Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
28.INT. RUANG KELAS – SIANG
RAVEL berjalan menuju kelasnya sambil memegangi tali tasnya yang hanya disampirkan sebelah. Ia masuk kelas kemudian matanya langsung menangkap CHELSEA dan teman-temannya yang terlihat sedang menyalin sesuatu. Ia menghampiri mereka. CHELSEA menoleh ke samping kirinya saat Ravel terlihat samar di ujung matanya.
RAVEL
Gue udah bersedia ngajarin lo dan ngeluangin waktu dan tenaga buat ngajarin lo sama temen-temen lo. Kalian malah nyontek?
TANIA
Heh! Otak gue gak seencer otak lo ya yang dengan mudah bisa paham rumus ini dan itu. Mau belajar pun percuma. Nyapek-nyapekin aja.
RAVEL
Percuma? Belajar gak ada yang percuma. Lagian lo baru belajar sekali mana bisa langsung ngerti. Kalo udah tau otak lo susah memahami rumus-rumusan harusnya lebih rajin belajar, lebih banyak usahanya dibanding orang yang lo anggap otaknya encer.
TANIA
Ngomong doang gampang, ya. Lo bisa ngomong kayak gitu, karena lo pinter dari lahir. Gak akan paham, gak akan ngerti.
RAVEL
Gak ada yang pinter dari lahir. Semua perlu belajar! Mana ngerti, otak lo kan isinya cuma dandan.
TANIA
Apa lo bilang?
SANDRA
Udah tan, jangan diterusin.
LULU
Jangan berantem, dong.
CHELSEA menarik tangan RAVEL lalu menyeretnya keluar.
RAVEL
Apa? Lo mau belain temen lo? Mau marahin gue?
CHELSEA
Masalah lo sama gue kan? Gue yang minta lo yang ngajarin gue. Gak usah berantem sama temen gue.
RAVEL
Lo juga. Lo bilang mau jadi anak baik. Gue pikir itu artinya lo mau belajar dengan baik.
CHELSEA
Iya, oke. Gue salah. Tapi, lo gak usah ngurusin temen-temen gue. Biar gue yang ngurus mereka dan ngasih tau mereka.
RAVEL
Terserah.
RAVEL meninggalkan CHELSEA lalu masuk ke dalam kelas.
CUT TO:
28.INT. KAMAR CHELSEA – MALAM
CHELSEA berbaring di kasurnya bersiap untuk tidur. Tapi, ia tiba-tiba teringat ucapan teman-temannya.
CUT TO:
29. INT. KANTIN - FLASHBACK - SIANG
Tan6ia
Lo kalo nyuruh gue belajar sendiri alias mikir sendiri buat nugas. Gue gak bisa. Otak gue pas pasan.
SANDRA
Gue juga, Chel.
LULU
Apalagi gue.
CHELSEA
Gue bakal ngajarin kalian pelan-pelan, kok.
TANIA
Kalo lo kan pinter ya, selama ini cuma karena lo males belajar. Kalo kita emang mau belajar kek gimana juga, hasilnya bakal sama aja.
CHELSEA
Ya udah. Gue juga gak bisa maksa kalian.
CUT BACK TO:
30.INT. KAMAR CHELSEA - MALAM
CHELSEA mendengus lalu memejamkan matanya.
CUT TO:
31.INT. RUANG KELAS – SIANG
RAVEL memiliki kembaran bernama RAFAEL dan mereka mulai bertukar di scene ini. RAVEL biasanya pakaiannya tidak pakai dasi dan tidak terlihat rapi, RAFAEL terlihat rapi dan memakai dasi.
Jam pelajaran kosong, murid-murid berhamburan kesana kemari. CHELSEA masih duduk di kursinya. Ia mengambil buku matematika lalu menaruhnya di atas meja. Ia menoleh ke belakang, pada RAFAEL tepatnya. Sedangkan RAFAEL hanya bengong mendengarkan teman-temannya mengobrol.
CHELSEA
Heh!
RAFAEL yang dipanggil tidak menoleh
CHELSEA (CONT'D)
Vel!
Masih tidak menoleh.
CHELSEA (CONT'D)
(teriak) RAVEL!
Akhirnya, RAFAEL menoleh.
RAFAEL
Lo manggil gue?
CHELSEA
Yaiyalah. Siapa lagi yang namanya Ravel di kelas ini?
RAFAEL
(mengangguk-angguk) Kenapa?
CHELSEA
Kenapa? Lo belagak lupa apa gimana? cepet sini ajarin gue.
RAFAEL
Ajarin?(beat) Ah, oke.
RAFAEL berjalan menghampiri CHELSEA.
CHELSEA
Ambil tuh kursi.
CHELSEA mnyuruh RAFAEL mengambil kursi kosong yang ditinggal pemiliknya ke kantin.
RAFAEL
Kan bisa duduk disitu? (menunjuk kursi kosong di sebelah Chelsea)
CHELSEA
Lo pikir gue mau duduk sebelahan sama lo?
RAFAEL
Oke.
RAVEL mengambil kursi tadi lalu duduk di sebelah kanan meja CHELSEA.
RAFAEL
Mana yang harus gue ajarin?
CHELSEA
(menunjuk soal di buku) Ini. Gue gak ngerti.
RAFAEL
Oh. Ini.
RAFAEL mulai menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut pada CHELSEA dan CHELSEA memperhatikannya.
CUT TO:
32.INT. KELAS - SIANG
Saat pulang sekolah, RAFAEL keluar dari kelas bersama dengan ANISA. CHELSEA yang berjalan di belakangnya menahan kepergian RAVEL.
CHELSEA
Tunggu!
RAFAEL
(menoleh ke belakang)Iya?
CHELSEA
Kan ada tugas hari ini dan dikumpulnya lusa. Kalo besok gak ada jam kosong, belajarnya sore aja ya. Soalnya gue gak bisa kalo pulang sekolah.
RAFAEL
Oke.
CHELSEA
Ngerjainnya di café aja, ya.
RAFAEL
Oke.
Chelsea terdiam.
RAFAEL
Udah, kan?
CHELSEA mengangguk.
RAFAEL
Gue duluan, ya, Bye!(melambaikan tangan)
RAFAEL menoleh pada ANISA yang sedari tadi juga ikut menoleh pada CHELSEA lalu mereka lanjut berjalan.
CHELSEA
Kok gue ngerasa dia aneh si hari ini. Meskipun biasanya juga aneh.
CUT TO:
33.INT. CAFE – SORE
CHELSEA masuk ke dalam café. Dia mengedarkan pandangannya dan menemukan RAFAEL di salah satu meja di café itu. Cowok itu sibuk dengan ponselnya. CHELSEA berlari menghampirinya.
CHELSEA
Sorry ya, gue telat. Macet. Lo udah dari tadi?
RAFAEL
Yap! Sesuai jam janjian.
CHELSEA mengangguklalu duduk di kursi di depan RAFAEL.
RAFAEL
Gue udah pesan duluan. Haus soalnya.
CHELSEA
It's okay.
CHELSEA memesan minuman dan cemilan lalu mereka memulai belajar. CHELSEA belajar dengan bimbingan RAFAEL. Ia mulai lelah lalu menumpukan dagunya di lipatan tangannya. RAFAEL menyuruhnya untuk menghitung setelah RAFAEL menjelaskan cara mengerjakannya. RAFAEL mengambil ponselnya lalu membuka game asah otak miliknya. Setelah memenangkan beberapa level, RAFAEL mengalihkan pandangannya pada CHELSEA yang tidak bersuara sama sekali. RAFAEL menengok wajah CHELSEA yang tertutup oleh helaian rambutnya.
RAFAEL
Laah, tidur. Pantesan diem banget.
RAFAEL meletakkan ponselnya.
RAFAEL
Chel!(memanggil dengan suara pelan)Chelsea!(lebih kencang sedikit)
RAFAEL memperatikan wajah CHELSEA. Tanpa sadar, ia tersenyum.
RAFAEL mengambil perlahan buku yang dipakai CHELSEA untuk menghitung. Ternyata, ada beberapa soal yang belum selesai CHELSEA kerjakan.
CHELSEA bangun dari tidurnya. Ia mengucek matanya lalu melakukan sedikit peregangan sambil melihat sekitar hingga ia sadar RAFAEL sudah tidak ada di depannya.
CHELSEA
Lah, tuh anak kemana? Kok gue ditinggal?
CHELSEA merapikan buku-buku dan alat tulisnya. Ia menemukan buku yang tadi ia pakai untuk menghitung. Semua soal sudah ada jawabannya.
CHELSEA (CONT'D)
Ini dia yang ngerjain? Tumben mau ngerjain tugas gue.
CHELSEA lalu membaca tulisan di lembar selaanjutnya. Tertulis “Udah gue kerjain semuanya. Dipahami. Kalo ada yang gak ngerti. Chat aja. Gue pulang duluan.”
CHELSEA
Sumpah dia aneh banget. Kek tumben banget sebaik ini ke gue. Eh tapi gak deh, baik apanya ninggalin gue disini. Ish ngeselin.
Saat CHELSEA sedang membereskan barang-barangnya, seorang pelayan menghampirinya.
PELAYAN
Saya baru mau bangunin mbaknya, ternyata udah bangun. Temennya baru aja pergi.
CHELSEA
Ah, iya. Sekalian mbak, saya mau bayar.
PELAYAN
Sudah dibayar sama mas yang tadi mbak.
CHELSEA
Udah dibayar?
PELAYAN
Iya
CHELSEA
Oh. Ya. Makasih.
CHELSEA bingung. Ada yang aneh pada RAVEL, pikirnya.
CHELSEA
Beneran, deh. Gue bingung dia kenapa belakangan ini.
CUT TO:
34.INT. MALL – SIANG
CHELSEA duduk berhadapan dengan RAFAEL. RANI duduk berhadapan dengan MISELLE. Mereka janjian makan bersama di sebuah restoran di mall itu. CHELSEA dan RAFAEL yang sudah selesai makan, terlihat tidak tertarik dengan pembicaraan ibu-ibu. Terutama CHELSEA, wajahnya terlihat sekali bahwa ia bosan dan RAFAEL menyadari itu. Kedua ibu-ibu itu berencana untuk berkeliling melihat-lihat setelah selesai makan.
RAFAEL
(menoleh pada MISELLE) Ma, (menoleh pada RANI) Tante, aku sama CHELSEA jalan jalan duluan, ya. Keliling-keliling aja. Nanti kalo mama sama tante mau pulang telpon aja.
CHELSEA yang dari tadi hanya diam sambil menopang pipinya dengan tangan, langsung melotot ke arah RAFAEL. MISELLE dan RANI saling memandang sekilas.
MISELLE
Oh, mau jalan berdua? Ya, udah.
RAFAEL mengangguklalu berdiri.
RAFAEL berjalan meninggalkan meja mereka, sedangkan CHELSEA masih duduk dengan ekspresi bingung.
RAFAEL
(menoleh ke belakang, ke arah Chelsea) Ayo!
CHELSEA tidak beranjak. RAFAEL berbalik lalu mendekatkan mulut ke telinga CHELSEA.
RAFAEL
(berbisik) Gue tau lo bosen.(menjauhkan wajahnya) Ayo.(berjalan meninggalkan Chelsea)
CHELSEA
(tersenyum canggung pada RANI dan MISELLE lalu pergi mengikuti RAFAEL)
MISELLE
Kirain mereka gak deket lho, makanya hari ini mau bikin mereka temenan. Tapi, kayaknya mereka udah deket.
RANI
Iya,ya.
CUT TO:
35.INT - MALL - SORE
CHELSEA mengikuti RAFAEL dan berjalan di belakangnya.
RAFAEL
(menoleh ke belakang) Ngapain lo jalan di belakang?
CHELSEA
Terus gue harus jalan sampingan gitu sama lo?
RAFAEL
Kenapa gak mau?
CHELSEA
Ya, kita bukan teman atau sebagainya yang mengharuskan gue jalan sampingan sama lo.
RAFAEL
(tertawa pelan)Gue pikir kita udah temenan.
CHELSEA
(mendelik) Kata siapa?
RAFAEL
Ya udah. (berhenti berjalan) Lo jalan di depan.
CHELSEA
Kenapa?
RAFAEL
Karena lo gak mau sampingan sama gue dan gue gak enak lo jalan di belakang gue.
CHELSEA
Enakin aja kali.
RAFAEL
Kenapa? Kenapa tingkah lo jadi begini ke gue?
CHELSEA
Maksud lo? Gini gimana?
RAFAEL
Rasanya lo baik baik aja ke gue. Kenapa jutek begini?
CHELSEA
Gue emang begini.
RAFAEL
Lo marah sama gue karena waktu itu gue tinggalin di café?
CHELSEA
Menurut lo? (Chelsea berjalan mendahului Rafael)
RAFAEL
Iya. (menarik tangan Chelsea) Sorry soal itu.
CHELSEA
(menatap tangannya yang ditahan Rafael) Gak semudah itu.(melepaskan tangannya dari Rafael)
CUT TO:
36.INT - DEPAN KEDAI ES KRIM - SORE
RAFAEL membawa satu cup es krim lalu memberikannya pada CHELSEA. CHELSEA menerima esk krim tersebut lalu memakannya.
CHELSEA
Untung gue langsung bangun waktu lo pergi. Kalo gak, barang gue ada yang ilang. Lo gue marahin.
RAFAEL
Ya gimana, muka lo kek capek banget. Mana tega gue ngebanguninnya.
CHELSEA
Emang capek sih, abis dari sekolah ada urusan habis itu belajar lagi.
RAFAEL tersenyum.
CHELSEA
Eh, ini cuma gue yang lo beliin es krim? Buat lo mana?
RAFAEL
Gak. Kan lo yang pengen es krim.
CHELSEA
Gak suka, ya?
RAFAEL
Lagi gak mau aja.
CHELSEA mengangguk-angguk.
RAFAEL
Mau main, gak?
CHELSEA
Hm?
RAFAEL
Time zone.
CHELSEA mengangguk-angguk antusias.
CUT TO:
36.INT - TIME ZONE - SORE
CHELSEA dan RAFAEL bersenang-senang dengan memainkan berbagai macam permainan. Selanjutnya, mereka bermain basket.
RAFAEL
Lo bisa main basket?
CHELSEA
Lumayan sih, tapi gue main paling kalo jam olahraga doang.
RAFAEL
Gimana kalo siapapun yang menang bakal diturutin satu permintaannya?
CHELSEA
Gaaak. Lo mah jago. Pasti menang.
RAFAEL
Gak jago lah. B aja.
CHELSEA
Bentar gue coba dulu. (Chelsea mencoba memasukkan bola ke ring) Kan gak bisa.
RAFAEL
Gini. Lo harus fokus ke ring. (mencontohkan cara memegang bola basket yang benar)
CHELSEA
(meniru Rafael) Gini?
RAFAEL
Salah.
CHELSEA
(memperhatikan Rafael dengan seksama) Oh oh oh, gini.
RAFAEL
Nah iya. Coba.
CHELSEA
(melempar bola) Oh! Bisa!
RAFAEL
Kan. Gimana? Terima gak tantangan gue?
CHELSEA
Oke.
Akhirnya, mereka mulai bertanding. Namun, CHELSEA malah keliatan lebih unggul dibanding RAFAEL. Rafael takjub hingga lebih fokus pada CHELSEA yang terlihat sangat senang bermain dan tidak sadar bahwa RAFAEL sedang menatapnya sambil tersenyum. CHELSEA menang. Ia tertawa senang lalu menoleh pada RAFAEL.
RAFAEL
Kok lo jadi jago banget, sih.
CHELSEA
(tersenyum) Gue yang menang.
RAFAEL
Jadi lo mau apa?
CUT TO:
37.INT - MALL - SORE
RAFAEL menatap bingung pada Chelsea setelah sampai di depan claw machine dan CHELSEA menyuruhnya untuk mendapatkan boneka.
RAFAEL
Ini, keinginan lo?
CHELSEA
(mengangguk) Cepat. Ambil boneka yang itu. (menunjuk boneka yang berwarna merah muda) Harus yang itu.
RAFAEL
Oke.
Beberapa kali mencoba RAFAEL gagal dan meminta CHELSEA untuk mengganti dengan boneka yang lain. Tapi, CHELSEA menolaknya. Hingga kesekian kalinya, RAFAEL berhasil.
RAFAEL
Nih.(menyodorkan boneka pada CHELSEA)
CHELSEA
Gak mau.
RAFAEL
Lah. Kan lo yang minta boneka ini.
CHELSEA
Gue gak bilang boneka itu buat gue.
RAFAEL
Terus buat siapa?
CHELSEA
Ya, lo aja yang simpen.
RAFAEL
Gue gak suka boneka.
CHELSEA
Ya, gue juga.
RAFAEL
Terus gue capek-capek ngambilin boneka ini buat apa?
CHELSEA
Ya, makanya simpen aja gue bilang.
RAFAEL
Gak mau. (mengambil tangan Chelsea lalu memaksanya memegang boneka)
CHELSEA
Gue gak suka boneka. Ini bagian dari permintaan dari gue, ya. Simpen boneka itu.
RAFAEL
Lo ngerjain gue? Masih kesel sama gue meskipun gue udah minta maaf?
CHELSEA
Bisa jadi.
RAFAEL
Oke. Gue simpen boneka ini kalo dengan itu lo gak kesel lagi sama gue.
Sekarang, CHELSEA terlihat merasa bersalah.
CHELSEA(V.O)
Gue udah keterlaluan ya sama Ravel? Tapi, dia juga keterlaluan waktu itu. Ninggalin di café waktu gue lagi tidur.
CUT TO:
38.EXT. TERAS MALL – SENJA
RAFAEL dan CHELSEA berdiri di teras mall.
Setelah membuka ponselnya, RAFAEL menoleh pada CHELSEA yang juga sedang memegang ponselnya.
RAFAEL
Mereka ke rumah sakit katanya. Nengokin temen SMA mereka.
CHELSEA
Iya. Nyokap gue juga ngabarin, kok.
RAFAEL
(mengangguk)Pulang sekarang?
CHELSEA raut wajahnya terlihat bingung dan murung.
RAFAEL
Atau mau jalan-jalan?
CHELSEA
(menoleh pada Rafael)Lo bukannya mau pulang?
RAFAEL
Kalo lo belum mau pulang, gue temenin.
CHELSEA menatap lembut RAFAEL.
RAFAEL
Gimana?
CHELSEA
(tersenyum) Jalan-jalan.
RAFAEL
(tersenyum) Oke.
Langit mulai menampakkan warna jingganya. Semburat merah terlihat sangat indah di langit kota Jakarta. RAFAEL dan CHELSEA berjalan di jalur pejalan kaki lalu masuk ke restoran fast food.
CUT TO: