi pertikaian kecil antara Adi dan Hendri, Hendri pun pernah berniat untuk mencari kontrakan dan tidak tinggal disana, bahkan berniat untuk membeli motor dan beralih profesi menjadi ojek online. Hal tersebut karena seringnya ada selisih paham antara Adi dan Hendri, namun Ayah dan Ibu serta istrinya Desti tidak setuju, lebih baik tinggal dirumah, akan lebih irit dan juga rumah menjadi ramai. Karena Ibu tidak ingin Desti pisah dengan dia. Hendri pun memahami Ibu, dia mencoba bertahan dirumah itu dan bersabar menghadapi Adi yang tidak pernah menerima keberadaannya, Hendri juga selalu ditenangkan oleh Desti apabila ada pertikaian dengan Adi.
Cut To :
5 INT. RUMAH – KAMAR ADI – MALAM
Suatu waktu Desti marah kepada kakanya Adi, karena selalu menggangap Hendri salah satu penyebab meninggalnya Sarah. Desti menghampiri Adi yang ada di kamar dengan sedikit emosi kepada kakaknya.
Desti
Kak, kenapa Kak Adi selalu menyangkutpautkan Mas Hendri dengan peristiwa meninggalnya Sarah, Mas Hendri tuh bukan penjahat yang udah bunuh Kak Sarah, dia juga korban di peristiwa itu, mobilnya dicuri Kak.
(sambil membuka pintu kamar Adi)
Adi
Bisa ga ketok dulu, bikin kaget aja, Gini ya Des, justru dia penyebab awalnya, andai aja kalo dia tidak teledor, harusnya waktu dia ke Minimarket dia ga ninggalin Sarah, dan harusnya dia parkir di parkiran Minimarket bukan di pinggir jalan.
Desti
Ya terus maunya Kak Adi gimana?, minta Hendri buat hidupin lagi Kak Sarah? Hah?
(Desti mulai emosi dan sedikit tersedu – sedu menangis)
Adi
Pokonya gw ga mau liat Hendri disini, bayangan Sarah selalu muncul kalo gw liat Hendri.
Desti
Kak, yang udah terjadi itu ya udah, kita ga bisa terus menyalahkan orang, harusnya Kak Adi bisa mencari kesibukan atau mencari pengganti Kak Sarah, bukan terus merenung dan ga move on gini.
Adi
Lo fikir gampang ngelupain orang yang lo sayang?
(Adi mulai emosi)
Desti
Ya aku paham Kak, tapi gimana lagi? Tuhan punya rencana Kak, tererah Kak Adi lah.
Desti yang sangat emosi dan menangis pergi meninggalkan kamar Adi. Adi hanya terdiam dan menutup kembali pintu kamarnya.
Fade Out :
6 INT. RUMAH – RUANG TAMU – MALAM
Kembali ke Adi yang sedang bersama Rima dirumah, Rima yang sudah tertidur di sofa dan Adi masih terjaga. Tiba – tiba Adi mendengar suara langkah dari luar rumahnya, Adi terdiam dan membangunkan Rima dengan suara pelan dan perlahan.
Adi
Mbak… mbak…
(Adi membangunkan Rima)
Rima
Kenapa?
(terbangun dari tidur dan suara yang lumayan keras)
Adi
Ssssttt…, Saya dengar suara langkah kaki dari luar.
(dengan suara pelan)
Rima
Hah? Jangan – jangan orang misterius itu?
(Rima langsung duduk)
Adi
Kamu tunggu sini, aku coba cek keluar.
(Adi berjalan dengan pelan – pelan kearah pintu rumah)
Rima
Hati – hati.
(dengan suara pelan)
Adi mengintip dari jendela dan tidak melihat apa – apa, lalu dia coba membuka pintu, melihat sekitar, dan memang tidak ada apapun. Adi berbalik kearah Rima, dan memberi isyarat tidak ada siapapun. Saat Adi berbalik arah kembali ke pintu dan hendak menutup pintu, ternyata ada seseorang berjubah hitam di belakangnya. Adi terkejut dan langsung menutup pintu, tetapi pintu di tahan oleh seseorang berjubah hitam tersebut.
Rima inisiatif membantu Adi untuk menutup pintu, mereka berdua mendorong pintu dengan sekuat tenaga hingga akhirnya pintu dapat tertutup rapat dan Adi langsung mengunci pintu rumahnya. Seseorang berjubah hitam tersebut sudah pergi, sudah tidak terlihat lagi saat Adi kembali mengintip jendela rumah. Mereka berdua mencar benda – benda yang bisa dipakai untuk melindungi diri mereka, dengan rasa panic mereka berjaga – jaga, dan menghambat pintu rumah dengan benda – benda berat, agar tidak mudah di dobrak oleh seseorang berjubah hitam tersebut.
Adi
Gimana dia bisa tau kalo kamu disini?
Rima
Aku ga tau.
Tiba – tiba suara kektukan pintu yang cukup keras dari luar, lama – lama semakin keras hingga akhirnya pintu rumah Adi terbuka, namun masih tertahan karena ada benda – benda berat seperti lemari, sofa dan lainnya yang menghambat pintu. Seseorang berjubah hitam tersebut tidak menyerah, dia terus berusaha untuk masuk kedalam, Adi dan Rima berusaha menahanya sekuat tenaga. Namun lama – kelamaan tenaga mereka habis dan akhirnya pintu dapat terbuka, Adi terpental karena dobrakan pintu dari seseorang berjubah hitam tersebut, dia tergeletak dan kesakitan. Begitu pun dengan Rima yang juga terpental dan pingsan, seseorang berjubah hitam tersebut mendekati Rima dan hendak mengangkatnya untuk dibawa, namun Adi yang sudah bisa berdiri mengangkat kursi kayu dan memukul seseorang berjubah hitam tersebut hingga pingsan. Adi segera membangunkan Rima agar bisa segera kabur.
Adi
Mbak… mbak… ayo cepet bangun.
(sambil memukul pipi Rima pelan – pelan)
Rima membuka mata perlahan dan berdiri pelan – pelan, lalu di tuntun oleh Adi keluar rumah. Mereka berdua berhasil kabur dari seseorang berjubah hitam tersebut.
Cut To :