Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Katakan (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
6. ACT 6

50. EXT. DEPAN RUMAH LULU - MALAM

Lulu berdiri di depan pintu seraya melipat kedua tangannya, dengan mata sinis ia melihat Daffa berdiri di hadapannya dengan wajah serius.


LULU

Kalau kamu ke ini cuman buat ngomongin omong kosong tentang hubungan kita mendingan kamu pergi aja! aku udah bilangkan sebelumnya, kalau kita udah berakhir.


Daffa membuang mukanya ke sembarang arah, kemudian kembali menatap Lulu.


DAFFA

Kita bisa berbicara di tempat yang lebih nyaman. Aku akan menraktirmu makan-


LULU

Ceritain di sini aja! aku tidak ingin membuang waktuku.


Daffa menghela napas, lalu duduk pada teras lantai rumah Lulu.


DAFFA

Kamu mau tau gimana aku dulu 'kan? 


Daffa menatap Lulu yang juga menatapnya.


CUT TO:

51. EXT. ATAP GEDUNG - MALAM

Rama menulis sesuatu di atas kertas dan melihat pemandangan indah di depannya.

Rama sekarang berada di sebuah atap gedung. Duduk di tepi, melihat bulan bersinar terang, dalam bukunya ia menulis:

'Hello dear, akankah kamu pergi ke perayaan nanti malam? teringatkan aku dengan seseorang, dia pernah menjadi satu-satunya cinta sejatiku. 

Di kehidupan yang lain, aku memberitahumu, berbisik pelan dan mengatakan kamu adalah malaikatku.

Aku merindukanmu selamanya sekarang.

Dengan kata lain, aku mencintaimu.'


Kemudian di sebelahnya muncul Pria Suram yang waktu itu hendak bunuh diri.


RAMA

Hei Pak!


Pria Suram itu tersenyum, dan mengangguk pada Rama seraya melambaikan tangannya.


RAMA

Bapak masih hidup Pak! terima kasih!


PRIA SURAM

Setelah saya pikir-pikir, tidak ada salahnya untuk melanjutkan hidup lebih lama.


RAMA

Yah, itu pemikiran yang bagus. Harus memiliki keberanian untuk bunuh diri, tetapi butuh lebih sekedar keberanian untuk melanjutkan hidup. Tidak ada salahnya membodohi diri sendiri 'kan?


PRIA SURAM

Yap, tidak ada salahnya. 


Pria Suram itu duduk di sebelah Rama dan sama-sama melihat bulan di langit.


PRIA SURAM

Aku memiliki 3 anak. Sepasang anak kembar dan satu anak perempuan yang aku pikir seumuran denganmu. Sewaktu kecil mereka sangatlah lucu, hanya dengan melihatnya saja membuat rasa lelah dipunggungku menghilang, iya meskipun saat ini juga mereka masih sama, cuman ketika mereka marah itu terasa menakutkan.


Rama mengalihkan perhatiannya pada Pria Suram. 


RAMA

Apa itu seseram istrimu ketika marah?


PRIA SURAM

Istriku lebih mengerikan jika marah. Bahkan mungkin, iblis saja akan dibuat takut olehnya.


RAMA 

Apa istrimu semenyeramkan itu?


Mereka tertawa terbahak-bahak.


52. INT. RUMAH WULAN - KAMAR WULAN - MALAM

Wulan duduk di depan layar komputernya, menekan tombol keyboard dengan cepat, lalu dia berhenti menekan keyboard dan menyandarkan punggungnya seraya menghela napas.

Wulan teringat dengan kejadian di mana ia bertemu Rama di rumah sakit dan ketika ia melihat Rama terbatuk-batuk.

Wulan mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja, dan menghubungi Rama.


INTERCUT:

53. EXT. ATAP GEDUNG - MALAM


PRIA SURAM 

(tersenyum)

Meskipun begitu, dia terlihat menawan. 


Rama dan Pria Suram itu sama-sama diam, memandangi pemandangan di depannya.

SFX: NADA DERING TELEPON RAMA.

Rama mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya, dan melihat nama Wulan terpampang pada layar ponselnya. Rama mengusap ikon hijau pada layar, lalu menatap sekilas wajah Pria Suram seraya menyimpan ponsel di samping telinganya.


RAMA

(tersenyum)

Ada apa Lan?


WULAN

Eh Ram, e ... e ....


RAMA

Lan?


WULAN

Lo belum pulang ke rumah ya Ram?


