Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
103. INT. RUMAH MAHDI - RUANG KELUARGA - MALAM
Nigel, Mahdi, dan Mawar duduk di depan tv. Mereka bersantai setelah capek bekerja. Mahdi menatap Nigel yang duduk di lantai bersama Mawar. Keduanya asyik bercanda. Dia ragu namun akhirnya berani mengatakan...
MAHDI
Lo enggak pulang?
Nigel dan Mawar menghentikan bercandaan mereka. Keduanya menatap Mahdi.
NIGEL
Lo (beat) ngusir gue?
Mahdi memalingkan wajah menatap layar televisi sambil berkata...
MAHDI
Enggak. Cuma (beat) apa lo gak kasian sama bokap dan abang lo?
Nigel tertawa.
NIGEL
Emang mereka pernah peduli sama gue? Dulu gue nginep berhari-hari di rumah lo aja mereka enggak pernah tahu. Bahkan kayaknya mereka enggak pernah mau tahu.
MAHDI
Kemarin bokap lo telpon gue. Nanyain apa gue tahu lo dimana.
Nigel terkekeh. Dia beralih duduk di sebelah Mahdi.
NIGEL
Segitunya lo pingin gue pulang? Sampai-sampai...
Mahdi menoleh dan menyelat ucapan Nigel.
MAHDI
Gue enggak ngada-ngada. Kenyataannya bokap lo emang cariin lo. (beat) Lihat grup angkatan kita.
Nigel menatap dalam mata Mahdi. Lalu dia berjalan menuju kamar Mahdi.
104. INT. RUMAH MAHDI - KAMAR MAHDI - MALAM
Nigel menarik laci dan mengambil ponselnya. Dinyalakan ponselnya. Dia membuka grup obrolan angkatan. Ada banyak teman yang menandainya. Beberapa juga mengirim pesan dan menelpon Nigel.
TEMAN SMP NIGEL #1 (V.O.)
Gel, bokap lo nyariin.
TEMAN SMP NIGEL #2 (V.O.)
Kalian pada ditelpon sama Ayah Nigel?
TEMAN SMP NIGEL #3 (V.O.)
Pulang, Gel.
TEMAN SMP NIGEL #4 (V.O.)
Suara bokapnya Nigel kayak orang mau nangis. Gue jadi kasihan.
TEMAN SMP NIGEL #5 (V.O.)
Jangan bikin bokap lo khawatir, Gel.
TEMAN SMP NIGEL #6 (V.O.)
Gak mau tahu lo harus pulang, Gel.
TEMAN SMP NIGEL #7 (V.O.)
Ayo, Gel. Baikan sama bokap lo.
Tubuh Nigel perlahan jatuh. Dia menyandar dipinggir tempat tidur. Nigel terus membaca pesan dari teman-temannya. Matanya berkaca-kaca. Lalu Nigel membuka pesan dari Satria. Terdapat foto Edgar yang sedang mengaduk semen.
SATRIA (V.O.)
Lo pasti enggak tahu soal ini? Malam minggu gue tunggu di tempat biasa.
Nigel memeluk kedua kakinya dan menyembunyikan wajahnya.
105. EXT. TEMPAT KERJA EDGAR - SIANG
Terlihat Edgar sedang mengaduk semen. Lalu mandor mendekatinya.
MANDOR
Beberapa hari ini saya lihat kerjaan kamu kacau.
Edgar menghentikan pekerjaannya. Dia sedikit membungkukkan badannya.
EDGAR
Maaf, Pak.
MANDOR
Kalau kamu sakit, mending kamu istirahat saja di rumah. Daripada kamu kerja 2 kali.
Edgar kembali membungkukkan kepala.
EDGAR
Sekali lagi saya minta maaf, Pak. Akan saya perbaiki kesalahan saya.
MANDOR
Baik kalau begitu. Pokoknya saya mau itu (sambil menunjuk kerjaan yang Edgar kacaukan) selesai hari ini juga.
Mandor pergi. Edgar kembali semangat mengaduk semen. Lalu memperbaiki kesalahan yang ia telah perbuat.
106. EXT. TEMPAT KERJA EDGAR - SIANG
Dibalik pohon, Nigel mengintip Edgar yang sedang bekerja. Mata Nigel berkaca-kaca. Dia membalikkan badan dan bersandar pada pohon besar yang bisa menutupi tubuhnya.
FIRMAN
Edgar!! Ayo makan siang dulu.
Nigel menoleh. Terlihat Firman mendekati Edgar sambil membawa tas kecil.
FIRMAN (CONT'D)
Saya bawa bekal 2.
EDGAR
Istri kamu sudah pulang?
FIRMAN
Anak saya pulang duluan. Dia inisiatif bikinin saya bekal. Sekalian saya request minta dibawain 2 bekal.
EDGAR
Enak kayaknya punya anak perempuan.
Firman merangkul Edgar dari samping. Lalu keduanya berjalan mencari tempat duduk. Melihat Edgar dan Firman yang berjalan menuju ke arahnya, Nigel segera pergi.
107. EXT. JALANAN - SORE
Terlihat jalanan ramai. Langit sore tertupi awan. Edgar memandang langit dan teringat Nigel yang tak kunjung pulang. Lalu ponselnya berdering. Dia menepi dan mengangkatnya.
EDGAR
Halo?
INTERCUT WITH WALI KELAS NIGEL
WALI KELAS NIGEL
Halo, selamat sore Pak. Saya wali kelas Nigel.
EDGAR
Ada apa, yah, Bu?
WALI KELAS NIGEL
Ini sudah hari ke-5 Nigel tidak masuk. Apa masih sakit, Pak?
EDGAR
Iya, Bu. Nigel masih tidak enak badan.
WALI KELAS NIGEL
Seperti itu. Seharusnya ada surat keterangan sakit dari dokter, Pak.
EDGAR
Maaf sebelumnya, Bu. Nigel anaknya tidak mau dibawa ke dokter.
WALI KELAS NIGEL
Baik, Pak. Tapi nanti jika anaknya masuk tolong bawa surat izin tanda tangan orang tua, yah, Pak. Saya doakan semoga Nigel cepat sembuh dan besok senin sudah bisa masuk.
EDGAR
Iya, Bu. Terima kasih atas doanya.
Panggilan berakhir. Edgar memasukkan ponselnya disaku jaket. Lalu dia kembali berjalan.
108. INT. GUDANG - SORE
Edgar masuk ke area tempat kerja. Sudah terlihat rekan-rekan kerjanya yang berbaris. Dia segera bergabung dibelakang.
ATASAN EDGAR
Hari ini banyak barang yang harus dikirim. Jadi kemungkinan kalian akan lembur sampai malam.
Para pekerja diam mendengarkan.
ATASAN EDGAR (CONT'D)
Saya harap kalian bisa bekerja dengan hati-hati. Beberapa barang ada yang mudah pecah.
PARA PEKERJA
Baik, Pak.
Para pekerja berhamburan. Mereka mulai memindahkan kardus dari gudang ke pick up.
109. EXT. DEPAN RUMAH MAHDI - MALAM
Nigel dan Mahdi menyiapkan pesanan pembeli online. Nigel terus menatap Mahdi. Hingga saat pesanan sudah selesai dibungkus, Nigel pun memberanikan diri mengatakan...
NIGEL
Hari ini gue aja yang nganter.
MAHDI
Enggak. Gue aja (sambil mengenakan jaket).
Nigel memasang wajah memelas.
NIGEL
Belakangan ini lo terus yang nganter. Gue jadi enggak enak. Plisss, hari ini gue aja yang nganter. Yah?
Mahdi menghela napas. Dia tidak bisa menolak. Diserahkan kunci motor kepada Nigel. Nigel tersenyum dan pergi mengantar makanan.
110. EXT. DEPAN RUMAH PEMBELI - MALAM
Setelah pembeli masuk ke dalam rumah, Nigel duduk di atas motornya. Dia menyalakan ponselnya. Nigel mengirim pesan kepada Satria.
NIGEL (V.O.)
Sekarang gue otw.
Lalu Satria membalas.
SATRIA (V.O.)
Gue tunggu, anak Mama.
Nigel memasukkan ponselnya. Dia menjalankan motor Mahdi ke tempat Satria menunggunya.
111. EXT. AREA BALAP MOTOR - MALAM
Nigel sampai di tempat balap motor. Satria dan para anak muda disana mengerumuni Nigel. Satria berjongkok. Dia mengelus body motor Mahdi dan memperlihatkan wajah takjub.
SATRIA
Motor lo bagus juga. Dapat dari mana lo? (mendongakkan kepala menatap Nigel)
NIGEL
Gue kesini bukan buat jawab pertanyaan.
Satria tertawa. Dia berdiri dan merangkul Nigel dari samping. Bibirnya didekatkan ke telinga Nigel.
SATRIA
Kalau balapan doang kayaknya enggak seru.
NIGEL
Lo mau kita taruhan?
Satria menjauhkan tubuhnya. Dia menyilangkan kedua tangannya lalu berdiri didekat spion motor dan menghadap ke arah Nigel.
SATRIA
Enggak jadi, deh. Gue lupa kalau lo udah gak tidur sama uang.
NIGEL
Berapa? 5 juta?
Satria dan para anak muda tertawa. Satria mendekatkan wajahnya pada Nigel.
SATRIA
Ada?
NIGEL
Gak usah bacot lu. Ayo.
PARA ANAK MUDA
Woooo...
Satria tertawa dan mengangguk-ngangguk.
SATRIA
Lo emang Nigel yang gue kenal.
Satria berjalan menuju motornya yang sudah berada digaris start. Nigel menjalankan motornya dan berhenti disamping motor Satria. Nigel dan Satria sudah siap. Seorang wanita bertubuh cantik mengibarkan bendera. Kedua motor melaju dengan kencang.
112. EXT. AREA BALAP MOTOR - MALAM
Nigel dan Satria saling balap membalap. Sesekali mereka menyudutkan lawan agar terjatuh. Namun keduanya begitu ahli menghindari serangan.
Satria melaju cepat didepan. Sementara Nigel jauh dibelakang. Nigel berusaha menambah kecepatannya. Tapi dia malah melihat wajah Rani. Konsentrasi Nigel pecah.
RANI (V.O.)
Nigel. Ayah sama Abang juga sayang sama Nigel. Sebesar sayang Ibu ke Nigel.
Mata Nigel berair. Wajah Rani hilang dan didepan terdapat palang lalu lintas. Nigel segera membelokkan setirnya. Mengakibatkan dirinya terjatuh.
CUT TO:
113. INT. GUDANG - MALAM
Kardus yang akan Edgar angkut terjatuh. Atasan Edgar melihatnya dan berjalan mendekat dengan wajah marah.
ATASAN EDGAR
Kenapa bisa jatuh?
Edgar membungkukkan badannya.
EDGAR
Maaf, Pak.
Atasan Edgar berkacak pinggang.
ATASAN EDGAR
Yang lainnya boleh istirahat, makan dulu. Untuk kamu (menunjuk Edgar) boleh istirahat asal pastiin dulu barang didalamnya baik-baik aja atau enggak. Kalau enggak, saya enggak akan beri upah lemburnya.
EDGAR
(membungkukkan kepala) Baik, Pak. Sekali lagi saya minta maaf.
Atasan Edgar berjalan pergi. Edgar membuka kardus yang ia jatuhkan. Barang-barang didalamnya masih aman. Edgar bernapas lega. Dia mengambil ponselnya lalu menghubungi Dans.
114. INT. WARUNG MILENIAL - MALAM
Dans melamun, memikirkan Nigel dan Ayahnya. Cici menepuk bahu Dans dan mengisyaratkan jika air dipanci sudah mendidih. Dans panik dan langsung mengangkat panci tanpa menggunakan kain. Dia menjauhkan tangan sambil mengeluh kepanasan.
DANS
Awww... panas (sambil mengibas-ngibaskan tangan).
Cici mengambil sebaskom es batu. Lalu dia menarik tangan Dans dan menenggelamkannya dibaskom berisi es batu.
CICI
Ceroboh, sih.
Dans meringis kedinginan dan akan menarik tangannya. Tapi Cici tahan.
CICI
Tahan! Biar enggak melepuh.
Ponsel Dans berdering. Cici mengambilnya dan memperlihatkan layar kepada Dans.
DANS
Angkat.
Cici mengangkatnya dan ia dekatkan ke telinga Dans.
115. INT. GUDANG - MALAM
EDGAR
Halo Dans?
INTERCUT TO:
116. INT. WARUNG MILENIAL - MALAM
DANS
Halo. Ada apa, Yah?
EDGAR
Nigel belum pulang?
DANS
Masih dibujuk buat pulang.
EDGAR
Perasaan Ayah enggak enak. Kalau kamu udah tahu Nigel dimana. Susulin dia. Bawa pulang.
DANS
Iya, Yah. Nanti Dans susul Nigel.
Panggilan berakhir. Cici menjauhkan ponsel.
CICI
Nigel? Adik kamu?
Dans mengangguk.
DANS
Jam kerja gue masih 1 jam lagi, yah?
CICI
Iya. Jam kerja gue udah selesai. Gue harus cepet-cepet pulang, nih.
Dans mengangguk. Cici pulang. Dans menelpon Mahdi.
117. EXT. DEPAN RUMAH MAHDI - MALAM
Mahdi dan Mawar sedang menutup gerai. Mereka terus-terusan menoleh ke kanan dan kiri, menunggu kedatangan Nigel.
MAWAR
Nigel kok belum balik, yah, Bang?
MAHDI
Gatau, nih. Tunggu di dalam aja. Habis ini juga balik.
Mawar masuk ke rumah membawa alat dan bahan jualan. Ponsel Mahdi berdering. Mahdi mengangkatnya.
MAHDI
Halo, Bang?
INTERCUT TO:
118. INT. WARUNG MILENIAL - MALAM
DANS
Nigel dimana, Di?
MAHDI
Maaf, Bang. Tadi Mahdi izinin Nigel buat anterin pesanan.
Dans memegang rambutnya.
DANS
Kenapa lo izinin?
MAHDI
Mahdi enggak bisa nolak, Bang.
DANS
Dia belum balik?
MAHDI
Belum, Bang.
DANS
Gini aja, lo enggak perlu cari atau nungguin Nigel pulang. Bentar lagi gue bakal nungguin Nigel pulang di depan rumah lo.
MAHDI
Baik, Bang.
Panggilan berakhir. Dans terus-terusan melihat jam berharap cepat berputar.
CUT BACK TO:
119. EXT. AREA BALAP MOTOR - MALAM
Nigel berusaha untuk duduk. Setelah bisa duduk dia melepas helmnya. Dia menatap motor Mahdi yang sedikit rusak karenanya.
NIGEL
Apa ini karma karena enggak dengerin kata Ibu?
Nigel bangkit dan kembali menjalankan motor dengan kecepatan rendah.
120. EXT. AREA BALAP MOTOR - MALAM
Para anak muda disana bersorak akan kemenangan Satria. Namun mereka mulai mencari-cari dimana keberadaan Nigel.
ANAK MUDA #1
Woyyy, mana, nih, si anak Mama?
ANAK MUDA #2
Sat, mana temen lo itu?
Satria mengangkat pundaknya.
ANAK MUDA #3
Jangan-jangan dia jatuh, Sat.
Satria menyeringai.
SATRIA
Tenang aja. Dia bakal gapapa.
Sorotan lampu motor menyilaukan para anak muda disana. Satria tersenyum. Nigel menghentikan motornya didepan Satria.
SATRIA
Finally. For the first time, gue bisa ngalahin lo.
NIGEL
Gue akui.
SATRIA
Tapi lo enggak lupa, kan, sama janji lo?
NIGEL
Gue enggak bawa uang sekarang. Tapi dalam waktu 1 bulan bakal gue kasih.
Satria tertawa. Dia menyilangkan kedua tangannya dan berjalan minggir. Lalu mengisyaratkan anak muda disana untuk menggeledah Nigel.
NIGEL
Apa-apaan ini?
Nigel berusaha memberontak saat tubuhnya diraba-raba. Namun dia hanya bisa pasrah. Anak muda #1 mengangkat ponsel Nigel.
ANAK MUDA #1
Adanya ini, Sat.
Anak muda #1 berjalan mendekati Satria dan menyerahkan ponsel Nigel. Satria mengayunkan ponsel Nigel didepan wajahnya.
SATRIA
Lumayan juga. Gue ambil ini.
Satria naik dan menjalankan motornya. Nigel tidak bisa mengejar Satria karena para anak muda disana masih mengerubunginya.
121. EXT. JALANAN KOTA - MALAM
Nigel mengendarai motor dengan kecepatan rata-rata. Dia menikmati angin malam yang menerpanya.
NIGEL (V.O.)
Malam ini terasa berbeda dengan malam-malam yang lalu. Jika dulu aku tak pernah ingin pulang. Kini aku ingin pulang. Karena hanya rumah yang aku punya. Tapi apakah rumah itu masih mau menerimaku?
Terlihat air mata Nigel menetes. Diusap air matanya lalu menutup kaca helmnya. Kemudian Nigel mengendarai motor dengan kecepatan tinggi di jalanan kota yang sepi.