Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
77. EXT. PEMAKAMAN - SIANG
Hanya sedikit orang yang datang ke pemakaman Rama. Guru-guru di sekolah, teman sekelas, pria-pria bersetelan hitam, dan teman-temannya: Haikal, Bian, Daffa, Lulu, Vanesha, Sandra, dan Wulan.
Setelah proses pemakaman dan pembacaan doa-doa selesai, dan beberapa orang telah pergi, menyisakan teman-teman Rama saja.
Lulu meneteskan air mata dan Daffa dengan tatapan tajam langsung memeluknya sementara Bian menangis sejadi-jadinya dan ditenangkan oleh Haikal.
HAIKAL
Dengan terisak tangis, Bian membersihkan air matanya menggunakan bajunya dan berhenti menangis. Setelah hal itu, Haikal dan Sandra memutuskan untuk pergi sementara Daffa dan Lulu juga begitu, sementara yang lainnya membubarkan diri dan menyisakan Wulan seorang diri.
Ketika Wulan melihat nama yang tertera pada batu nisan, datang Pak Herman dengan wajah yang sembab, berjongkok dan menaburkan beberapa bunga, lalu berdiri di dekat Wulan.
PAK HERMAN
Kamu tidak pulang?
WULAN
PAK HERMAN
WULAN
Pak Herman melihat Wulan seakan tak menyangka.
PAK HERMAN
WULAN
PAK HERMAN
WULAN
Pak Herman tersenyum pada Wulan yang baru saja tersadar.
78. EXT. DEPAN RUMAH SANDRA - SIANG
Sandra keluar dari dalam mobil dan berjalan berputar, kemudian berhenti pada jendela yang terdapat Haikal.
HAIKAL
SANDRA
Iya, tapi hati-hati, jangan sampai ugal-ugalan.
HAIKAL
SANDRA
HAIKAL
Sandra tersenyum dan masuk ke dalam rumahnya begitu juga dengan Haikal yang segera pergi.
79. EXT. JALANAN - SIANG
Daffa dan Lulu berjalan beriringan dengan bergandengan tangan.
LULU
DAFFA
(tersenyum)
LULU
(Mengangguk)
Daffa mengangkat alisnya, lalu mengusap-usap kepala Lulu.
DAFFA
LULU
DAFFA
LULU
DAFFA
Lulu yang hendak marah jadi tersenyum.
LULU
DAFFA
Lulu tersenyum, lalu berbelok sementara Daffa berjalan ke arah yang sebaliknya.
SPLIT.
80. INT. RUMAH - KAMAR HAIKAL DAN DAFFA - SIANG
Masuk ke dalam kamar yang gelap, berjalan perlahan dan terduduk di atas kasur, melamun, kemudian kembali beranjak dan berdiri di depan cermin, melihat bayangan mengerikan. Mereka sama-sama menghancurkan kaca, menghancurkan barang-barang murah seraya berteriak penuh kekesalan.
Mereka kembali duduk di atas kasur, menutup wajahnya, dan menangis setelah seorang bayi.
81. EXT. PEMAKAMAN - SIANG
Pak Herman dan Wulan tengah sama-sama melihat batu nisa dengan tulisan Rama di atasnya.
Pak Herman yang terus melamun tiba-tiba teringat dengan kalimat Rama:
RAMA (O.S)
Dan Wulan yang sedang melamun pun teringat dengan kalimat dalam novel terbaru yang ia baca:
RAMA (O.S)
Kita tidak bisa dengan bebas memaksa seseorang untuk mencintai kita, tapi kita bisa dengan bebas mencintai seseorang.
Wulan melihat ke arah Pak Herman.
WULAN
Pak Herman melihat ke arah Wulan.
PAK HERMAN
WULAN
PAK HERMAN
WULAN
Ketika hendak berjalan pergi, Pak Herman menghentikan langkah Wulan.
PAK HERMAN
Wulan berbalik dan melihat ke arah Pak Herman yang sedang mengeluarkan sebuah rekaman suara dari dalam ponsel milik Rama.
PAK HERMAN
Wulan menerima ponsel itu dengan senang hati, dan layarnya juga tidak terkunci sehingga memudahkan akses bagi Wulan untuk melihatnya.
WULAN
PAK HERMAN
Wulan pun berjalan pergi.
82. EXT. JALANAN - SIANG
Wulan membuka ponsel Rama untuk mencari file rekaman yang dimaksud oleh Pak Herman. Setelah menemukannya, Wulan menghubungkan ponsel Rama dengan earphone miliknya menggunakan jaringan bluetooth, dan ketika tersambung Wulan menekan filenya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya.
RAMA (O.S)
Wulan berjalan dengan tersenyum.
RAMA (O.S)
Wulan melepas earphone dari kedua telinganya dan tetap mempertahankan senyumannya, melihat ada banyak orang berlalu lalang di sekitarnya, kemudian kembali melangkahkan kakinya dan berjalan pergi.
END.
CREDIT.