RAMA

Udah ko ini, daritadi udah sampe.


WULAN

Bohong, gak mungkin ada suara-suara aneh kayak gitu kalau udah di rumah.


RAMA

(terkekeh)

Kenapa emangnya?


WULAN

Enggak, aku cuman pengen tanya aja. Takut kamu nyasar atau oleng di jalan. Kamu 'kan lagi sakit, kenapa kamu langsung pulang ke rumah aja?


RAMA

Sakit, siapa?


WULAN

(jengkel)

Ish kamu lah!


RAMA

(terkekeh)

Gak, aku gak sakit, aku ok. 


WULAN

Tadi batuk-batuk apa?


RAMA

Itu cuman batuk-batuk biasa.


WULAN

Oh yaudah deh kalau gitu. Kalau kamu butuh apa-apa telepon aku aja yah! nanti aku bawain ke rumah kamu!


RAMA

Iya, iya kamu gak perlu khawatir. Nanti aku hubungin kamu kalau aku butuh sesuatu.


WULAN

Ok ... kalau gitu ... bye!


Wulan mematikan teleponnya, dan Rama terus mempertahankan senyumannya.


PRIA SURAM

Masa muda ... indah sekali bukan?


RAMA

Begitulah.


PRIA SURAM

Bersenang-senang, memiliki pacar yang cantik, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi di sekitarnya dan hanya memikirkan masa depan yang hebat ... aku merindukan momen-momen itu.


RAMA

Aku tidak memiliki keinginan yang hebat, yang mungkin hanya dengan membayangkannya saja bisa membuatku tampak luar biasa ... tapi aku cukup senang dengan situasiku saat ini, aku bahagia dengan saat-saat yang telah kulalui, dan aku tidak memiliki penyesalan apapun.


CUT TO:

54. INT. SEKOLAH - KELAS WULAN - PAGI

Wulan duduk di meja yang sama dengan Sandra, mereka begitu fokus menulis dan memperhatikan seorang Guru tengah menerangkan pelajaran di depan.


55. INT. SEKOLAH - KANTIN - SIANG.

Wulan memakan sepotong roti dengan segelas minuman bersoda sementara Sandra hanya meminum segelas teh saja.


WULAN

San, lo gak beli makan? gak laper lo?


SANDRA

Laper sih, tapi lagi gak mood makan. 


WULAN

Lah, gimana sih, ko bisa lu rela gak makan cuman karena gak mood? emang ada apaan sih tiba-tiba kayak gini?


SANDRA

Semalem gue ketemu sama Haikal.


Wulan memiringkan kepalanya serta menaikkan sebelah alisnya.


WULAN

Terus?


SANDRA

Nah, awal-awal pas gue ketemu dia gue masang wajah bt lah yah karena gue masih kesel sama dia. Terus dia tiba-tiba bilang mau serius sama gue dan bla bla bla ... sesudah itu dia megang tangan gue dan lo tau gak Lan, gue kira abis itu dia mau nyium gue, eh ternyata malah cuman gitu doang, gak ada apa-apa lagi. Gue disitu kesel lagi, tapi yah seenggaknya sekarang kita seneng-seneng lagi.


Wulan beranjak bangun dari tempat duduknya, berjalan memutar ke belakang Sandra, dan Sandra hanya memperhatikan Wulan dengan kebingungan.


SANDRA

Kenapa Lan?


Wulan tiba-tiba menumpahkan sedikit minuman bersoda miliknya ke atas kepala Sandra dan membuat Sandra terkejut. Wulan memijat-mijat area pelipis Sandra dengan lembut.


WULAN

Sucikan pikiran, sucikan pikiran!


Sandra menepis tangan Wulan dari kepalanya.


SANDRA

Apa-apaan sih lu Lan?


WULAN

(terkekeh)

Lagian pikiran lo kotor gitu, ngebayangin Haikal nyium lo. Istighfar San, istighfar!


SANDRA

Untung seragam gue gak kebasahan.


WULAN

Ya gue juga mikir-mikir dong San, gue cuman nyiram kepala lo doang.


Wulan kembali duduk di tempatnya dan memberikan tisu kepada Sandra.


SANDRA

Lo nyiram gue pakai air soda, emang kepala gue apaan? 'kan bisa pakai air biasa!


WULAN

Kalau pakai air biasa lama, lebih cepet pakai air soda. Jadi, semua hal-hal kotor terlarutkan.


SANDRA 

Gak gitu cantik konsepnya.


WULAN

Terus sekarang lo gak ada masalah lagi sama Haikal?


SANDRA
'Kan udah gue bilang tadi, kita seneng-seneng lagi. Lo gak denger?


WULAN

Ya bagus deh kalau gitu. Ka Faisal gimana?


SANDRA

Gue belum kasih dia, ribet soalnya kalau dia sampe tau.


WULAN

Iya sih, tapi kalau lo gak kasih tau juga nanti dia bakalan tau sendiri. Bukannya malah makin ribet ya kalau kayak gitu?


SANDRA

Kalau masalah itu mah, gue serahin aja ke diri gue di masa depan.


Mereka tertawa dan kembali menikmati makanan dan minuman mereka.


SANDRA

Oh iya hubungan lo sama Rama gimana? udah ada perkembangan?


WULAN

Gue sama Rama? perkembangan gimana maksudnya?


SANDRA

Iya hubungan lo sama dia udah ada peningkatan belom.


WULAN

Peningkatan gimana maksudnya, hubungan kita masih kayak biasanya aja ko, gak kenapa-napa.


Sandra menepuk jidatnya.


SANDRA

Seriusan?


WULAN

Dua rius malah.


SANDRA

Gue kira lo sama Rama udah jadian?


WULAN

(terkekeh)

Mana mungkin. Gue sama Rama sama sekali gak cocok ... terus mana mau juga Rama sama cewek kayak gue.


SANDRA

Tapi kelihatannya kalian cocok-cocok aja tuh.


WULAN

Iya itu sekedar kelihatannya aja, gak pasti juga. Hm yah mungkin gak tahu juga sih, gimana nanti aja.


Sandra mengejek Wulan dengan senyumannya.


WULAN

Apa?


SANDRA

Gak ....


Sandra menggenggam kedua tangan Wulan.


SANDRA (Cont'D)

Gue doain aja yang terbaik buat lo.


Wulan yang kebingungan memiringkan kepalanya.

SFX: BEL ISTIRAHAT BERAKHIR.

Sandra melepas tangan Wulan, lalu beranjak bangun dari duduknya, dan berjalan pergi. Wulan juga bangun dari duduknya, dan mengikuti langkah Sandra di belakangnya.


56. EXT. JALANAN - SORE

Wulan berjalan pulang sekolah seorang diri. Melamun, menengok ke kanan-kiri ketika hendak menyeberangi jalan yang padat dilalui kendaraan bermobil dan bermotor.


WULAN

Gue sama Rama? 


Wulan menghela napas panjang, dan terus melangkah.


57. EXT. DEPAN TOKO BUKU - SORE

Wulan berhenti di depan Toko Buku, dan melihat tanda tutup pada pintu masuk Toko. Dia kembali menguap dan berjalan pergi.


58. INT. RUMAH WULAN - KAMAR WULAN - MALAM

Wulan tengah menulis novelnya. Lalu menyandarkan tubuhnya ke belakang seraya meminum segelas kopinya.


WULAN

Males banget harus revisi terus-terusan.


Wulan mengambil ponsel di sebelahnya, dan membuka sebuah aplikasi sosial media yang menampilkan karya terbaru dari Kira.


WULAN

Perasaan baru kemarin rilis yang baru, sekarang udah rilis lagi? lagi butuh duit kali yah?


Wulan tertawa dan melihat belakangan ini Rama telah jarang mengiriminya pesan. Namun, Wulan memasang raut wajah tak peduli dan menyimpan kembali ponselnya, kemudian lanjut merevisi novelnya.


WULAN

Tapi tadi Toko-nya juga tutup ... semoga aja besok buka deh.


59. EXT. DEPAN TOKO BUKU - SORE.

Dengan masih mengenakan seragam ke sekolah, Wulan kembali datang ke Toko Buku, dan masih terdapat tanda tutup pada pintunya. Wulan begitu lesu, menghela napas, dan melihat dari arah yang berlawanan Daffa berjalan bersama dengan Lulu.


DAFFA

Wulan!


LULU

Kenalan kamu Daf?


DAFFA

Iya dia temen aku waktu SMP.


LULU

Dia salah satu cewek yang jadi korban kamu?


DAFFA

Bukan, dia cuman kenalan doang. Iya meskipun pada awalnya aku emang udah niat deketin dia, tapi sama dia ditolak mentah-mentah. Ngomong-ngomong lagi ngapain lo di sini, Lan?


Wulan melirik matanya ke arah pintu.


WULAN

Gue mau beli bukunya Kira, tapi Tokonya tutup.


DAFFA

Tutup? 


Daffa dan Lulu berjalan mendekat.


DAFFA

Oh iya tutup, gimana dong Say?


LULU

(murung)

Iya mau gimana lagi, kita cari di Toko yang lain aja. 


DAFFA

Yaudah. Gue langsung cabut ya Lan!


Daffa dan Lulu berjalan melewati Wulan. Tetapi dengan agak ragu, Wulan mengangkat tangannya.


WULAN

E ... eh Daf!


Daffa dan Lulu berhenti dan membalikkan tubuhnya untuk melihat Wulan.


DAFFA

Kenapa?


WULAN

Lo temenan sama Rama 'kan? sekarang dia di mana?


DAFFA

Rama?


Daffa melirik ke atas, berpikir.


DAFFA (Cont'D)

Gue emang temenan sama dia, tapi gue gak tau sekarang dia lagi di mana. Malah gue juga penasaran sama dia, soalnya udah beberapa hari ini dia gak masuk sekolah.


WULAN

(Terkejut)

Serius?


DAFFA

Gak ada untungnya gue bohong sama lo!


WULAN

Ok deh kalau gitu, makasih!


DAFFA

Tapi nanti gue kabarin lo, kalau gue ketemu sama Rama.


Daffa dan Lulu berbalik dan kembali melanjutkan perjalanannya. Sementara Wulan hanya bisa termenung, mengambil ponsel dari dalam saku celananya, mencoba mencari kontak Rama dan hendak meneleponnya. Namun, begitu hendak menekan tombol telepon, Wulan mendadak ragu dan mengurungkan kembali niatnya.

Wulan hanya mengetikan pesan; 'Ram lo punya novel terbarunya Kira gak?' dan setelah terkirim ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Lalu, kemudian berjalan pergi.


60. INT. RUMAH WULAN - KAMAR WULAN - MALAM

Ketika sedang sibuk merevisi tulisannya, Wulan melihat pesan yang ia kirim sebelumnya pada Rama masih belum terbaca dan kembali meletakkan ponselnya.


WULAN

Apa dia cuman mainin aku doang?


Wulan hanya menggeleng, mematikan komputer, dan pergi ke tempat tidur. 


WULAN

Ya sudahlah kalau dia emang gitu. Toh dari awal aku juga gak berharap apapun.


Wulan mematikan lampu kamar, menarik selimutnya dan tertidur.


61. INT. RUMAH WULAN - KAMAR WULAN - PAGI

Cahaya matahari perlahan masuk ke dalam kamarnya melalui celah-celah ventilasi.


SFX: SUARA ALARM.


Wulan segera bangun, mematikan alarmnya yang berisik. Dia menggeliat, beranjak bangun dari atas kasur untuk mengambil ponselnya, dan melihat jika pesan yang ia kirim pada Rama masih belum terbaca.

Dengan memasang wajah lesu Wulan mengambil handuk yang menggantung di belakang pintu, lalu membuka pintu dan berjalan keluar dari dalam kamar.

Tak lama dengan rambut yang masih basah, Wulan kembali masuk ke dalam kamarnya. Setelah mengeringkan rambutnya, Wulan mulai mengenakan seragam sekolah, bercermin, mengambil tas sekolah yang ia simpan di atas meja, dan berjalan keluar dari kamar.


62. EXT. JALANAN - PAGI

Ketika sedang menunggu kendaraan umum lewat di tepi jalan, dengan wajah lesu Wulan melihat kembali pesan yang ia kirim pada Rama dan ternyata masih belum di baca juga.


CUT TO:

63. INT. SEKOLAH - PAGI 

Seorang Guru sedang menerangkan pelajaran di depannya, dan Wulan secara sembunyi-sembunyi melihat pesan yang ia kirim masih belum dibaca juga oleh Rama.


CUT TO:

64. INT. SEKOLAH - KANTIN - SIANG

Pada saat sedang makan, Wulan kembali melihat pesan yang ia kirim. Tetapi begitu kembali melihat pesannya masih belum dibaca oleh Rama, Wulan hanya bisa menghela napas.


CUT TO:

65. EXT. DEPAN TOKO BUKU - SORE

Toko buku masih tutup, dan Wulan hanya berjalan melewatinya seraya mengecek ponselnya. Dan melihat Rama masih belum juga membaca pesannya.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar