Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Di Tanah Bahagia
Suka
Favorit
Bagikan
7. Scene 61 - 70

61.EXT. PEKARANGAN RUMAH PEMIMPIN - MALAM

Yulia beserta Mawar dan Seruni mengendap-endap masuk ke dalam pekarangan yang luput dari penjaga.

Mereka berhasil mencapai rumah kecil yang terpisah dari rumah utama.

62.INT. RUMAH KECIL - MALAM

Yulia mengambil beberapa barang-barang yang diperlukan. Seperti benda tajam yang digantung di rumah kecil tersebut.

MAWAR
Kamu tahu soal ini?


YULIA
Sebelum menyusul pria malang itu ke Pintu penderitaan, kami sudah berhasil masuk sampai ke sini.

Seruni menerima beberapa benda tajam dari Yulia. Ia meringis ketakutan.

Mawar dan Seruni saling melirik tidak mampu berkata apa-apa.

63.EXT. PEKARANGAN RUMAH PEMIMPIN - MALAM

Pria #2 dan Pria #3 berjalan bersisian menuju rumah kecil. Kemudian bertemu pengawal bertubuh besar yang berjalan ke arah mereka.

Pria #2 dan Pria #3 menunjuk rumah kecil. Pengawal #1 dan Pengawal #2 pun menuju tempat yang diperintahkan. Sementara Pria #2 dan Pria #3 menunggu.

Yulia yang mengintip keluar pintu karena hendak keluar, memberi kode kepada Mawar dan Seruni di belakangnya.

Yulia yang mengintip keluar pintu karena hendak keluar, memberi kode kepada kedua teman barunya.

YULIA (CONT'D)
(Berbisik)
Sembunyi! Ada orang mau masuk.


SERUNI
Hah? Di mana?

Mawar segera menarik tangan adiknya ke sebuah lemari besar dan Yulia bersembunyi di balik tirai tebal yang sudah kusam warnanya.

PINTU TERBUKA. Pengawal #1 dan Pengawal #2 masuk ke dalam.

Pengawal #1 mengambil barang ke arah tirai tebal kusam.

Yulia tepat menghadap dinding ketika tirai terbuka. Semakin merapat dinding ketika dirasakannya tirai terbuka.

Pengawal #1 mengambil barang kemudian menutup kembali tirai.

Pengawal #2 membuka lemari untuk mengambil barang.

Mawar dan Seruni berjongkok di dalam lemari dan mereka tertutup kain kusam.

Pengawal #2 mengambil batang kemudian menutup lemari.

Pengawal #1 dan Pengawal #2 saling memandang beberapa saat kemudian Pengawal #2 menuju pintu.

Ia membuka pintu dan menengok ke arah luar lalu menutup pintu.

Pengawal #2 menatap Pengawal #1 beberapa saat. Kemudian Pengawal #2 menuju tirai sedangkan Pengawal #1 menuju lemari.

Pengawal #2 membuka tirai, berhenti sejenak lalu mendekat ke Yulia. Menghembuskan nafasnya perlahan.

Yulia gemetar menghadap dinding.

Pengawal #1 membuka lemari, berhenti sejenak. Menatap lemari yang terbuka.

Mawar dan Seruni menutup mulut mereka erat-erat, ketakutan.

Pengawal #1 tersenyum ke arah lemari bagian dalam, di depan wajahnya.

Yulia terkejut saat ditarik keluar, begitu pula Mawar dan Seruni.

Pengawal #1 dan Pengawal #2 tertawa kecil melihat tiga wanita yang tersungkur di hadapan mereka.

64.EXT. BAGIAN DEPAN RUMAH KECIL - MALAM

Pengawal #1 keluar dari dalam rumah kecil sambil menarik Yulia keluar.

Pengawal #2 mengikuti keluar sambil mendorong Mawar dan Seruni keluar.

Kedua pengawal mendorong tiga wanita itu ke hadapan Pria #2 dan Pria #3 yang semula terkejut namun akhirnya tersenyum.

65.INT. RUMAH PEMIMPIN - RUANG TENGAH - MALAM

Pria #2 dan Pria #3 masuk ke dalam diikuti kedua pengawal yang mendorong Yulia, Mawar dan Seruni.

Pemimpin sedang berdiri menatap jendela besar di hadapannya.

PRIA #2
Tuan, kami menemukan penyusup ini di wilayah kita.

Pemimpin menoleh.

Seruni terkejut karena merasa mengenali wajah pemimpin, si pria tampan di depan toko jam.

Pemimpin melangkah mendekati tiga wanita di hadapannya.

PEMIMPIN

Kenapa wajah kalian berbeda?

Mawar dan Seruni terkejut mendengar pertanyaan itu. Sedangkan Yulia melirik tajam kepada Pemimpin.

PEMIMPIN (CONT'D)
Bawa mereka ke atas!

Dua pengawal tadi membawa Yulia, Mawar dan Seruni menuju ke tangga.

PRIA #3
Tapi Tuan, mungkin mereka bisa membantu di tambang. Kita kekurangan orang.


PEMIMPIN
Bukannya tadi saya minta cari para pria?

Pria #2 dan Pria #3 terdiam.

PEMIMPIN (CONT'D)
Bawa mereka ke tambang!

Dua pengawal lain membawa Pria #2 dan Pria #3 secara paksa.

PRIA #2 DAN PRIA #3
Tapi Tuan!

Pengawal terus menyeret mereka.

PRIA #2
Tuan! Jangan!

Pemimpin menatap ke arah pintu keluar Pria #2 dan Pria #3 pergi, lalu melihat ke arah tangga.

TANGGA.

Mawar dan Seruni begidik ngeri melihat tatapan Pemimpin. Sementara Yulia melihat penuh kebencian.

Para pengawal masih berjalan di belakang mereka dan sesekali mendorong mereka jika langkah mereka melambat.

66.INT. RUMAH PEMIMPIN - KAMAR - MALAM

PINTU TERBUKA. Mawar dan Seruni didorong masuk oleh pengawal #1 sedangkan Yulia didorong masuk oleh Pengawal #2.

Kemudian dua pengawal itu ke luar kamar dan mengunci pintu.

Di dalam kamar, Mawar melihat kamar yang indah berwarna dominan putih dan coklat.

Tempat tidur dengan kelambu dan terlihat empuk.

Seruni segera merebahkan diri dengan bebas di atas tempat tidur.

Sedangkan Mawar dan Yulia duduk di pinggir tempat tidur.

MAWAR
Menurut kamu, kita bisa dihukum apa?


YULIA
(Menggeleng)
Aku belum pernah tertangkap.


SERUNI
(Mata terpejam)
Kalo ngobrolnya besok aja gimana, Kak? Udah ngantuk ini.

Mawar menepuk kaki Seruni dengan keras.

Seruni terkejut dan segera bangkit duduk.

SERUNI (CONT'D)
Sakit, Kak!


MAWAR
Ini bukan waktunya santai! Kita ini punya rencana!


SERUNI
Iya aku tahu. Tapi kan ini udah malem. Kita nggak bisa ke mana-mana. (Beat) Pintunya dikunci!

Mawar menyerah menghadapi adiknya lalu menoleh ke arah Yulia.

MAWAR
Kamu nggak punya informasi sama sekali tentang Kakek itu?


YULIA
Yang aku tahu, Pemimpin sampai panggil orang yang bisa memperbaiki penunjuk waktu, dengan tujuan membujuk Kakek itu.


MAWAR
Apa hubungannya?


YULIA
Ada yang bilang, Pemimpin sangat menyayangi seorang Kakek buta dan membawa seorang yang mengetahui tentang penunjuk waktu untuk menghibur si kakek.


SERUNI
Aku pusing dengan semua ini...


MAWAR
Informasi kamu itu nggak berguna sama sekali--


SERUNI DAN MAWAR
...KECUALI--


YULIA
(Bingung)
Kecuali apa?


SERUNI
Kak. Coba mana jamnya?!

Mawar memberikan jam tangannya kepada Seruni.

SERUNI (CONT'D)
Sejak kapan jam Kakak mati?


MAWAR
(Mengangkat kedua bahu)
Kayaknya sejak kita turun dari MRT karena ketemu orang aneh itu. Kenapa?


SERUNI
Jam murah. Susah juga jangan-jangan karena kualitasnya aja yang jelek...


MAWAR
(Mengambil kembali jam tangannya)
Kalo pinjem ya pinjem. Nggak usah pake ngehina. Daripada kamu, punya juga enggak.


SERUNI
Suka banget mikir negatif ke orang lain. Heran. Denger dulu, Kak. (Beat) Kan ini emang beda sama Rol-

Mawar berdeham keras.

SERUNI
... atau jam berkualitas tinggi lainnya yang nggak terpengaruh sama medan magnet yang banyak dan terlalu dekat.
(Beat)
Itu secara teori. Jadi kalo memang jam ini mati sejak kita turun dari MRT, berarti tempat ini memang punya medan magnet tinggi, lebih dari dunia kita. Dan--

PINTU TERBUKA. Pengawal masuk tanpa mengetuk pintu pintu atau berkata satu patah kata pun.

PENGAWAL
(Menarik Yulia)
Hhhmmm!


YULIA
Mau apa kamu?


MAWAR
Kalian nggak bisa kasar begitu!
(Berusaha melepaskan Yulia dari cengkraman pengawal)
Lepasin dia!

Namun seorang pengawal datang lagi dan memegangi Mawar lalu menariknya keluar seperti yang dilakukan terhadap Yulia.

SERUNI
Heh!
(Segera membantu kakaknya melepaskan diri)
Lepasin nggak!

Dengan mudah, pengawal yang sudah memegangi Mawar mendorong Seruni jatuh ke lantai lalu pergi dari kamar itu. Meninggalkan Seruni sendiri.

Pintu dikunci kembali.

Seruni bangkit lalu menggedor pintu.

SERUNI (CONT'D)
Buka! Kalian brengsek!
(Menggedor keras pintu)
Aw!
(Berjalan menjauhi pintu, mengecek keadaan tangannya)
Sialan!

KREK KREK. Kunci pintu digerakkan dan pintu terbuka. Pemimpin masuk ke dalam kamar di mana Seruni berada.

Mata Seruni membelalak ketika Pemimpin masuk diikuti satu pengawal.

Seruni masih memegangi tangannya yang sakit.

SERUNI (CONT'D)
Mau apa kamu?


PEMIMPIN
(Tersenyum lalu tertawa kecil)
Tidak pernah ada yang tanya langsung seperti itu kepada saya.
(Beat)
Kamu tahu siapa saya?


SERUNI
(Mencibir)
Kamu? Kamu nggak lebih dari orang bego yang melegalkan orang di sini buat naik delman bayar pake ayam.
(Menggumam)
Pasti dia melongo juga kalo ditunjukkin duit di dompet gue. Percuma kalo ganteng ganteng bego.

Pemimpin melirik tajam kepada Seruni yang tidak peduli.

SERUNI (CONT'D)
Apa? Lo pikir gue nggak tahu aturan main di sini?
(Menantang Pemimpin)
Lo nggak bisa berbuat apa-apa ke gue, karena memang gue nggak pernah lo tolong. Sekarang lepasin kami semua!


PEMIMPIN
(Tertawa kecil lalu tertawa penuh kelicikan)
Apa kamu paham tentang wilayah khusus seseorang?

Seruni bingung dan memutuskan untuk mendengarkan.

PEMIMPIN (CONT'D)
Setiap orang di sini punya wilayah khusus, kecuali orang yang melanggar wilayah orang lain. Haknya hilang.
(Beat)
Apalagi, wilayah khusus orang yang mengatur ketertiban di tanah ini. Orang itu punya kuasa atas wilayahnya yang besar, yang tidak boleh dilanggar.
(Beat)
Akibatnya bisa ... tidak terduga.

Seruni mulai ketakutan namun berusaha bersikap biasa.

SERUNI
Oh ya? Apa contohnya? Di kurung di dalam kamar?


PEMIMPIN
Ini cuma permulaan.


SERUNI
Atau dikirim ke pintu penderitaan?
(Seruni menutupi kegugupannya)


PEMIMPIN
Sudah lama celah itu tidak dijadikan hukuman.
PEMIMPIN (CONT'D)
Di sini mulai kekurangan orang.
(Beat)
Kamu juga tahu tentang celah itu?


SERUNI
Emang kenapa? Bukannya pintu itu terkenal?


PEMIMPIN
Terkenal? Cuma orang tertentu yang tahu.

Seruni semakin gugup.

PEMIMPIN (CONT'D)
(Tertawa kecil)
Semua ini semakin menarik.
(Kembali tertawa)


SERUNI
(Mencibir)
Kita lihat siapa yang tertawa paling akhir.

Pemimpin menjadi terdiam lalu menatap tajam kepada Seruni.

Pemimpin beranjak pergi dari kamar, diikuti oleh pengawal. Meninggalkan Seruni yang masih menatap kepergian Pemimpin meski pintunya sudah tertutup.

67.INT. RUMAH PEMIMPIN - KAMAR LAIN - MALAM

Mawar berada di sebuah kamar yang mirip kamar sebelumnya hanya saja bernuasa warna putih dan merah muda.

Mawar berjalan ke arah tempat tidur dan duduk perlahan.

KREK KREK. Pintu terbuka, Pemimpin masuk ke dalam kamar diikuti satu pengawal.

Mawar segera berdiri.

Pemimpin dan Mawar berdiri berhadapan dan saling tatap.

Mawar berdeham.

PEMIMPIN
(Tersadar)
Kamu tidak berkata apa-apa?


MAWAR
Berkata apa?


PEMIMPIN
Membela diri?


MAWAR
Untuk apa?


PEMIMPIN
Jadi kamu mengakui sudah menerobos masuk dan melanggar wilayah khusus?

Mawar terdiam.

PEMIMPIN (CONT'D)
Kamu bukan berasal dari sini?

Mawar gugup.

PEMIMPIN (CONT'D)
(Menatap dalam kepada Mawar)
Kamu tahu peraturan yang berlaku?


MAWAR
Setiap bantuan ada balasannya?
PEMIMPIN
(Tersenyum)
Gadis pintar.

Mawar bersemu.

PEMIMPIN (CONT'D)
Apa kamu tahu juga jika menerobos masuk dan melanggar wilayah khusus, ada hukumannya?

Mawar terkejut.

PEMIMPIN (CONT'D)
(Menimbang)
Tapi mungkin, saya bisa membuat pertimbangan.

Mawar bingung.

PEMIMPIN (CONT'D)
Bisa saja, saya adakan kompetisi berhadiah.


MAWAR
(Terkejut)
Berhadiah?


PEMIMPIN
Ya. Dibebaskan dari hukuman bahkan mendapatkan hadiah.


MAWAR
Hukuman? (Beat) pintu penderitaan?


PEMIMPIN
(Tertawa kecil)
Ternyata celah itu cukup terkenal.

Pemimpin mendekati Mawar yang menjadi gugup.

PEMIMPIN (CONT'D)
Mungkin seharusnya pintu itu tidak pernah ada.
(Menatap Mawar)
Kamu bisa jadi pemenangnya dan aku bisa tutup pintu itu selamanya.

Pemimpin masih menatap Mawar lalu tersadar.

PEMIMPIN (CONT'D)
Sebaiknya kamu istirahat. Besok kita bicarakan lagi.

Pemimpin menuju pintu lalu keluar kamar diikuti pengawalnya. Mawar masih menatap kepergian Pemimpin meski pintu kamarnya telah ditutup.

68.INT. RUMAH PEMIMPIN - KAMAR LAIN - MALAM

Yulia berada di dalam sebuah kamar lain yang serupa dengan warna berbeda. Dominan warna coklat tua terlihat dari barang-barang di dalam kamar.

Yulia hanya berdiri memperhatikan dengan saksama ruang di tempatnya berada.

KREK KREK. Pintu kamar terbuka. Pemimpin masuk ke dalam kamar, diikuti oleh satu pengawal.

Yulia yang segera melihat ke arah sosok yang mengejutkannya dan berangsur mundur.

PEMIMPIN (CONT'D)
Kenapa kamu takut? (Beat) Bukankah ini bukan pertama kalinya kamu ke sini?

Yulia selangkah demi selangkah melangkah mundur.

PEMIMPIN (CONT'D)
(Tertawa kecil)
Bukan kamu yang undang dua gadis itu ke sini, kan?

Yulia mulai gugup.

PEMIMPIN (CONT'D)
(Menghela napas)
Ini sebabnya saya tidak suka dengan orang kepercayaan yang sudah memiliki pasangan.
(Beat)
Karena kalo mereka saya singkirkan, pasangannya pasti tahu.

Yulia menatap Pemimpin ketakutan.

FLASH BACK

69.INT. RUMAH YULIA - RUANG MAKAN - SORE

Yulia dan pasangannya berdiri saling berhadapan dengan wajah tegang.

YULIA
Pasti ada cara lain, kan?


PASANGAN YULIA
Dengan resiko kehilangan kamu?

Pasangan Yulia merapikan jas yang dipakainya sambil melangkah menuju ruang tengah.

Yulia mencegatnya pergi.

YULIA
Tapi resiko kamu tidak pernah kembali?


PASANGAN YULIA
(Menghela napas)
Tidak akan terjadi.
(Beat)
Lagipula kamu kuat. Pasti bisa bertahan sebentar.

Pasangan Yulia memegang lembut kedua lengan Yulia.

PASANGAN YULIA (CONT'D)
Tetap di rumah. Sampai pagi tiba.

Yulia menatap pasangannya, sedih.

Pasangan Yulia beranjak pergi keluar rumah.

Yulia menatap kepergiannya hingga akhirnya menatap dari balik jendela.

70.INT. RUMAH PEMIMPIN - RUANG MAKAN - TENGAH MALAM

Di sebuah meja makan panjang, duduk lebih dari 10 pria dengan suguhan gelas kristal. Mereka tertawa bersama seorang pemimpin yang hanya tersenyum tipis.

PRIA #1
Pemimpin benar-benar hebat! Bisa mendapatan banyak pekerja dalam waktu singkat.


PRIA #2
Kalau begini terus proyek tambang kita bisa segera untung.


PRIA #3
Mereka jadi pekerja seumur hidup tanpa kita berhutang apa-apa. Luar biasa!


PEMIMPIN
Bukan saya yang hebat. Cuma kalian yang kurang pintar.


PRIA #1
Hahaha! Iya, benar Pemimpin. Benar.


PRIA #2
Kita benar-benar berada di tanah bahagia!


PRIA #7 / PASANGAN YULIA
Kita juga beruntung pintu penderitaan tertutup rapat!

Semua pria memandang pria #7/pasangan Yulia termasuk Pemimpin.

PEMIMPIN
Ulangi perkataanmu!


PRIA #7/PASANGAN YULIA
(berlutut, bersujud)
Ampuni saya, Pemimpin!


PEMIMPIN
Pengawal! Bawa orang ini ke celah penderitaan!

Dua orang bertubuh tegap menyeret pria #7/ Pasangan Yulia yang berteriak minta ampunan itu keluar ruangan.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar