Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
21.INT. JAKARTA - DALAM MOBIL RENDI — CONTINUOUS
Rendi kebingungan harus mulai bicara apa. Lena menatap jendela, tatapannya kosong, air matanya mengalir. Rendi menatap Lena sambil fokus menyetir mobil.
Lena berbicara lirih.
Rendi terkejut.
Lena menatap tajam Rendi, seolah menolak setuju denganya.
Rendi tiba-tiba mengerem dan menepikan mobilnya. Terdengar bunyi klakson dari arah belakang. Rendi memutar wajah Lena untuk menatap matanya.
Tatapan mata Rendi tulus dan dalam. Lena berusaha menahan detak jantungnya yang perlahan menjadi kencang dan menjauhkan wajahny dari Rendi.
Rendi dan Lena sama-sama canggung. Mereka melanjutkan perjalanan.
SMASH CUT TO:
22.INT. JOGJA - TERAS RUMAH BU SABAR — SORE
Ibu sedang merangkai bunga di depan rumah.
Ijat yang libur kuliah juga ada di sana membantu membawakan beberapa bunga dari taman bunga di dekat garasi Kinanthi. Ijat melihat ibunya yang tenang.
Ijat senang dan melihat ke arah kirinya (garasi Kinanthi) yang terlihat sibuk dengan aktivitas. Terlihat Paklik seperti mandor yang sedang mengawasi semua pegawai.
Ijat mengangguk dan mengganggap rasa curiganya salah. Ijat membuka ponselnya dan ia melihat Lena trending di sosial media. Dia kaget, tangannya gemetar, bergegas pergi ke rumah Irfan.
CUT TO:
23.EXT. JOGJA - DEPAN RUMAH IRFAN — CONTINUOUS
Ijat berada di depan rumah Irfan sambil membawa ponsel seperti tergesa-gesa ingin menyampaikan sesuatu. Dari luar ia memanggil nama Irfan. Kemudian Irfan keluar dengan wajah bingung.
Irfan terkejut dan melihat beberapa berita yang menyatakan Lena memakai dukun untuk bisa jadi pemeran utama di film 'Jalan Menuju Rumahmu'. Irfan juga melihat foto Lena sedang dibopong laki-laki menuju mobil. Kita tahu laki-laki ini adalah Rendi.
Irfan menahan emosinya, mencoba berpikir jernih.
Ijat mengangguk, lalu pulang.
CUT TO:
24.INT. JOGJA - PENDOPO KINANTHI — NIGHT
Ibu yang melihat Ijat pulang dari kejauhan, langsung berjalan cepat dan bergegas masuk ke dalam pendopo. Ibu kembali duduk dan menulis di tepi kolam. Tepat di bawah sinar bulan purnama, ibu menggerai rambutnya, menyalakan cerutunya, dihisap pelan, dan menghela napas panjang. Ibu tahu apa yang terjadi dengan Lena. Ibu sudah selesai membaca semua berita. Tinggal menunggu besok pagi semua orang di desa membicarakan anaknnya. Wajah ibu pucat seperti warna bulan malam ini. Ada sesuatu yang ia sembunyikan.
Ibu menatap wajahnya di cermin yang tepat di depannya, ibu pelan-pelan menangis. Kemudian mulai menulis di buku cokelat kesayangannya yang mulai kusam.
Ibu menahan Tanpa sadar, Ijat melihat ibunya yang sedang menangis itu di situ. Ijat membawakan teh panas dan meletakkannya di meja dekat pintu. Ia pergi seolah tidak ada yang terjadi.
SMASH CUT TO:
25.INT. JAKARTA - RUMAH PERAN — NIGHT
Berita masih ramai, Lena terdiam di ruang latihan. Kali ini Lena tidak mempersiapkan dirinya seperti sebelumnya. Ia hanya memakai kaus, celana panjang, dengan rambut dikucir apa adanya. Lena kembali melihat foto simbah. Dia berdialog sendiri.
Terdengar suara simbah dari dekat. Kita akan melihat simbah ada di sebelah kanan Lena, semua serba putih.
Lena terkejut bercampur haru.
Ketika simbah mengucapkan kata itu, kita akan melihat flashback simbah berulang kali mengucap kata-kata itu saat Lena belum beruntung ketika lomba.
FLASHBACK: Lena kecil sampai SMA yang menangis karena gagal lomba, nenek mengucapkan itu.
Rendi datang melihat keadaan Lena. Lena yang setengah sadar, langsung memeluk Rendi, ia mengira itu simbah. Rendi memeluknya sampai Lena tenang dan tertidur.
Dalam bayangan mimpi, Lena seperti di nina bobokkan simbah di depan televisi bersama Ijat.
CUT TO:
26.INT. JAKARTA - STUDIO SYUTING — DAY
Sebuah lampu sorot menyala. Lena masuk bersama Rendi. Kita melihat background hitam, setumpuk barang-barang di lokasi syuting. Lena menatap ke arah kamera. Kali ini Lena sudah berani untuk speak-up. Lena ditemani Rendi. Rendi ada di samping sambil memantau LIVE.
Pak Irwan memandang Lena dari jauh. Ia sibuk dengan ponselnya.
Kolom komentar LIVE YouTube Rendi ramai dan ada satu orang yang ingin Lena memerankan bagian naskah film 'Tera Kota'. Orang ini langsung mengirim ke email Rendi. Orang ini memberikan waktu 5 menit ke Lena. Lena diharuskan memahami, menghafal, dan menghayati script.
Sebenarnya Lena belum pernah menonton film itu. Ia mencoba membaca sekilas bagian script yang ia terima. Pop-up komentar di LIVE bermunculan dan mengaggap Lena menyerah. 5 menit berlalu, Lena mulai beraksi.
Rendi mulai membaca komentar. Ia tidak percaya respons mereka positif. Mereka menyambut baik akting Lena.
Rendi bergeming, takjub, dan tercengang selama memantau LIVE ini.
Lena meninggalkan panggung LIVE. Lena kembali mendapat simpati.
Muncul postingan, berita positif tentang Lena. Pop-up muncul di sekitar wajah Lena yang bahagia.
Lena tersenyum dan mengingat kenapa dia bisa secerdas itu.
WHITE DISSOLVES TO:
27.INT. JOGJA - PENDOPO KINANTHI — FLASHBACK
Lena kecil tersenyum, terlihat bapak mengajari Lena untuk mendalami peran dalam wayang orang. Di pendopo terlihat banyak foto-foto bapak saat berperan di wayang orang. Ada kaca tinggi, setumpuk kostum, dan piranti yang digunakan bapak pentas. Bapak adalah seniman wayang orang di Jogja yang pada masanya cukup terkenal.
Bapak mengajari Lena untuk menghafal cepat
Sambil bercanda sambil serius. Kita akan melihat flashback yang manis. Bapak mengajari Lena dengan sabar dan pelan-pelan. Bapak membuatkan gelang yang bisa dipakai sebagai tasbih berbentuk roncean melati yang dibuat khusus.
BACK TO:
28.INT. JAKARTA - STUDIO SYUTING — DAY
Sambil berjalan dan melihat orang-orang lewat, Lena berbicara dalam hati.
Lena melihat orang-orang masih membicarakan dirinya. Ia merasa belum ada penerimaan yang baik di lokasi syuting ini. Lena tahu kemampuannya, Pak Irwan juga, tapi Jocelyn masih saja iri.
Lena duduk di kursi sudut lokasi syuting. Ia mengambil melati tasbih yang selalu ia bawa kemudian memeluknya. Terbesit dipikiran Lena untuk pulang atau tetap di Jakarta dengan musuh yang lebih banyak. Lena menuangkan isi pikirannya di lembaran kertas. Lena menggambar bunga melati. Tanpa disadari, Irfan tiba di depannya dan melihat roncean melati yang sedang digambar Lena.
Lena kaget mendengar suara itu. Ia bergegas membenarkan dirinya dan berdiri.
Irfan memeluk Lena. Lena terkejut ia melihat ada Rendi membawakan teh untuknya dari jauh. Lena melepaskan pelukan Irfan untuk pertama kalinya.
Rendi mendekati mereka.
Rendi dan Irfan saling menatap. Mereka berdua sama-sama menyukai Lena.
Rendi terlihat cemburu dan berusaha menyembunyikan perasaannya.
Rendi melirik sinis dan pergi.
CUT TO:
29.INT. JAKARTA - RUANG TALENT STUDIO SYUTING — CONTINUOUS
Lena dan Irfan pindah ke ruang talent. Mereka berbincang berdua. Suasana menjadi canggung dan sedikit tegang di antara keduanya.
Irfan diam lalu memberikan surat dari pak bupati.
Lena membuka surat resmi ini dan membaca pelan-pelan.
ISI SURAT:
Yth. Sanggar Teater ASA
di tempat
Bersama surat ini kami memohon maaf untuk membatalkan pertunjukan yang kami sampaikan beberapa waktu lalu. Kami belum memiliki keyakinan yang kuat untuk mengajak teater ASA dalam hari jadi kota Bantul. Semoga di lain kesempatan kami masih bisa mengundang teater ASA untuk mengisi acara.
Terima kasih.
TTD
Isyadi Masyur
(Sekretaris Daerah)
Lena paham maksud isi surat ini setelah kejadian yang menimpanya. Ia akhirnya paham apa maksud Irfan.
Irfan pergi dan membanting pintu. Di luar ada Rendi yang mendengar pertengkaran mereka berdua. Keduanya saling menatap. Irfan keluar dari lokasi syuting dan langsung kembali ke Jogja.
Lena mencoba kembali tenang. Mencoba memahami kembali maksud Irfan yang sebenarnya. Rendi masuk membawa teh.
Lena meminum teh yang dibawa Rendi. Lena merasa pusing, pandangannya kabur, dan pingsan.
Rendi diam-diam membawa Lena ke luar lokasi syuting.
CUT TO:
30.INT. JAKARTA - GUDANG PERSEMBUNYIAN — CONTINUOUS
Rendi membawa Lena ke sebuah gudang tua yang jauh dari Rumah Peran dan lokasi syuting. Gudang yang terlihat kumuh dan banyak benda bekas mobil. Ruangan remang-remang. Hanya ada satu lampu menyala.
Lena tersadar dan tubuhnya diikat tali menyatu dengan kursi. Lena kesulitan bergerak. Lena berteriak kencang minta tolong namun tidak ada yang menolongnya. Terdengar langkah kaki menuju ke arah Lena.
Jocelyn mengagetkan Lena dari belakang.
Jocel menunjukkan foto yang diambil Rina di Rumah Peran saat Lena berpelukan sama Rendi.
Rendi muncul dengan muka sedih, menyesal. Rendi diikat tangannya dan dibawa bodyguard Jocelyn mendekat ke Lena.
Rendi meminta maaf ke Lena.
Jocelyn mendekati Lena dan menyirami Lena dengan air mawar, lalu menaburi Lena dengan bunga melati.
Jocelyn mengguyur Lena dengan air. Tubuh Lena basah kuyup. Di sekitarnya banyak bunga melati. Lena pasrah.
Lena menatap Rendi dengan tatapan kecewa, sambil menangis, dan tidak menyangka. Mereka berdua ditinggal sendirian di gudang, ada bodyguard Jocelyn di pintu depan.
Rendi mencoba melepaskan ikatan tali Lena. Rendi telihat profesional bisa dengan cepat melepas ikatan itu. Lena bingung, sedih, perasaannya campur aduk. Rendi menahan rasa kesal, sedih, kecewa.
Ikatan tali Lena lepas. Tubuhnya lemas. Ia ingin segera lari dari tempat ini.
Lena mendengarkan tapi pikirannya kalut. Ia berusaha mengingat instruksi Rendi dan berlari.
CUT TO:
Lena benar-benar mengikuti petunjuk Rendi. Badannya basah kuyup, perasaanya sudah gado-gado. Hujan datang malam itu, Lena berusaha menahan tangisnya, tapi akhirnya tangisnya pecah. Tangannya gemetar. Pikirannya kosong dan bingung.
Tangis Lena semakin kencang, suaranya tidak terlalu terdengar karena ditutupi hujan.
Lena terus berjalan, ia bertemu rel kereta. Ia berjalan lagi, bertemu rumah-rumah warga, Lena mencoba membaur dan mencari transportasi untuk mengantarnya ke Rumah Peran. Ia mendapat ojek.
CUT TO: