Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Akan terbagi menjadi tiga bagian, Lena mencari guna-guna di dalam rumah, Ijat mencari di gudang Kinanthi, Irfan mencari di kebun melati
BAGIAN 1
43.INT. JOGJA - RUMAH BU SABAR — NEXT DAY
Lena membuka laci, lemari, bawah pot, bawah meja, dan semua tempat yang tertutup. Dia mengeluarkan semua benda-benda yang ada di dalam lemari. Menyapu lantai, mengais pot bunga, dan menyemprot pojokan dengan air.
Adegan ini berulang dan terlihat cepat.
Lena tidak menemukan apapun.
CUT TO:
BAGIAN 2
44.EXT. JOGJA - KEBUN MELATI KINANTHI — CONTINUOUS
Irfan mencari sesuatu yang ganjal di kebun yang luas ini. Dia mencoba menyentuh-nyentuhkan kakinya ke tanah barangkali ia bisa menemukan lubang atau gundukan atau seusatu yang membuatnya curiga. Ternyata tidak ada.
Irfan melihat sekeliling dengan tongkat yang ia bawa. Ia mencolek daun-daun melati dengan tongkat. Nihil.
Irfan tidak menemukan apapun.
CUT TO:
BAGIAN 3
45.INT. JOGJA - GUDANG KINANTHI — CONTINUOUS
Ijat membuka semua pintu dan jendela di gudang Kinanthi. Ia menyapu halaman, lalu membongkar satu persatu wadah yang ada di sana. Ia turunkan semua kotak es, ia mengecek kulkas, pojok-pojok, dan tempat mencuci bunga.
Ijat masuk ke kantor Kinanthi, ia menurunkan semua buku-buku, membuka semua laci, semua rak. Ia melihat tiap sudut dengan teliti.
Ijat keluar kantor menuju gudang. Ia melihat tampah besar di ujung dekat kulkas yang belum ia periksa. Ia buka perlahan. Tidak ada apa-apa.
Tanpa sengaja, kakinya menginjak sesuatu yang mirip seperti gundukan. Ijat mencari sekop/sejenisnya untuk membuka gundukan ini. Ijat pelan-pelan membongkar gundukan ini. Setelah dibuka ternyata ada bungkusan kain putih yang cukup besar. Ijat terkejut.
Ijat melihat sekeliling tidak ada siapa-siapa. Ada hembusan angin yang tiba-tiba membuatnya merinding. Ijat membawa bungkusan kain putih ini ke teras rumah.
CUT TO:
46.EXT. JOGJA - TERAS RUMAH BU SABAR — CONTINUOUS
Terlihat Ijat, Lena, dan Irfan sedang membentuk meja bundar. Pembicaraan mereka nampak serius dan tegang. Ijat dengan berani membuka bungkusan kain putih yang ia temukan. Dia membuka pelan dan di dalamnya ada banyak rambut panjang, bunga mawar, melati yang sudah busuk, tulisan dari kertas dalam bahasa jawa kuno, dan foto ibu yang ditempel di boneka dari jerami.
Mereka bertiga kembali membungkus dan berdoa bersama-sama.
Ijat mengeluarkan korek api dari kantongnya. Mereka turun dari teras menuju halaman. Irfan membakar bungkusan kain putih itu.
Mereka bertiga sama-sama melihat 'bungkus kiriman' itu terbakar dilahap api.
Lena kembali tersenyum. Ijat memeluk Lena, Irfan memeluk Ijat, ketiganya berpelukan.
CUT TO:
47.EXT. JOGJA - KEBUN MELATI KINANTHI — TWO DAYS LATER
Ibu duduk di teras pendopo sambil menghisap cerutunya. Semakin dihisap dan semakin habis. Ibu menatap kebun melati yang luas dengan bunga yang sedang mekar. Hatinya senang dan penuh.
Ijat muncul di antara bunga melati tiba-tiba mengayunkan tangan dan menyapa ibunya. Ijat terlihat sedang memetik bunga melati.
Lena terlihat di kebun melati tepat di depan ibunya, ia memetik dan memasukkannya ke dalam kantong. Terlihat Lena sudah mengisi setengah penuh kantong yang hampir setinggi dirinya. Suasana kebun yang asri, damai, dengan kicau burung.
Dari kejauhan terdengar suara mobil. Ibu berdiri dan melihat siapa yang datang. Ibu berjalan ke luar kebun. Ternyata Budhe.
Ekspresi ibu berubah dari senyum menjadi kesal, tapi harus tetap tersenyum untuk menutupi apa yang sudah ibu ketahui.
Lena membawa sekantong melati dan ikut nimbrung pembicaraan ini.
Budhe terlihat kesal dan mulutnya komat-kamit. Budhe meninggalkan percakapan ini dan berjalan ke arah gudang Kinanthi.
Lena mengatur napasnya, ia merasa lelah membuang energinya untuk bicara dengan budhe yang tidak paham keinginan Lena dan selalu merendahkannya.
Lena melihat Budhe sudah masuk ke gudang Kinanthi. Lena memberikan kode ke Ijat untuk menyusul ke sana.
CUT TO:
48.INT. JOGJA - KANTOR KINANTHI — CONTINUOUS
Paklik duduk di kursi kantor dan menulis sesuatu di komputer. Terdengar suara orang mengetuk pintu, Budhe.
Budhe berjalan tergesa, ekspresinya marah dan segera bicara dengan Paklik.
Dengan percaya diri Paklik membuka peta kebun melati itu dan membuka kotak di dinding. Ia memberikan ke Budhe. Budhe yang serakah dan mau menangnya sendiri langsung membuka itu di lantai.
Tangan bude membuka kotak itu. Ternyata kosong. Wajah Budhe kecewa bercampur marah. Emosinya campur aduk.
Budhe berteriak marah.
Budhe menunjukkan kotak yang kosong. Budhe merasa ditipu sama Paklik. Ketegangan terjadi di antara mereka berdua. Budhe mendekat ke Paklik, matanya penuh dendam dan amarah.
Dari arah samping meja Paklik, ada lorong yang menembus kulkas penyimpanan melati pengantin. Irfan keluar dari sana bersama tiga orang teman polisinya. Di luar Gudang Kinanthi sudah ada beberapa polisi yang berjaga agar Paklik dan Budhe tidak kabur. Kita akan melihat adegan penangkapan Budhe dan Paklik secara sekilas dan cepat.
Irfan telah merekam semua percakapan mereka dengan meletakkan perekam suara di antara buku yang ada di rak.
Paklik terlihat menyesal dan sedih. Ia melihat Irfan dengan tatapan menyedihkan.
CUT TO:
49.EXT. JOGJA - HALAMAN KINANTHI — CONTINUOUS
Paklik dan Budhe kemudian dibawa ke mobil polisi. Budhe pura-pura menangis dan mohon ampun ke bu Sabar. Paklik terlihat sedih dan kecewa dengan dirinya. Tidak ada pembelaan dari mereka berdua. Semua bukti-bukti kuat mengarah ke mereka berdua.
Ibu, Lena, Ijat, dan Irfan melihat momen ini, tidak tangis, bahagia, atau gelisah. Hanya ada perasaan tenang dan angin semilir yang menemani mereka saat ini.
Ibu memeluk Lena, Ijat, dan Irfan. Mereka cukup tenang untuk saat ini.
Semua tersenyum dan sedikit terhibur dengan celetuk Ijat. Lena masih belum sepenuhnya bahagia. Ada yang masih mengusik batinnya.
Lena pamit masuk ke dalam rumah. Semua bingung melihat Lena. Irfan beranjak mengejar tapi tangannya ditahan Ibu. Ibu memberi sinyal untuk memberikan Lena ruang.
CUT TO:
50.INT. JOGJA - KAMAR LENA - RUMAH BU SABAR — DAWN
Di dalam kamar terlihat Lena duduk di pinggir kasur menatap jendela yang mengarah ke kebun melati. Aroma melati tercium kuat dari kamarnya.
Lamunan Lena tiba-tiba pecah, telponnya berdering. Telpon masuk dari Rendi. Lena mendiamkan telpon itu. Saat panggilan kedua, Lena merasa terusik dan baru menyadari ternyata itu telpon dari Rendi. Lena segera angkat.
Lena deg-degan, tidak menduga ia mendengar suara Rendi lagi. Suara Lena sedikit gemetar, tubuhnya tiba-tiba dingin, jantungnya berdetak kencang.
Lena lompat dari kasurnya dan berlari ke ruang tamu. Di ruang tamu ada Ibu dan Ijat yang sedang meronce bunga, mereka terkejut dengan tingkah Lena. Lena berlari menuju jendela. Wajahnya berseri-seri.
Lena tersenyum sebentar ke arah Ibu dan Ijat lalu berlari ke arah gerbang.
Dari dalam rumah, Ibu dan ijat tahu Lena sedang bertemu dengan seorang laki-laki.
CUT TO:
51.EXT. JOGJA - TERAS KINANTHI — CONTINUOUS
Lena dan Rendi bertemu di halaman, di mana tidak ada orang. Hanya mereka, angin, langit sore, dan suara burung. Suasana yang cukup romantis untuk menyambut kedatangan seorang laki-laki di rumah gadis.
Lena menyambut Rendi dan mengajaknya duduk di teras.
Rendi berjalan sambil melihat sekeliling rumah Lena yang luas dan besar. Kita fokus pada percakapan mereka berdua di teras. Keduanya bertatapan. Matanya mewakili perasaan rindu dan senang karena bisa bertemu lagi setelah kejadian beberapa waktu lalu.
Kita akan flashback ke peristiwa Rendi diculik. Kita akan melihat apa yang sebenarnya ia lakukan di hari itu dan tindakan setelahnya.
SMASH CUT TO:
52.INT. JAKARTA - GUDANG PERSEMBUNYIAN — FLASHBACK
Rendi masih terikat di kursi dan kini dia sendirian. Lena berhasil kabur tanpa dikejar bodyguard JOcelyn. Rendi mencoba melepas ikatan di kursi dengan mengeluarkan pisau kecil yang dia sematkan di celana belakang. Pelan-pelan tali itu bisa lepas dan tangannya bebas. Rendi mencari ponselnya yang terjatuh di bawah kursi. Ia menelpon asistennya untuk menjemputnya di tempat ini.
Rendi keluar lewat pintu depan dan menyerang bodyguard Jocelyn yang bertubuh kekar. Suasana cukup tegang dan panas. Rendi dipukul ke arah kanan. Rendi terjatuh. Rendi bangkit dan membalas memukul. Lalu Rendi berlari cukup jauh tapi datanglah beberapa bodyguard Jocelyn yang lain. Rendi cukup bagus dalam bela diri, dia terus menyerang bodyguard itu sampai mereka terlihat sempoyongan.
Dari kejauhan terlihat lampu mobil yang menyorot ke arah Rendi. Ialah asisten Rendi yang kooperatif.
Rendi segera masuk ke dalam mobil dan pergi dari lokasi itu.
CUT TO:
53.INT. JAKARTA - MOBIL RENDI — NIGHT
Rendi membenarkan kancing bajunya dan mengompres bagian tubuhnya yang memar-memar.
Rendi membaca tulisan dari dalam amplop yang sudah dibuat asisten Rendi. Rendi mengangguk dan membuat rencana.
Asisten Rendi mengangguk dan menyanggupi. Kita melihat mobil Rendi yang mewah melintasi jalan Jakarta.
CUT TO:
54.INT. JAKARTA - STUDIO SYUTING — NEXT DAY
Semua orang terlihat sibuk mempersiapkan set hari ini. Tim wardrobe yang bolak-balik dari ruang rias ke ruang talent. Tim art yang membawa properti masuk ke set. Pak Iwan terlihat sedang duduk merenung di belakang monitor sutradara.
Rendi datang dengan beberapa polisi. Kedatangan Rendi mengagetkan semua orang. Polisi datang untuk melakukan penangkapan Jocelyn.
Polisi membawa Jocelyn. Jocelyn menatap Rendi dengan tatapan kesal.
Jocelyn marah. Rendi menjaga emosinya untuk tetap stabil dan tidak terpancing apapun.
Polisi dan Jocelyn pergi. Terdengar dari jauh suara mobil polisi meninggalkan lokasi syuting. Semua crew yang ada di lokasi mengucapkan terima kasih ke Rendi. Rendi jadi tahu kalau semua orang ternyata tidak segitu suka dan terpaksa suka dan menuruti Jocelyn karena diancam.
Rendi tersenyum tipis dan pergi dari lokasi.
Tiba-tiba Pak Irwan menghentikan langkah Rendi sebentar. Pak Irwan mengajak Rendi merokok di depan studio.
Mereka berjalan ke depan sambil bicara.
Rendi mendapat informasi penting untuk mencari Lena. Dari sinilah dia mulai mencari info tentang Lena dan keluarganya.
BACK TO: