51.INT. RUMAH KOSONG - RUANG DEPAN - MALAM
Yulia segera mengambil lilin dan menyalakannya.
MAWAR
Kamu pemilik rumah ini?
Seruni yang terkejut, ikut menatap Yulia.
YULIA
Sebelum semua penduduknya berwajah mirip, iya.
SERUNI
Jadi bener tadi aku lihat mereka wajahnya sama?
MAWAR
Kamu melarikan diri?
YULIA
Kami. Aku dan pasanganku.
MAWAR
Dunia apa ini?
YULIA
Dunia di mana kamu berharap bisa melihat jalan keluar. Ironisnya, nama tempat ini, Tanah Bahagia.
SERUNI
Hah?!
MAWAR
Terus bagaimana kita bisa menemukan jalan keluar? Kalo kamu nggak keberatan cerita?
SERUNI
Tunggu bentar, deh. Tadi kamu bilang, kamu kabur sama suami kamu. Sekarang dia di mana?
YULIA
Bukan waktu yang tepat untuk dibicarakan.
MAWAR
Kalo bukan sekarang, kapan lagi?
Yulia membersihkan kursi dan mereka duduk berhadapan.
YULIA
Oke. Kita mulai.
52.EXT. PEMUKIMAN TANAH BAHAGIA - SORE
Yulia dan seorang pria, pasangannya, berjalan menuju rumah sepulangnya dari berburu hewan dan memetik buah di hutan.
YULIA (V.O)
Kami hidup tenang dalam wilayah ini. Peraturannya sederhana : setiap bantuan harus dibalas.
MAWAR (V.O)
Dibalas dengan apa?
YULIA (V.O)
Apa saja yang membuat si pemberi bantuan hatinya puas.
SERUNI (V.O)
Diukur dari kepuasan?
YULIA (V.O)
Ya. Karena yang diberi bantuan kan juga senang karena dibantu.
SERUNI (V.O)
Barter yang aneh.
YULIA (V.O)
Bagi kami tidak aneh. Tidak sampai terjadi sesuatu yang hanya diamati oleh orang tertentu, termasuk pasangan saya.
Yulia dan pasangannya berhenti karena melihat para penduduk berkerumun yang sedang menyaksikan seorang pria tinggi dan menawan sedang berbicara dengan sorang wanita tua. Di samping wanita tua itu ada seorang pemuda yang membantunya berdiri tegak.
PEMIMPIN
Jadi, Kamu tidak mau membalas bantuan yang aku kasih?
WANITA TUA
Bukan tidak mau, Tuan. Tapi dia anak saya satu-satunya.
(Beat)
Tolong minta yang lain.
PEMIMPIN
Kamu punya apa untuk membuat hati saya puas? Semua bantuan harus dibalas dengan sesuatu yang membuat hati puas.
WANITA TUA
Tapi kalau Tuan meminta anak saya untuk menjadi pekerja di tambang Tuan, maka saya harus mencari bantuan setiap hari keluar rumah. Saya hampir tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan kepada pemberi bantuan.
PEMIMPIN
Itu sebabnya, saya minta anak kamu.
Pria tinggi itu berjalan pergi meninggalkan kerumunan setelah sebelumnya memberi kode kepada pengawalnya untuk menarik anak wanita tua ikut serta.
WANITA TUA
Tuan tolong! Jangan, Tuan! Jangan!
Penduduk tidak ada yang berani mendekati wanita tua yang memohon dengan iba. Pria tinggi itu pun berlalu dengan gerombolannya.
Yulia dan suaminya masih berdiri sementara para penduduk mulai meninggalkan tempat kejadian.
YULIA
Aku tidak mengira kalo Pemimpin bisa berbuat begitu.
PASANGAN YULIA
Aku sudah bilang. Berkali-kai dia menyalahgunakan kekuasaan yang kita percayakan kepadanya.
YULIA
(menggeleng)
Jangan. Pasti ada jalan lain.
PASANGAN YULIA
Kita sudah sama-sama mengukur, Pemimpin tidak akan tersentuh kecuali dengan cara ini.
Yulia terus menggeleng, menolak setuju.
53.INT. RUMAH KOSONG - RUANG DEPAN - MALAM
Yulia masih duduk berhadapan dengan kedua kakak beradik tersebut, dipidahkan meja yang menumpu tempat lilin menyala.
SERUNI
Terus gimana kelanjutannya? Kok aku nggak paham kenapa suami kamu nggak ada di sini.
MAWAR
Uni. Dia memang belum cerita. Dan nggak akan bisa cerita kalo kamu ngoceh terus.
SERUNI
Siapa yang ngoceh? Aku tanya!
Mawar menggeleng lalu kembali menatap Yulia.
YULIA
Meski aku tidak setuju, rencana itu tetap dilakukan.
54.EXT. PEMUKIMAN SERAGAM - TENGAH MALAM
Pasangan Yulia keluar rumah dengan mengendap-endap. Di belakangnya ada Yulia yang ragu namun tetap mengikuti.
55.INT. RUMAH PEMIMPIN - RUANG MAKAN - TENGAH MALAM
Di sebuah meja makan panjang, duduk lebih dari 10 pria dengan suguhan gelas kristal. Mereka tertawa bersama seorang pemimpin yang hanya tersenyum tipis.
PRIA #1
Pemimpin benar-benar hebat! Bisa mendapatan banyak pekerja dalam waktu singkat.
PRIA #2
Kalau begini terus proyek tambang kita bisa segera untung.
PRIA #3
Mereka jadi pekerja seumur hidup tanpa kita berhutang apa-apa. Luar biasa!
PEMIMPIN
Bukan saya yang hebat. Cuma kalian yang kurang pintar.
PRIA #1
Hahaha! Iya, benar Pemimpin. Benar.
PRIA #2
Kita benar-benar berada di tanah bahagia!
PRIA #7
Kita juga beruntung pintu penderitaan tertutup rapat!
Semua pria memandang pria #7 termasuk Pemimpin.
PEMIMPIN
Ulangi perkataanmu!
PRIA #7
(berlutut, bersujud)
Ampuni saya, Pemimpin!
PEMIMPIN
Pengawal! Bawa orang ini ke pintu penderitaan!
Dua orang bertubuh tegap menyeret pria #7 yang berteriak minta ampunan itu keluar ruangan.
56.EXT. LUAR RUMAH PEMIMPIN - TENGAH MALAM
Dua pengawal menyeret pria #7 keluar kawasan rumah pemimpin masuk ke dalam hutan.
Suara teriakan minta ampun bagai lolongan membuat pasangan Yulia waspada dan mencari sumber suara.
PRIA #7
Jangan pintu penderitaan! Tolong! Jangan! Ampun, Pemimpin!
Suami Yulia bergerak cepat dengan menolong pria #7 lolos, namun terlambat.
Pria itu berhasil dimasukkan ke pintu penderitaan.
Yulia ikut berkelahi, menolong suaminya. Namun ketika hampir menang, suami Yulia mendorong istrinya tergelincir jatuh lalu berhasil menghujam jantung kedua pengawal.
Yulia yang terpental terus menggelinding sampai di dasar bukit.
Pasangan Yulia yang masih berada di depan pintu penderitaan segera tertarik masuk ke dalamnya. Hanya terdengar suara kesakitan bergema, membuat Pemimpin tersenyum puas, sedangkan para pria lain di meja makan ketakutan.
57.INT. RUMAH KOSONG - RUANG DEPAN - MALAM
Yulia dan kedua kakak beradik itu masih duduk berhadapan di depan lilin yang makin kecil.
MAWAR
Nggak ada hukum yang berlaku di sini?
YULIA
Peraturan, yang berlaku.
SERUNI
Siapa sih yang bikin peraturan itu?
YULIA
(mengendikkan bahu)
Yang aku tahu itu sudah ribuan tahun berlaku. Siapa yang melanggar, hukumannya berat. Pasangan saya contohnya, dia sengaja mendorong saya agar tidak membalas bantuan saya. Akhirnya dia -
SERUNI
Bentar bentar, rencana kalian itu memang untuk dorong kamu sampai jatuh?
YULIA
(menggeleng)
Untuk melanggar peraturan yang berlaku dan sampai di pintu penderitaan.
SERUNI
Ya emang terlaksana ya berarti.
MAWAR
Uni...
YULIA
Kami mau ke sana, bukan benar-benar masuk tapi menyelidiki apa yang ada di dalam sana. Semua orang takut masuk, mereka bilang semua yang berkebalikan dari kehidupan di sini ada di dalamnya.
Mawar dan Seruni terbelalak.
SERUNI
(menatap Mawar)
Dunia kita!
Mawar tersenyum tipis.
YULIA
Kalian tinggal di dunia penderitaan?
SERUNI
Ya, kalo bisa dibilang begitu. Tapi yang jelas bukan dunia yang pake barter ayam buat naik delman.
Mawar tidak berhasil menahan, tertawa kecil.
MAWAR
Terus, setelah itu kamu mau nyusul pasangan kamu?
YULIA
(menggeleng)
Setelah kejadian itu, aku dikejar pengawal Pemimpin lainnya. karena itu aku pergi dari rumah ini.
58.EXT. HUTAN - DINI HARI
Yulia menolong seorang kakek tua yang buta menuju sungai.
YULIA (V.O)
Waktu itu aku sempat tolong seorang kakek tua yang buta di perjalanan. Aku menolak balasan dari dia, tapi karena itu peraturan, dia berkata jika Sesuatu akan menolongku. Semua wajah orang di pemukiman ini akan menjadi persis sama, perempuan semua. sehingga aku lolos.
59.INT. RUMAH KOSONG - RUANG DEPAN - MALAM
Yulia duduk berhadapan dengan Mawar dan Seruni, masih bercerita.
MAWAR
Dia tahu kamu dikejar?
YULIA
(mengangguk)
Kalau dia tahu dan perkataannya mengenai Sesuatu itu benar, aku mau menemui dia lagi dan meminta bantuannya agar pasanganku kembali.
SERUNI
Bukannya aku nggak mau simpati sama kamu, Yulia. Tapi aku dan kakakku mau pergi dari tempat ini. Secepat mungkin. Udah dua hari lho kami di sini. Bisa-bisa aku dikasih nilai C karena bolos.
MAWAR
Bukan cuma kamu yang rugi, Kakak bisa gagal dapet promosi.
YULIA
Kalau tujuan kalian pintu penderitaan, aku bisa antar. Tapi kalian harus antar aku juga ketemu kakek itu.
SERUNI
Berarti dia di hutan kan?
YULIA
Dia di rumah Pemimpin. Kakek itu mungkin kelihatan tidak berdaya, tapi Pemimpin selalu tahu kelebihan seseorang. Dia manfaatin Kakek itu untuk cari siapa yang berani melawan dia malam itu.
MAWAR
Permintaan kamu nggak main-main lho itu.
YULIA
Sama dengan permintaan kalian, kan? Kita sama-sama puas, kan?
SERUNI
(Menatap Mawar cemas)
Terlalu bahaya, Kak.
MAWAR
Apa kita punya pilihan lain?
Seruni mendengkus kasar.
60.INT. RUMAH PEMIMPIN - RUANG TENGAH - MALAM
Pemimpin Tanah Bahagia duduk di kursi santai, sambil menatap ke arah jendela besar di sisinya.
PRIA #3
Tuan, beberapa pekerja yang sakit tidak juga pulih.
PEMIMPIN
Hmm.
PRIA #2
Apa kami perlu paksa mereka bekerja kembali?
PEMIMPIN
Cari pekerja baru
Pria #3 dan Pria #2 saling menatap.
PRIA #2 DAN #3
Baik, Tuan.
Mereka meninggalkan Pemimpin yang masih menatap jendela dan pandangannya tertuju pada pemukiman atap seragam.