Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Into Your Heart
Suka
Favorit
Bagikan
5. Scene 51-64

51.INT. CAFÉ – SORE

RAFAEL dan CHELSEA belajar berdua. RAFAEL menumpukan dagunya di lipatan tangannya sambil menatap CHELSEA yang sibuk mengerjakan tugasnya.

RAFAEL

Chel!

CHELSEA yang dipanggil tidak menghiraukan panggilan RAFAEL.

CHELSEA

Gue udah bilang ya, gue gak mau lo bahas yang kemaren.

RAFAEL menegakkan tubuhnya sambil memanyunkan bibirnya.

RAFAEL

(menghela nafas) Emang salah ya?

CHELSEA menghentikan aktivitasnya. 

RAFAEL (CONT’D)

Salah ya kalo gue ngungkapin perasaan gue sama lo?

CHELSEA masih terdiam dan enggan menatap RAFAEL.

RAFAEL (CONT’D)

Lo pengennya gue diem aja gitu soal perasaan gue?

RAFAEL memperhatikan Chelsea yang sibuk mengedarkan pandangannya tanpa berubah posisi sedikitpun.

RAFAEL

Kalo gitu, lupain yang gue bilang kemaren kalo itu bikin lo gak nyaman. Ma-

CHELSEA memotong ucapan RAFAEL. Ia menatap lurus ke mata RAFAEL.

CHELSEA

Bukan gitu, Vel. (mengalihkan pandangan) Gue cuma gak percaya lo suka sama gue.

RAFAEL

Kenapa gak percaya sih? Gue udah bilang berapa kali kalo gue serius.

CHELSEA

Soalnya selama ini gue pikir lo suka sama Anisa.

RAFAEL

Anisa?

CHELSEA mengangguk.

RAFAEL(CONT’D)

Anisa cuma temen kecil gue. Kita temenan dari kecil karena dulu rumah kita tetanggaan.

CHELSEA

Iya gue tau Anisa temen kecil lo. Cuma gue pikir gak ada temen cowok yang segitunya jagain temen ceweknya kalo gak ada perasaan sama sekali.

RAFAEL

(menatap lembut pada Chelsea) Gue gak ada rasa sama Anisa selain rasa sayang ke temen. Gue jagain dia karena dia udah kayak saudara. Percaya kan sama gue? Chelsea?

CHELSEA terdiam lalu mengangguk sambil tersenyum. RAFAEL pun ikut mengangguk dan tersenyum.

CHELSEA

Tapi, gue belum bisa ngasih jawaban buat pertanyaan lo. Gue belum bisa mastiin gue suka sama lo atau cuma nyaman temenan sama lo. 

RAFAEL

Gak papa. Gue bisa nunggu, kok.

CHELSEA

Oke.

CHELSEA melanjutkan aktivitasnya begitu juga RAFAEL melanjutkan aktivitasnya memperhatikan CHELSEA belajar.

CHELSEA 

(mengangkat wajahnya)Lo dari tadi liatin gue mulu. Kita disini belajar bukan buat lo liatin gue belajar.

RAFAEL

Gue bisa belajar di rumah, kalo di rumah, gak bisa liatin lo.

CHELSEA

(salting) Raveeel. Belajar!(mengetuk buku Ravel)

RAFAEL hanya tersenyum tanpa melepaskan pandangannya dari CHELSEA.

CHELSEA

Belajar,Vel! Ih ngeselin banget!(mengetuk kepala Rafael dengan pulpen)

RAFAEL

(memegang kepalanya) iya. Belajar.

CUT TO:

52.EXT. JALUR PEJALAN KAKI – SORE

RAFAEL dan CHELSEA berjalan berdampingan.

RAFAEL

(menoleh pada Chelsea) Chel!

CHELSEA

Hm?(menoleh pada Rafael)

RAFAEL

(menggeleng) Gak jadi, deh.

CHELSEA berhenti berjalan lalu menghadapkan badannya ke RAFAEL.

CHELSEA

Apaan? Gue gak suka ya, dibikin penasaran.

RAFAEL

Lo gak ada niatan buat minta maaf sama Anisa?

CHELSEA terdiam lalu mengalihkan pandangan.

RAFAEL (CONT’D)

Ya, maksud gue, lo kan udah berubah sekarang. Lo jadi orang yang lebih baik. Apa lo gak kepikiran buat minta maaf ke Anisa? Mau gimanapun lo pernah nyakitin dia. Mungkin secara fisik, gak. Tapi, hatinya mungkin iya.

RAFAEL menatap dalam CHELSEA yang melihat ke arah lain.

RAFAEL(CONT’D)

Chel, gue tau hati lo baik. Yang gue gak tau, apa yang bikin lo ngelakuin apa yang lo lakuin dulu ke Anisa. Gue yakin lo punya alasan tersendiri. Tapi, mau gimanapun yang lo lakuin ke Anisa itu salah. Lo manfaatin dia dan bikin gak ada yang mau temenan sama dia. Jadi, lo mau kan mempertimbangkan buat minta maaf ke Anisa?

CHELSEA menatap dalam mata RAFAEL.

RAFAEL

Gue ngomong ini bukan karena gue suka sama Anisa, ya. Entar lo salah paham lagi. Gue minta ini karena gue pengen lo gak punya beban lagi. Gue juga pengen temen gue akur sama orang yang gue suka.(tersenyum)

CHELSEA

(refleks melebarkan matanya)Apaan sih?(meninju pelan lengan Rafael)

RAFAEL terkekeh.

CHELSEA (CONT’D)

Iya, gue mau minta maaf. Gue emang sering kepikiran soal itu cuma bingung gimana caranya. Secepatnya, gue bakal minta maaf ke Anisa. Gue juga bakal ngajak teman-teman gue. Semoga mereka mau.

RAFAEL mengangguk sambil tersenyum lalu mengacak rambutnya CHELSEA.

CUT TO:

53.INT. KELAS – PAGI

CHELSEA, TANIA, SANDRA dan LULU menghampiri meja ANISA.

CHELSEA

Anisa.

ANISA mengangkat wajahnya lalu memandangi CHELSEA dan teman-temannya satu-persatu. 

CHELSEA

Emmm…

CHELSEA terlihat ragu, ia memberi jeda lalu menghela nafasnya.

CHELSEA (CONT’D)

Gue sama teman-teman mau minta maaf atas perlakuan kita selama ini ke elo. Terutama gue, maafin gue karena udah memperlakukan lo dengan buruk. Gue menyesal dan gak bakal ngelakuin itu lagi. Maaf, ya.

TANIA

(menghindari bertatapan dengan Anisa) Gue juga minta maaf ya, Anisa.

SANDRA

Maafin gue juga.

LULU

(tersenyum ramah) Gue juga minta maaf ya, Anisa.

CHELSEA

Lo mau maafin kami, kan?

ANISA terdiam lalu melirik RAFAEL dengan ekor matanya. Dia yakin RAFAEL yang berkontribusi dalam hal ini. ANISA beralih pada CHELSEA dan teman-temannya lagi. ANISA menjawab dengan anggukan.

CHELSEA tersenyum senang.

CHELSEA

Makasih, Anisa.

Mereka berempat pun meninggalkan meja ANISA kembali ke meja mereka. CHELSEA menoleh pada RAFAEL. RAFAEL tersenyum lalu mengarahkan jempol padanya. ANISA melihat itu dan ia terlihat kesal.

CUT TO:

54.INT. TANGGA SEKOLAH – SIANG

Suasana sepi karena masih jam pelajaran. CHELSEA menuruni anak tangga. CHELSEA berhenti di pertengahan tangga karena ANISA menghadangnya. CHELSEA berusaha melewati ANISA tapi ANISA menghalanginya.

CHELSEA

Kenapa ni?

ANISA

Lo pikir semudah itu gue maafin lo?

CHELSEA sedikit terkejut lalu mengerjap.

ANISA (CONT’D)

Lo udah ngehancurin masa SMA gue yang seharusnya menyenangkan jadi masa yang gak mau gue inget. Gue bahkan gak tau apa salah gue ke elo sampe lo ngelakuin ini ke gue. Ngebully gue. Lo emang gak pernah mukul gue atau nampar gue. Tapi, lo memperlakukan gue kayak babu lo dan bikin gak ada yang mau temenan sama gue karena takut bakalan dibully juga. Gue menderita. Dan itu semua gara-gara elo.

CHELSEA

Anisa, gue tau gue salah dan gue udah minta maaf. Lo mau apalagi dari gue?

ANISA

Lo pikir, dengan minta maaf semuanya selesai? Gue akan lebih bahagia seandainya lo selamanya tenggelam dalam rasa bersalah dan lo juga ngerasain apa yang selama ini gue rasain.

CHELSEA terdiam, tidak tahu harus berkata apa.

ANISA(CONT’D)

Gue marah. Setelah semua yang lo lakuin ke gue, lo baik baik aja. Bahkan temen gue yang gue pikir bakalan selalu di samping gue, ikutan berpihak sama lo. Ini gak adil. Lo gak pantes bahagia dan seharusnya lo hancur. HAN-CUR!(mendorong bahu Chelsea dengan keras)

CHELSEA

Ternyata, selama ini gue salah berpikir kalo lo adalah cewek yang baik. Setelah denger ini semua, kayaknya lo gak sebaik itu.

ANISA

Lo yang bikin gue begini! LO!(mendorong bahu Chelsea lebih keras)

CHELSEA

Heh! Lo jangan dorong-dorong bisa, gak?

CHELSEA mendorong bahu ANISA lumayan keras, membuat ANISA hampir jatuh. Untungnya, CHELSEA refleks menarik tangan ANISA dan ANISA tidak terjatuh. ANISA menatap tangannya yang dipegang CHELSEA lalu menghempaskan tangan CHELSEA. CHELSEA kaget luar biasa. ANISA jatuh dan terguling di tangga hingga terbaring di dasar. Mendengar suara jatuhnya ANISA, keributan terjadi. Semua orang berhamburan menuju asal suara. Sementara CHELSEA berdiri mematung sambil menatap ANISA yang kepalanya berlumuran darah.

55.INT. RUANG BK – SIANG

CHELSEA duduk dikelilingi kepala sekolah dan beberapa guru.

CHELSEA

(menoleh pada kepala sekolah) Anisa jatuh bukan karena saya, Pak.

PAK HENDRA

Mau ngelak apa lagi kamu, selain Anisa, cuma ada kamu di TKP.

CHELSEA

(menoleh pada Pak Hendra) Pak, Anisa tadi hampir jatuh terus saya tolongin. Dia malah lepas tangan saya dan akhirnya jatuh.

PAK HENDRA

Kamu pikir kami bakal percaya sama omongan kamu?

PAK KEPSEK

Pak Hendra, boleh saya bicara?

PAK HENDRA

Boleh, Pak. Maaf.

PAK KEPSEK

Sebenarnya kami juga tidak punya bukti untuk menuduh ku Chelsea, tapi cuma kamu yang bersama Anisa saat itu. CCTV di tangga juga rusak. Jadi, untuk masalah ini, sampai Anisa sadar dan bisa memberikan kesaksian dan sampai kami menemukan bukti, kamu belajar di rumah dulu, ya.

CHELSEA terdiam.

CUT TO:

56.INT. KORIDOR – SIANG

Chelsea keluar dari ruang BK. Terlihat RAFAEL berdiri menunggunya di samping pintu ruang BK. Matanya merah, ia terlihat sedih dan marah.

RAFAEL

Kenapa lo lakuin itu?

CHELSEA terdiam sambil menatap tajam pada RAFAEL.

RAFAEL(CONT’D)

Kenapa lo tega ngelakuin itu? Gue kira lo udah berubah. Ternyata perkiraan gue salah. Gue bodoh karena berpikir lo adalah orang yang baik. Gue gak percaya lo bisa ngelakuin itu.

CHELSEA mengepalkan tangannya kuat, menahan amarahnya.

CHELSEA

Kalo lo gak percaya gue ngelakuin itu, kenapa lo ikutan nuduh gue? Gue bodoh karena berpikir lo bakal percaya sama gue. Gue bodoh karena percaya ucapan lo kalo lo suka sama gue. Karena orang yang suka sama gue pasti bakal lebih percaya sama gue.

RAFAEL terdiam dan mengalihkan pandangan. CHELSEA menghela nafasnya lalu pergi. RAFAEL menoleh ke arah CHELSEA pergi lalu mengusap wajahnya kasar.

CUT TO:

57.INT. RUMAH CHELSEA – RUANG TAMU – SIANG

CHELSEA masuk ke rumahnya. Ia berlari menuju kamarnya. RANI datang dari dapur.

RANI

(melihat Chelsea yang sedang menaiki tangga) CHELSEA, kok kamu pulang cepat? Kenapa?

CHELSEA tidak menghiraukan panggilan RANI dan langsung masuk ke kamarnya lalu mengunci pintu.

CUT TO:

58.INT. KAMAR – SIANG

Chelsea melemparkan tasnya ke sembarang tempat lalu masuk ke kamar mandi.

CUT TO:

59.INT. KAMAR MANDI - SIANG

CHELSEA mengunci pintu kamar mandi lalu bersandar di tembok. Ia mulai menangis dan semakin lama semakin keras.

CUT TO:

60.INT. KAMAR CHELSEA – MALAM

CHELSEA duduk bersandar di kepala ranjangnya sambil mendengarkan musik melalui ponselnya.

SOUND EFFECT: bunyi gedoran nyaring di pintu

CHELSEA kaget lalu melepas earphonenya. 

MARIO (V.O)

CHELSEA! KELUAR KAMU! PAPA MAU NGOMONG! CHELSEA BUKA PINTUNYA! CHELSEA! BISA-BISANYA KAMU BIKIN MASALAH DI SEKOLAH! KAMU MAU JADI BERANDALAN? 

RANI(V.O)

Mas, jangan emosi, mas. Kasian Chelsea.

MARIO(V.O)

Udah. Kamu diam aja. Salah kamu, terlalu memanjakan Chelsea.

CHELSEA merebahkan tubuhnya lalu menutup dirinya dengan selimut.

MARIO(V.O)(CONT’D)

KAMU GAK MAU KELUAR? KALO KAMU GAK MAU KELUAR SAMPAI BESOK PAGI, PAPA BIARIN KAMU DITUNTUT DAN MASUK PENJARA!

RANI(V.O)

Udah, mas. Tenang.

MARIO(V.O)

AH! BERISIK KAMU!

Suara gedoran di pintu hilang, diikuti suara langkah kaki yang menjauh. CHELSEA kaget.

CHELSEA

Dituntut?

Close up ke layar handphone CHELSEA. CHELSEA membuka grup chat kelasnya dan benar saja. Teman-temannya membicarakan bahwa ibunya ANISA ingin menuntut CHELSEA atas kejadian jatuhnya ANISA.

CHELSEA bergegas lari ke arah pintu lalu keluar dari kamarnya.

CUT TO:

61.INT. KELAS – PAGI

RAFAEL menatap keluar jendela. Teringat kejadian saat ia menanyai ANISA tentang kejadian ANISA jatuh dari tangga.

CUT TO:

62. INT. RUANG RAWAT - MALAM

RAFAEL

An, emang bener Chelsea yang dorong lo?

ANISA

(sedikit kaget dan ragu) Iya. Chelsea yang dorong gue.

RAFAEL terlihat kecewa dan hanya bisa diam.

CUT BACK TO:

63.INT. KELAS - PAGI

RAFAEL

Anisa gak pernah boong sama gue kecuali soal dia diganggu sama Chelsea. Tapi, gue yakin kalo Chelsea emang udah berubah. Terus gue harus percaya sama siapa?

RAFAEL mengacak rambutnya frustrasi.

CUT TO:

64.INT. KAMAR CHELSEA – PAGI

CHELSEA duduk di kasurnya, kakinya ditutupi selimut. Close up ke wajah CHELSEA yang lebam di bagian pipi kanannya. Ia menatap ke luar dengan tatapan kosong lalu membuka handphonenya. Close up ke tangan dan handphone CHELSEA. Pergelangan tangan Chelsea terlihat merah. Ia membuka pesan dan tidak ada satu pesanpun dari teman-temannya. CHELSEA teringat kejadian tadi malam, saat ia menemui papanya untuk membela dirinya.

CHELSEA(V.O)

Bukan aku pelakunya, Pa. Dia jatuh bukan karena aku.

Terdengar suara Chelsea sambil menangis.

SOUND EFFECT: suara tamparan beberapa kali.

MARIO(V.O)

KENAPA KAMU BIKIN MASALAH DI SEKOLAH? BUKANNYA BIKIN BANGGA MALAH BIKIN MALU. DASAR ANAK TIDAK TAU DIUNTUNG.

CHELSEA(V.O)

Ampun, Pa. Tapi, Chelsea benar-benar gak ngelakuin itu, Pa.

MARIO(V.O)

KAMU HARUS DIKASIH PELAJARAN.

RANI(V.O)

(menangis) Sudah, Mas. jangan tampar Chelsea. Dia pasti gak salah.

CHELSEA tersadar dari lamunannya. Ia meneteskan air mata lalu memeluk lututnya.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar