Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
122. EXT. DEPAN GUDANG - MALAM
Setelah waktu istirahat selesai, para pekerja kembali mengangkut kardus dari gudang ke dalam mobil box. Saat akan memasukkan kardus ke dalam mobil box, Edgar terdiam karena melihat Nigel yang berjalan melewati tempat kerjanya. Atasan Edgar melihat Edgar yang diam ditempat. Sebuah buku terlempar mengenai punggung Edgar. Edgar membalikkan badan dan langsung membungkukkan kepala melihat atasannya.
ATASAN EDGAR
KERJA YANG BENER!! BUKANNYA DIEM!! Banyak di luar sana yang ngantri buat gantiin kamu di sini.
EDGAR
Maaf Pak. Saya tidak akan mengulainya lagi.
Edgar kembali membungkukkan kepalanya. Dia segera memasukkan kardus ke dalam mobil box dan kembali masuk ke gudang untuk mengangkut sisa kardus.
123. EXT. JALANAN DAERAH KONTRAKAN - MALAM
Nigel berjalan tanpa tujuan. Sesekali dia melihat jalanan yang sepi. Lalu sampailah Nigel di depan gang kontrakan. Langkahnya berhenti. Nigel berdiri menatap gang kontrakan. Cukup lama hingga dia memutuskan kembali berjalan lagi entah kemana.
124. INT. WARUNG MILENIAL - MALAM
Dans sedang membersihkan meja yang baru ditinggali pembeli. Deon mendekati Oka yang sedang mencuci piring.
DEON
Ka, gue pulang dulu. Nanti lu sama Dans yang nutup, ye. Udah ngantuk gue (sambil menguap).
Deon terkejut dan dengan cepat menutup mulutnya saat tatapannya bertemu dengan seorang perempuan yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya. Perempuan itu meringis.
PEMBELI
Sudah tutup, yah, Mas?
DEON
Iya, Mbak. Jam 10 warung kami sudah tutup.
Pembeli terlihat kecewa. Oka membalikkan badan dan berjalan mendekat.
OKA
Mbaknya mau pesan apa?
PEMBELI
Apa aja Mas yang bisa bikin saya kenyang.
Oka memberikan jempol dan tangannya mengisyaratkan agar pembeli duduk.
PEMBELI
Oh iya, minumnya es coklat, yah, Mas.
Oka mengangguk. Pembeli itu berjalan mencari tempat duduk. Oka menghadap pada DEON.
OKA
Sana pulang! Mata lo tinggal setengah watt.
DEON
Habis mbak ini jangan terima pembeli lagi. Gue enggak mau makan jam kerja pelayan.
Oka hormat dengan tubuh tegapnya.
OKA
Siap, Pak!!
Deon tersenyum dan berjalan keluar. Oka membalikkan badan untuk membuatkan pesanan. Dans membungkukkan badan saat Deon lewat. Deon menepuk pundak Dans.
DEON
Kalau udah selesai langsung pulang.
Deon berjalan dan pergi menaiki motornya. Dans terdiam, bergantian menatap jam dan Oka yang sedang membuat pesanan. Dans berjalan mendekati Oka dan membantu membuatkan pesanan.
125. INT. WARUNG MILENIAL - MALAM
Oka mengangkat kedua tangannya ke atas. Dia memakai tasnya dan mendekat pada Dans yang sedang memasukkan sampah ke kantong plastik.
OKA
Pintu depan gue tutup, yah?
Dans mengangkat kepala lalu mengangguk. Oka berjalan keluar dan menutup pintu depan warung. Dans melanjutkan tugasnya. Setelah mengikat kantong plastik, dia membuka pintu belakang untuk membuang sampah.
126. EXT. BELAKANG WARUNG MILENIAL - MALAM
Setelah membuang sampah, Dans berbalik untuk masuk ke warung. Namun dia melihat Nigel berjalan lesuh sambil menundukkan kepala.
DANS
Nigel?
Nigel menghentikan langkah dan mengangkat kepalanya. Dia terkejut melihat Dans. Keduanya bertatapan cukup lama. Lalu Dans melihat robekan di siku jaket Nigel.
DANS
Masuk! (sambil mengisyaratkan dengan kepala)
Dans masuk ke dalam warung diikuti Nigel dibelakang.
126. INT. WARUNG MILENIAL - MALAM
Nigel duduk di kursi pembeli. Dia memandangi seluruh sisi warung. Lalu Dans duduk disamping Nigel sambil membawa kotak p3k. Nigel menatap Dans dengan kebingungan.
DANS
Lepas jaketnya!
Nigel menatap Dans bingung sambil melepas jaketnya. Dans menarik tangan Nigel untuk melihat seberapa parah lukanya. Nigel terkejut melihat sikunya yang luka. Dans mengobati luka Nigel tanpa bersuara. Nigel terus menatap Dans yang serius mengobati lukanya.
NIGEL
AUW!! (sedikit menjauhkan tangannya).
Dans melirik Nigel sebentar. Lalu ia menarik kembali tangan Nigel untuk kembali ia obati.
DANS
Jagoan bisa ngerasa sakit juga, yah?
NIGEL
Jagoan juga manusia.
Step terakhir, Dans memperban luka Nigel. Lalu Dans memasukkan kembali peralatan ke dalam kotak p3k sambil bertanya,
DANS
Emang kenapa bisa sampai luka gitu?
Nigel menarik tangannya dan melihat lukanya yang sudah diperban oleh Dans.
NIGEL
Nigel lihat Ibu, Bang.
Dans menoleh dan kembali duduk.
DANS
Ibu bilang apa?
Nigel menoleh melihati Dans yang pandangannya lurus ke depan.
NIGEL
Ibu bilang kalau Abang sama Ayah juga sayang sama Nigel. Sebesar sayang Ibu ke Nigel.
DANS
Terus lo jatuh gitu aja?
Nigel menatap lurus ke depan. Lalu dia menghela napas.
NIGEL
Enggak. Nigel jatuh karena bisa-bisanya Nigel masih ragu akan fakta itu.
Setelah itu keduanya terdiam. Hanya terdengar suara kipas angin yang berputar. Suasana makin canggung diantara mereka. Sesekali mereka bergantian saling melirik. Lalu saat mata mereka bertemu, mereka tertawa sambil memalingkan muka.
NIGEL
(sambil menahan tawa) Udah berapa tahun kita enggak pernah duduk berdua sedeket ini?
Dans menoleh dengan wajah yang seperti menghitung.
DANS
5?
Nigel menoleh dan menggeleng.
NIGEL
7 tahun. 7 tahun Abang ninggalin Nigel sendirian.
Dans terdiam menatap mata adiknya yang sendu. Lalu Dans memalingkan wajahnya. Sementara Nigel terus memandang Dans.
DANS
7 tahun, yah? 7 tahun gue berharap Ayah datang ke pertandingan, sampai-sampai gue buta sama lo yang selalu nungguin gue pulang dari pertandingan. Nungguin kabar apa gue menang atau enggak.
Nigel melototkan mata.
NIGEL
Mana ada?
Dans menoleh sambil tertawa.
DANS
Siapa lagi coba yang bakal joget dibelakang pintu kamar waktu tahu gue menang? Siapa juga yang bakal mau ngasih coklat lewat jendela kamar di lantai 2 waktu tahu gue kalah, kalau bukan lo.
Nigel memutar bola matanya.
NIGEL
Lupa.
Dans tertawa sambil mengacak-ngacak rambut Nigel. Nigel tersenyum diperlakukan seperti itu oleh Dans. Lalu suasana menjadi serius saat Dans menghadapkan kursinya ke Nigel. Tawa dan senyum diwajah mereka hilang.
DANS
Maafin gue, dek. Karena selama ini belum bisa jadi Abang yang baik buat lo.
Nigel menggeleng dan ikut menghadapkan kursinya ke Dans.
NIGEL
Abang enggak seburuk itu.
Dans menggeleng. Dia menarik tangan Nigel dan menggenggamnya.
DANS
7 tahun pasti berat buat lo. Abang mau kita saling ada satu sama lain. Lo masih mau, kan, nerima gue sebagai Abang lo?
Nigel menangis dan memeluk Dans. Dans juga ikut menangis.
NIGEL
Nigel juga minta maaf, Bang. Nigel belum bisa jadi adik yang baik buat Abang.
Dans tertawa kecil sambil menghapus air matanya. Dia menepuk-nepuk punggung Nigel. Lalu Dans melepas pelukan mereka. Dans menghapus air mata Nigel.
NIGEL
(sesenggukan) Maaf, Bang. Hari itu Nigel kelepasan. Nigel enggak bisa nahan biar dapet perhatian dari Abang.
Dans mengelus puncak kepala Nigel.
DANS
Makasih, buat hari itu. Makasih udah buat Abang sadar. Sekarang Abang janji enggak akan ninggalin Nigel sendirian lagi (sambil menjulurkan jari kelingking).
NIGEL
Kalau Abang tipu?
DANS
Pukul Abang sekeras-kerasnya biar Abang sadar.
NIGEL
Beneran, yah?
Dans mengangguk. Nigel melilitkan jari kelingkingnya di jari kelingking Dans. Mereka tersenyum.
127. EXT. JALANAN - MALAM
Edgar menyilangkan kedua tangannya sambil menggigil kedinginan. Terlihat pedagang kaki lima 7 langkah di depan Edgar. Edgar pun mampir kala mengingat jika mungkin putra-putranya belum makan malam.
EDGAR
Cap cay 1 (sambil mengisyaratkan dengan jari telunjuk).
Pedagang kaki lima mengangguk dan mulai membuatkan pesanan. Edgar duduk di kursi yang disediakan. Saat Edgar menunggu pesanan, hujan datang dengan derasnya. Edgar gelisah hingga tidak sadar berjalan bolak-balik dan sesekali mengecek apa hujan reda.
PEDAGANG KAKI LIMA
Semuanya 25 ribu, Pak (sambil membungkus cap cay).
Edgar segera merogoh kantong dan memberikan uang 20 dan 5 ribu ke pedagang kaki lima.
PEDAGANG KAKI LIMA
Enggak nunggu hujannya reda aja, Pak?
Edgar menggeleng dengan tangan yang sudah siap menerima pesanannya.
EDGAR
Saya harus pastiin saya sudah di rumah sebelum putra saya datang. Ini juga udah lumayan reda, kok, Pak.
Pedagang kaki lima tersenyum dan menyerahkan pesanan Edgar. Edgar mengambil pesanannya dan tak lupa mengucapkan terima kasih. Lalu dia berlari kecil dibawah hujan yang mulai reda.
PEDAGANG KAKI LIMA
Hati-hati, Pak!!
128. INT. WARUNG MILENIAL - MALAM
Nigel duduk di kursi kasir sambil melihati Dans yang sedang menaruh kursi di atas meja.
NIGEL
Bang, hp aku kalau dijual kira-kira bisa dapet harga berapa?
Dans menoleh sambil tetap melakukan tugasnya.
DANS
Lo mau jual hp?
Nigel menggeleng.
NIGEL
Enggak. Cuma tanya aja.
Dans mendekat ke depan kasir.
DANS
Aneh (wajah curiga).
Nigel ketakutan dan berusaha menghindari kontak mata dengan melihati menu di atas meja kasir.
NIGEL
Serius cuma tanya aja.
Dans berjalan memutar lalu tepat dibelakang Nigel, dia mencekik leher Nigel dengan lengannya.
DANS
Pasti ada apa-apanya. Ayo jujur ke Abang atau lo habis malam ini.
Nigel terkejut dan memukul-mukul lengan Dans.
NIGEL
Bang, sakit!! Lepasin!!
Dans malah menambah merapatkan lengannya ke leher Nigel.
DANS
Jatuh dari motor aja enggak kerasa. Masa gini udah ngeluh kesakitan.
NIGEL
Beda, Bang. Ayo lepasinn!!!
Dans tertawa. Nigel berusaha melepas lengan Dans tapi dirinya kalah kuat.
NIGEL
Uhuk!!! Uhukkk!!! Lepasin, Bang. Biar Nigel bisa jelasin.
Dans melepas cekikannya. Lalu dia memutar tubuh Nigel untuk menghadap padanya. Nigel menunduk dengan kedua tangan memohon maaf.
NIGEL
Maaf, Bang, Nigel kalah taruhan.
Dans menghela napas.
DANS
Berapa?
NIGEL
5 juta.
Dans melototkan mata dan wajahnya terlihat marah.
DANS
Kenapa pake taruhan, sih? (nada suara yang keras)
NIGEL
Biasanya Nigel enggak pernah kalah, Bang (sambil mengangkat wajah menatap Dans).
DANS
Tapi kali ini kalah, kan?
Nigel langsung kembali menunduk.
DANS (CONT'D)
Itu karma karena udah ngerasa jagoan.
NIGEL
Maaf, Bang. Nigel terpaksa.
DANS
Tatap Abang dan jelasin!
Nigel mengangkat wajahnya dan menatap Dans dengan rasa bersalah.
NIGEL
Kemarin Satria ngirim foto Ayah yang lagi kerja jadi kuli dan suruh Nigel hari ini dateng ke tempat balapan motor. Nigel enggak punya pilihan lain selain dateng kesana dan ngikutin kemauan Satria.
DANS
Karena lo malu sama pekerjaan Ayah?
NIGEL
(menggeleng). Nigel takut kalau Nigel enggak ngikutin kemauannya, Satria bakal ngelakuin hal yang enggak-enggak ke Ayah.
DANS
Sekarang hpnya dimana? (nada suara yang sudah normal)
NIGEL
Udah dibawa.
DANS
Besok ambil, minta kembalian. Itu hp kalau dijual bisa dapat 3 kali lipat dari nilai taruhan lo.
Nigel mengangguk lesu.
NIGEL
Iya, Bang. Maaf.
DANS
Jangan diulangi lagi.
Nigel mengangguk.
DANS
Ayo pulang! Udah jam 11, Ayah pasti nungguin.
Dans berjalan untuk mengambil tasnya. Tapi Nigel mencekal tangan Dans.
NIGEL
Nigel takut pulang ke rumah.
DANS
Ngapain takut?
NIGEL
Ayah. Apa Ayah masih nerima Nigel setelah apa yang Nigel lakuin hari itu?
DANS
Ayah enggak pernah sekalipun marah setelah kejadian itu. Ayah khawatir sama lo. Tiap malem Ayah tidur di teras cuma buat nungguin lo.
NIGEL
Tapi, Bang...
DANS
Lo ingat waktu pertama kali kita sarapan bertiga sama Ayah? Waktu itu Ayah bilang kalau keluarga enggak akan pernah bisa sendiri dan Abang setuju sama itu. Sebencinya kita sama Ayah karena kesalahannya, tetep enggak bisa dipungkiri kalau beliau Ayah kita. Sejauh ini Ayah udah ngelakuin apa yang enggak pernah Ayah lakuin dan itu luar biasa sekali. Ayah udah berusaha semampunya biar bisa deket lagi sama kita. Masa kita enggak bisa ngelakuin itu juga? Masa kita terus-terusan cuma lihat keburukan Ayah? Harusnya kita bersyukur karena Ayah masih setia disamping kita.
Nigel terdiam. Dia mengangguk lalu berdiri.
NIGEL
Iya, Nigel ikut pulang.
Dans merangkul leher Nigel.
DANS
Pelan-pelan kita sama-sama buka diri ke Ayah.
Nigel mengangguk dan tersenyum. Mereka pulang lewat pintu belakang. Menerobos hujan dengan satu payung yang membuat mereka terlihat semakin akrab.