Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Into Your Heart
Suka
Favorit
Bagikan
3. Scene 28-38

28.INT. RUANG KELAS – SIANG

RAVEL berjalan menuju kelasnya sambil memegangi tali tasnya yang hanya disampirkan sebelah. Ia masuk kelas kemudian matanya langsung menangkap CHELSEA dan teman-temannya yang terlihat sedang menyalin sesuatu. Ia menghampiri mereka. CHELSEA menoleh ke samping kirinya saat Ravel terlihat samar di ujung matanya.

RAVEL

Gue udah bersedia ngajarin lo dan ngeluangin waktu dan tenaga buat ngajarin lo sama temen-temen lo. Kalian malah nyontek?

TANIA

Heh! Otak gue gak seencer otak lo ya yang dengan mudah bisa paham rumus ini dan itu. Mau belajar pun percuma. Nyapek-nyapekin aja.

RAVEL

Percuma? Belajar gak ada yang percuma. Lagian lo baru belajar sekali mana bisa langsung ngerti. Kalo udah tau otak lo susah memahami rumus-rumusan harusnya lebih rajin belajar, lebih banyak usahanya dibanding orang yang lo anggap otaknya encer.

TANIA

Ngomong doang gampang, ya. Lo bisa ngomong kayak gitu, karena lo pinter dari lahir. Gak akan paham, gak akan ngerti.

RAVEL

Gak ada yang pinter dari lahir. Semua perlu belajar! Mana ngerti, otak lo kan isinya cuma dandan.

TANIA

Apa lo bilang?

SANDRA

Udah tan, jangan diterusin.

LULU

Jangan berantem, dong.

CHELSEA menarik tangan RAVEL lalu menyeretnya keluar.

RAVEL

Apa? Lo mau belain temen lo? Mau marahin gue?

CHELSEA

Masalah lo sama gue kan? Gue yang minta lo yang ngajarin gue. Gak usah berantem sama temen gue.

RAVEL

Lo juga. Lo bilang mau jadi anak baik. Gue pikir itu artinya lo mau belajar dengan baik.

CHELSEA

Iya, oke. Gue salah. Tapi, lo gak usah ngurusin temen-temen gue. Biar gue yang ngurus mereka dan ngasih tau mereka.

RAVEL

Terserah.

RAVEL meninggalkan CHELSEA lalu masuk ke dalam kelas.

CUT TO:

28.INT. KAMAR CHELSEA – MALAM

CHELSEA berbaring di kasurnya bersiap untuk tidur. Tapi, ia tiba-tiba teringat ucapan teman-temannya.

CUT TO:

29. INT. KANTIN - FLASHBACK - SIANG

Tan6ia

Lo kalo nyuruh gue belajar sendiri alias mikir sendiri buat nugas. Gue gak bisa. Otak gue pas pasan.

SANDRA

Gue juga, Chel.

LULU

Apalagi gue.

CHELSEA

Gue bakal ngajarin kalian pelan-pelan, kok.

TANIA

Kalo lo kan pinter ya, selama ini cuma karena lo males belajar. Kalo kita emang mau belajar kek gimana juga, hasilnya bakal sama aja.

CHELSEA

Ya udah. Gue juga gak bisa maksa kalian.

CUT BACK TO:

30.INT. KAMAR CHELSEA - MALAM

CHELSEA mendengus lalu memejamkan matanya.

CUT TO:

31.INT. RUANG KELAS – SIANG

RAVEL memiliki kembaran bernama RAFAEL dan mereka mulai bertukar di scene ini. RAVEL biasanya pakaiannya tidak pakai dasi dan tidak terlihat rapi, RAFAEL terlihat rapi dan memakai dasi.

Jam pelajaran kosong, murid-murid berhamburan kesana kemari. CHELSEA masih duduk di kursinya. Ia mengambil buku matematika lalu menaruhnya di atas meja. Ia menoleh ke belakang, pada RAFAEL tepatnya. Sedangkan RAFAEL hanya bengong mendengarkan teman-temannya mengobrol.

CHELSEA

Heh!

RAFAEL yang dipanggil tidak menoleh

CHELSEA (CONT'D)

Vel!

Masih tidak menoleh.

CHELSEA (CONT'D)

(teriak) RAVEL!

Akhirnya, RAFAEL menoleh.

RAFAEL

Lo manggil gue?

CHELSEA

Yaiyalah. Siapa lagi yang namanya Ravel di kelas ini?

RAFAEL

(mengangguk-angguk) Kenapa?

CHELSEA

Kenapa? Lo belagak lupa apa gimana? cepet sini ajarin gue.

RAFAEL

Ajarin?(beat) Ah, oke.

RAFAEL berjalan menghampiri CHELSEA. 

CHELSEA

Ambil tuh kursi.

CHELSEA mnyuruh RAFAEL mengambil kursi kosong yang ditinggal pemiliknya ke kantin.

RAFAEL

Kan bisa duduk disitu? (menunjuk kursi kosong di sebelah Chelsea)

CHELSEA

Lo pikir gue mau duduk sebelahan sama lo?

RAFAEL

Oke.

RAVEL mengambil kursi tadi lalu duduk di sebelah kanan meja CHELSEA.

RAFAEL

Mana yang harus gue ajarin?

CHELSEA

(menunjuk soal di buku) Ini. Gue gak ngerti.

RAFAEL

Oh. Ini.

RAFAEL mulai menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut pada CHELSEA dan CHELSEA memperhatikannya.

CUT TO:

32.INT. KELAS - SIANG

Saat pulang sekolah, RAFAEL keluar dari kelas bersama dengan ANISA. CHELSEA yang berjalan di belakangnya menahan kepergian RAVEL.

CHELSEA

Tunggu!

RAFAEL

(menoleh ke belakang)Iya?

CHELSEA

Kan ada tugas hari ini dan dikumpulnya lusa. Kalo besok gak ada jam kosong, belajarnya sore aja ya. Soalnya gue gak bisa kalo pulang sekolah. 

RAFAEL

Oke.

CHELSEA

Ngerjainnya di café aja, ya.

RAFAEL

Oke.

Chelsea terdiam.

RAFAEL

Udah, kan?

CHELSEA mengangguk.

RAFAEL

Gue duluan, ya, Bye!(melambaikan tangan)

RAFAEL menoleh pada ANISA yang sedari tadi juga ikut menoleh pada CHELSEA lalu mereka lanjut berjalan.

CHELSEA

Kok gue ngerasa dia aneh si hari ini. Meskipun biasanya juga aneh.

CUT TO:

33.INT. CAFE – SORE

CHELSEA masuk ke dalam café. Dia mengedarkan pandangannya dan menemukan RAFAEL di salah satu meja di café itu. Cowok itu sibuk dengan ponselnya. CHELSEA berlari menghampirinya.

CHELSEA

Sorry ya, gue telat. Macet. Lo udah dari tadi?

RAFAEL

Yap! Sesuai jam janjian.

CHELSEA mengangguklalu duduk di kursi di depan RAFAEL.

RAFAEL

Gue udah pesan duluan. Haus soalnya.

CHELSEA

It's okay.

CHELSEA memesan minuman dan cemilan lalu mereka memulai belajar. CHELSEA belajar dengan bimbingan RAFAEL. Ia mulai lelah lalu menumpukan dagunya di lipatan tangannya. RAFAEL menyuruhnya untuk menghitung setelah RAFAEL menjelaskan cara mengerjakannya. RAFAEL mengambil ponselnya lalu membuka game asah otak miliknya. Setelah memenangkan beberapa level, RAFAEL mengalihkan pandangannya pada CHELSEA yang tidak bersuara sama sekali. RAFAEL menengok wajah CHELSEA yang tertutup oleh helaian rambutnya.

RAFAEL

Laah, tidur. Pantesan diem banget.

RAFAEL meletakkan ponselnya.

RAFAEL

Chel!(memanggil dengan suara pelan)Chelsea!(lebih kencang sedikit)

RAFAEL memperatikan wajah CHELSEA. Tanpa sadar, ia tersenyum.

RAFAEL mengambil perlahan buku yang dipakai CHELSEA untuk menghitung. Ternyata, ada beberapa soal yang belum selesai CHELSEA kerjakan.

CHELSEA bangun dari tidurnya. Ia mengucek matanya lalu melakukan sedikit peregangan sambil melihat sekitar hingga ia sadar RAFAEL sudah tidak ada di depannya.

CHELSEA

Lah, tuh anak kemana? Kok gue ditinggal?

CHELSEA merapikan buku-buku dan alat tulisnya. Ia menemukan buku yang tadi ia pakai untuk menghitung. Semua soal sudah ada jawabannya. 

CHELSEA (CONT'D)

Ini dia yang ngerjain? Tumben mau ngerjain tugas gue.

CHELSEA lalu membaca tulisan di lembar selaanjutnya. Tertulis “Udah gue kerjain semuanya. Dipahami. Kalo ada yang gak ngerti. Chat aja. Gue pulang duluan.”

CHELSEA

Sumpah dia aneh banget. Kek tumben banget sebaik ini ke gue. Eh tapi gak deh, baik apanya ninggalin gue disini. Ish ngeselin.

Saat CHELSEA sedang membereskan barang-barangnya, seorang pelayan menghampirinya.

PELAYAN

Saya baru mau bangunin mbaknya, ternyata udah bangun. Temennya baru aja pergi.

CHELSEA

Ah, iya. Sekalian mbak, saya mau bayar.

PELAYAN

Sudah dibayar sama mas yang tadi mbak.

CHELSEA

Udah dibayar?

PELAYAN

Iya

CHELSEA

Oh. Ya. Makasih.

CHELSEA bingung. Ada yang aneh pada RAVEL, pikirnya.

CHELSEA

Beneran, deh. Gue bingung dia kenapa belakangan ini.

CUT TO:

34.INT. MALL – SIANG

CHELSEA duduk berhadapan dengan RAFAEL. RANI duduk berhadapan dengan MISELLE. Mereka janjian makan bersama di sebuah restoran di mall itu. CHELSEA dan RAFAEL yang sudah selesai makan, terlihat tidak tertarik dengan pembicaraan ibu-ibu. Terutama CHELSEA, wajahnya terlihat sekali bahwa ia bosan dan RAFAEL menyadari itu. Kedua ibu-ibu itu berencana untuk berkeliling melihat-lihat setelah selesai makan.

RAFAEL

(menoleh pada MISELLE) Ma, (menoleh pada RANI) Tante, aku sama CHELSEA jalan jalan duluan, ya. Keliling-keliling aja. Nanti kalo mama sama tante mau pulang telpon aja.

CHELSEA yang dari tadi hanya diam sambil menopang pipinya dengan tangan, langsung melotot ke arah RAFAEL. MISELLE dan RANI saling memandang sekilas.

MISELLE

Oh, mau jalan berdua? Ya, udah. 

RAFAEL mengangguklalu berdiri.

RAFAEL berjalan meninggalkan meja mereka, sedangkan CHELSEA masih duduk dengan ekspresi bingung. 

RAFAEL

(menoleh ke belakang, ke arah Chelsea) Ayo!

CHELSEA tidak beranjak. RAFAEL berbalik lalu mendekatkan mulut ke telinga CHELSEA.

RAFAEL

(berbisik) Gue tau lo bosen.(menjauhkan wajahnya) Ayo.(berjalan meninggalkan Chelsea)

CHELSEA

(tersenyum canggung pada RANI dan MISELLE lalu pergi mengikuti RAFAEL)

MISELLE

Kirain mereka gak deket lho, makanya hari ini mau bikin mereka temenan. Tapi, kayaknya mereka udah deket.

RANI

Iya,ya.

CUT TO:

35.INT - MALL - SORE

CHELSEA mengikuti RAFAEL dan berjalan di belakangnya.

RAFAEL

(menoleh ke belakang) Ngapain lo jalan di belakang?

CHELSEA

Terus gue harus jalan sampingan gitu sama lo?

RAFAEL

Kenapa gak mau?

CHELSEA

Ya, kita bukan teman atau sebagainya yang mengharuskan gue jalan sampingan sama lo.

RAFAEL

(tertawa pelan)Gue pikir kita udah temenan.

CHELSEA

(mendelik) Kata siapa?

RAFAEL

Ya udah. (berhenti berjalan) Lo jalan di depan.

CHELSEA

Kenapa?

RAFAEL

Karena lo gak mau sampingan sama gue dan gue gak enak lo jalan di belakang gue.

CHELSEA

Enakin aja kali.

RAFAEL

Kenapa? Kenapa tingkah lo jadi begini ke gue?

CHELSEA

Maksud lo? Gini gimana?

RAFAEL

Rasanya lo baik baik aja ke gue. Kenapa jutek begini?

CHELSEA

Gue emang begini.

RAFAEL

Lo marah sama gue karena waktu itu gue tinggalin di café?

CHELSEA

Menurut lo? (Chelsea berjalan mendahului Rafael)

RAFAEL

Iya. (menarik tangan Chelsea) Sorry soal itu. 

CHELSEA

(menatap tangannya yang ditahan Rafael) Gak semudah itu.(melepaskan tangannya dari Rafael)

CUT TO:

36.INT - DEPAN KEDAI ES KRIM - SORE

RAFAEL membawa satu cup es krim lalu memberikannya pada CHELSEA. CHELSEA menerima esk krim tersebut lalu memakannya.

CHELSEA

Untung gue langsung bangun waktu lo pergi. Kalo gak, barang gue ada yang ilang. Lo gue marahin.

RAFAEL

Ya gimana, muka lo kek capek banget. Mana tega gue ngebanguninnya.

CHELSEA

Emang capek sih, abis dari sekolah ada urusan habis itu belajar lagi.

RAFAEL tersenyum.

CHELSEA

Eh, ini cuma gue yang lo beliin es krim? Buat lo mana?

RAFAEL

Gak. Kan lo yang pengen es krim.

CHELSEA

Gak suka, ya?

RAFAEL

Lagi gak mau aja.

CHELSEA mengangguk-angguk.

RAFAEL

Mau main, gak?

CHELSEA

Hm?

RAFAEL

Time zone.

CHELSEA mengangguk-angguk antusias.

CUT TO:

36.INT - TIME ZONE - SORE

CHELSEA dan RAFAEL bersenang-senang dengan memainkan berbagai macam permainan. Selanjutnya, mereka bermain basket.

RAFAEL

Lo bisa main basket?

CHELSEA

Lumayan sih, tapi gue main paling kalo jam olahraga doang.

RAFAEL

Gimana kalo siapapun yang menang bakal diturutin satu permintaannya?

CHELSEA

Gaaak. Lo mah jago. Pasti menang.

RAFAEL

Gak jago lah. B aja.

CHELSEA

Bentar gue coba dulu. (Chelsea mencoba memasukkan bola ke ring) Kan gak bisa.

RAFAEL

Gini. Lo harus fokus ke ring. (mencontohkan cara memegang bola basket yang benar) 

CHELSEA

(meniru Rafael) Gini? 

RAFAEL

Salah.

CHELSEA

(memperhatikan Rafael dengan seksama) Oh oh oh, gini.

RAFAEL

Nah iya. Coba.

CHELSEA

(melempar bola) Oh! Bisa!

RAFAEL

Kan. Gimana? Terima gak tantangan gue?

CHELSEA

Oke.

Akhirnya, mereka mulai bertanding. Namun, CHELSEA malah keliatan lebih unggul dibanding RAFAEL. Rafael takjub hingga lebih fokus pada CHELSEA yang terlihat sangat senang bermain dan tidak sadar bahwa RAFAEL sedang menatapnya sambil tersenyum. CHELSEA menang. Ia tertawa senang lalu menoleh pada RAFAEL.

RAFAEL

Kok lo jadi jago banget, sih.

CHELSEA

(tersenyum) Gue yang menang.

RAFAEL 

Jadi lo mau apa?

CUT TO:

37.INT - MALL - SORE

RAFAEL menatap bingung pada Chelsea setelah sampai di depan claw machine dan CHELSEA menyuruhnya untuk mendapatkan boneka. 

RAFAEL

Ini, keinginan lo?

CHELSEA

(mengangguk) Cepat. Ambil boneka yang itu. (menunjuk boneka yang berwarna merah muda) Harus yang itu.

RAFAEL

Oke.

Beberapa kali mencoba RAFAEL gagal dan meminta CHELSEA untuk mengganti dengan boneka yang lain. Tapi, CHELSEA menolaknya. Hingga kesekian kalinya, RAFAEL berhasil.

RAFAEL

Nih.(menyodorkan boneka pada CHELSEA)

CHELSEA

Gak mau.

RAFAEL

Lah. Kan lo yang minta boneka ini.

CHELSEA

Gue gak bilang boneka itu buat gue.

RAFAEL

Terus buat siapa?

CHELSEA

Ya, lo aja yang simpen.

RAFAEL

Gue gak suka boneka.

CHELSEA

Ya, gue juga.

RAFAEL

Terus gue capek-capek ngambilin boneka ini buat apa?

CHELSEA

Ya, makanya simpen aja gue bilang.

RAFAEL

Gak mau. (mengambil tangan Chelsea lalu memaksanya memegang boneka)

CHELSEA

Gue gak suka boneka. Ini bagian dari permintaan dari gue, ya. Simpen boneka itu.

RAFAEL

Lo ngerjain gue? Masih kesel sama gue meskipun gue udah minta maaf?

CHELSEA

Bisa jadi.

RAFAEL

Oke. Gue simpen boneka ini kalo dengan itu lo gak kesel lagi sama gue.

Sekarang, CHELSEA terlihat merasa bersalah. 

CHELSEA(V.O)

Gue udah keterlaluan ya sama Ravel? Tapi, dia juga keterlaluan waktu itu. Ninggalin di café waktu gue lagi tidur.

CUT TO:

38.EXT. TERAS MALL – SENJA

RAFAEL dan CHELSEA berdiri di teras mall. 

Setelah membuka ponselnya, RAFAEL menoleh pada CHELSEA yang juga sedang memegang ponselnya.

RAFAEL

Mereka ke rumah sakit katanya. Nengokin temen SMA mereka.

CHELSEA

Iya. Nyokap gue juga ngabarin, kok.

RAFAEL

(mengangguk)Pulang sekarang?

CHELSEA raut wajahnya terlihat bingung dan murung.

RAFAEL

Atau mau jalan-jalan?

CHELSEA

(menoleh pada Rafael)Lo bukannya mau pulang?

RAFAEL

Kalo lo belum mau pulang, gue temenin.

CHELSEA menatap lembut RAFAEL.

RAFAEL

Gimana?

CHELSEA

(tersenyum) Jalan-jalan. 

RAFAEL

(tersenyum) Oke.

Langit mulai menampakkan warna jingganya. Semburat merah terlihat sangat indah di langit kota Jakarta. RAFAEL dan CHELSEA berjalan di jalur pejalan kaki lalu masuk ke restoran fast food.

CUT TO:

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)