Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Di Tanah Bahagia
Suka
Favorit
Bagikan
5. Scene 41 - 50

41.INT. RUMAH YULIA - RUANG DEPAN - MALAM

Mawar dan Seruni masuk sambil mengedarkan pandangan. Yulia mengambil Missy dari Seruni dan meletakkannya di tempat tidur Putih.

YULIA (CONT'D)
(menutup pintu lalu berjalan menuju ruang makan)
Kalian sudah makan?

Mawar dan Seruni mengikuti Yulia ke ruang makan.

RUANG MAKAN.

Yulia membuka lemari dapur dan memasak telur mata sapi.

Mawar dan Seruni masih berdiri.

YULIA (CONT'D)
(masih menggoreng lalu menoleh)
Duduk!
(melirik ke tempat duduk)

Seruni dan Mawar saling pandang lalu duduk di kursi makan yang hanya ada dua.

YULIA (CONT'D)
(menyajikan telur mata sapi di dua piring gerabah di hadapan Mawar dan seruni)
Cuma ada ini. Mungkin besok pagi ada lebih banyak makanan.

Seruni melirik Mawar yang masih menatap telur mata sapi yang bentuknya bulat sempurna.

Yulia datang membawa dua alat aneh lalu meletakkannya di sisi piring.

Mawar menyerahkan makanan instan yang tadi ada di dalam tasnya kepda Yulia.

MAWAR
Kamu bisa kasih makan Putih pakai ini.

Yulia menatap lekat pada Mawar, lalu melihat makanan kucing instan yang ada di meja.

YULIA
Terima kasih.

Yulia menuju dapur kembali lalu meletakkan dua gelas berisi air putih di meja.

YULIA (CONT'D)
Kalau sudah selesai makan, kalian bisa tidur di lantai atas.
(pergi meninggalkan Mawar dan Seruni)

Mawar dan Seruni menatap kepergian Yulia.

SERUNI
(menatap piringnya)
Kak, kita di mana dan di jaman apa?

Mawar diam menatap piring di hadapannya lalu memakan telur dengan alat aneh yang diberikan.

42.INT. RUMAH YULIA - KAMAR LANTAI ATAS - MALAM

Mawar dan Seruni masuk ke dalam kamar yang rapi. Ada jendela di dekat tempat tidur.

Seruni berlari kecil ke arah tempat tidur lalu rebah di atasnya, sementara Mawar mencari tahu cara membuka jendela.

Mawar tercengang dengan pemandangan yang dilihatnya.

Sebuah gedung tinggi terlihat dengan cahaya temaram. Tampak jauh sekali. Mawar menoleh ke arah Seruni yang ternyata sudah lelap.

43.INT. KAMAR LANTAI ATAS - SUBUH

Mawar mengemas barang-barang lalu membangunkan Seruni yang masih lelap.

MAWAR
Uni! Bangun! Kita bisa terlambat ke kantor.


SERUNI
Emang jam berapa, Kak?

Mawar melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 19.00. Mati.

MAWAR
(menghela napas)
Itu dia, Kakak nggak tau.

Seruni bergegas bangun duduk di tempat tidur.

SERUNI
Iya, kita harus segera pergi dari tempat kayak gini.

Mawar dan seruni bergegas keluar kamar lalu menuruni tangga.

YULIA
(berteriak dari ruang makan)
Kalian bangunnya pagi juga.

Mawar dan Seruni yang berjalan menuju pintu, berhenti. Kini mereka berjalan menuju ruang makan.

MAWAR
Ini di mana? Saya dan adik saya harus segera pulang.


YULIA
(mengunyah buah)
Saya tahu kalian bukan dari sini. Tapi semua aturan di sini berlaku kepada kalian juga. Karena kalian ada DI sini.

Mawar dan seruni mengeryitkan alis.

Yulia bangkit dari duduk lalu berjalan melewati Mawar dan Seruni.

YULIA (CONT'D)
(berhenti beberapa langkah setelah melewati Mawar dan Seruni)
Kalian mau tahu kan tempat apa ini?

Mawar dan seruni segera mengikuti Yulia.

44.EXT. DEPAN RUMAH YULIA - PAGI

Yulia berjalan diikuti Mawar dan Seruni.

SERUNI

(menutup pintu dan berjalan paling belakang)

Pintunya nggak dikunci?


YULIA
Di sini nggak ada orang yang mau ambil sesuatu tanpa izin.


45.EXT. AREA PENDUDUK - PAGI

Tiga wanita itu sampai di sebuah tempat berkumpul orang banyak.

Mawar dan Seruni memperhatikan dengan saksama.

SERUNI
Ini pasar?


YULIA
Di tempat kamu ini namanya pasar?


SERUNI
(menatap Yulia dengan bingung)
Ditanya balik tanya.


MAWAR
Mereka saling tukar barang, bukan jual beli. Kami sudah tahu.

Yulia tersenyum

YULIA
Setiap pagi mereka akan bertukar barang yang mereka punya dengan orang yang memiliki apa yang mereka butuhkan.


SERUNI
Kalo mereka nggak nemu yang mereka butuh?


YULIA
Mereka ke tempat yang lebih jauh.
(memandang ke arah gedung-gedung tinggi)


MAWAR
Di sini nggak ada uang?


YULIA
Uang? itu barang apa?


SERUNI
Kamu nggak tahu uang?
(mengambil dompet di dalam tasnya)
Uang itu kayak gini.
(menunjukkan uang kertas dan logam yang dimilikinya)

Yulia menerima uang kertas dan logam yang ditunjukkan Seruni.

YULIA
Untuk apa membuat barang seperti ini?
(berlalu pergi)


SERUNI
Eeh! Sombong banget jadi orang!

Mawar mencegah adiknya yang ini berbuat sesuatu.

MAWAR
Kita harus keluar dari tempat ini.

Mawar menyusul langkah Yulia.

MAWAR (CONT'D)
Tunggu! Kalo kami mau keluar dari tempat ini, gimana caranya?

Yulia tercengang lalu menghela napas panjang. Ia menutup mata dan berjalan kembali.

SERUNI
Eh! Kakak saya itu tanya sama kamu! eh iya siapa nama kamu?


YULIA
Yulia.


MAWAR
Yulia, saya Mawar. ini adik saya, Seruni. Kami mau keluar dari sini, bagaimana caranya?


YULIA
Kehidupan di sini tidak seperti yang kalian lihat tadi. Tidak sesederhana itu.
(menarik napas panjang)
Karena kalian sudah tolong Putih, dan dia sangat berharga untuk saya
(jeda)
Saya coba bantu.

Yulia berjalan menuju rumahnya diikuti Mawar dan seruni.

46.INT. RUMAH YULIA - PAGI

Yulia menghampiri Putih yang masih ada di tempat tidurnya, lalu melepaskan ikatan leher berloncengnya.

YULIA (CONT'D)
Mulai sekarang, kamu bebas Putih.
(mengecup Putih lalu berdiri)
Sekali kita ke tempat ini, semua nggak akan bisa sama lagi.

Seruni menatap horor ke arah Mawar yang melirik ke arah Yulia pergi.

47.EXT. TEPI SUNGAI - SIANG

Matahari mulai bergembira menampakkan dirinya.

Seruni yang kelelahan memberi kode kepada Yulia,namun hanya Mawar yang melihat betapa kepayahan adiknya tersebut.

Mawar kembali mengikuti langkah Yulia sampai ke tepi sungai.

MAWAR
Apa kami nggak boleh tau tujuan kita ke mana?


YULIA
Belum.

Yulia kembali berjalan menyusuri sungai diikuti Mawar yang menoleh satu kali ke arah Seruni.

Seruni melambaikan tangan hingga duduk karena kelelahan. Ia sungguh tidak sanggup.

Mawar yang menyadari adiknya tidak mengikuti kembali menoleh.

MAWAR
(berhenti berjalan)
Yulia! Apa boleh istirahat sebentar?


YULIA
Kalo kita berhenti, bisa terlambat sampe-

Mawar menatap kesal Yulia lalu menghampiri Seruni.

Seruni menunduk dan mengatur napas.

MAWAR
(mengulurkan tangan)
Kalo berhenti nanti kita terlambat.


SERUNI
Terlambat ke kantor? Apa dia tahu kantor itu yang kayak gimana?


MAWAR
Uni!


SERUNI
Kak! Gimana aku bisa kerja di tempat bonafit kalo bolos PKL?

Mawar tidak memedulikan Seruni.

SERUNI (CONT'D)
Iya iya! Kakak mah enak udah kerja di sana. Kakak nggak suka kan kalo aku PKL di sana? Kakak nggak suka kan kalo aku juga bisa kayak Kakak? Bahkan bisa LEBIH dari Kakak?

Mawar berhenti berjalan, menoleh ke Seruni.

MAWAR
Kamu pikir kamu aja yang kehilangan kesempatan? Divisi Kakak lagi ada kompetisi untuk promosi jabatan!


SERUNI
(berdecih tak peduli, berjalan melewati Mawar)
Iya kali.


MAWAR (CONT'D)
(mengejar Seruni, berhadapan dengannya)
Kamu selalu anggep orang lain lebih rendah dari kamu, kan?


SERUNI
Kakak ngomong apa sih?


MAWAR
Kamu pikir cuma kamu yang berhak untuk dapet ini itu? Kamu nggak pernah bisa peduli sama orang lain!


SERUNI
Kakak ngomong ngaco! Eh, Kakak kan yang selalu mau tampil paling hebat. Bisa ngelakuin banyak hal hebat! Siapa sih yang Kakak arepin pujiannya?


MAWAR
Nggak usah alihin topik pembicaraan.


SERUNI
Yang ngalihin topik itu siapa? Kakak aja yang nggak mau jawab. Siapa coba yang pengen Kakak bikin kagum? Si Sok Paling hebat! Aku bisa lebih dari Kakak!


MAWAR
Oh, ya? Coba buktiin!


SERUNI
(kecut memandang Mawar)
Oke!
(beranjak pergi melewati Mawar)

Seruni juga berjalan hingga melewati Yulia.

YULIA
(bingung)
Lho, eh! Mau kemana kamu?
(mengejar Seruni)


48.EXT. TEPI SUNGAI - JELANG MALAM

Seruni masih berjalan di depan di kejar oleh Yulia, sedangkan Mawar berjalan paling belakang.

YULIA (CONT'D)
(menepuk pundak Seruni dan menghentikannya berjalan)
Kamu tahu, kalo yang kamu lakukan itu berbahaya?

Yulia menunjuk kawanan penjaga gerbang sungai.

Mawar ikut bergabung, melihat yang ada di hadapan mereka.

SERUNI
Tadi katanya kita bisa terlambat. Terlambat apa?

Yulia tersenyum lalu mengajak kakak beradik itu mengikutinya.


49.EXT. TEPI SUNGAI - MALAM

Ketiga wanita itu keluar dari dalam air dengan sembunyi-sembunyi, di dekat sebuah dermaga yang dijaga oleh dua orang pria.

Yulia diikuti Mawar dan Seruni menyusuri bawah dermaga di dalam air.

YULIA
Kalo aku hitung tiga, segera keluar dari air.

Mawar dan Seruni saling berpandangan lalu kembali mengikuti Yulia.

Di atas mereka penjaga gerbang saling memberi kode.

Salah satu dari mereka menggerakkan sebuah tuas tak jauh dari tempatnya berdiri.

YULIA (CONT'D)
Tiga!


SERUNI
Heh? Kapan dia bilang satunya?

Mawar segera menarik tangan adiknya mengikuti Yulia mencari tepi sungai yang aman.

Sebuah pergerakan di dalam air membuat ketiga wanita itu semakin cepat mencari tepi sungai.

Yulia yang pertama keluar dari dalam air, segera membantu Mawar dan Seruni sebelum gerakan aneh di atas air semakin mendekat.

Mawar dan Seruni terengah-engah.

SERUNI (CONT'D)
Tadi itu apa?

Yulia segera memberi kode kepada kedua gadis itu untuk mengecilkan volume suara.

Ketiganya melanjutkan perjalanan dengan mengendap-endap. Seruni mendahului Yulia lalu mengajaknya bicara.

SERUNI (CONT'D)
Jadi itu maksud kamu biar nggak terlambat? Ada sesuatu yang dilepas di dalam air barusan aja kan?

Yulia menatap Seruni tak acuh.

YULIA
Bukan cuma itu.
(Menyerahkan dua potong kain kepada Mawar dan Seruni).
Pakai ini.


50.EXT. PEMUKIMAN SERAGAM - MALAM

Tiga sosok berpakaian hitam berjalan menuju sebuah pemukiman yang memiliki atap rumah kerucut seragam dari dedaunan kering.

Sosok paling depan merapat ke arah dinding salah satu rumah penduduk, diikuti dua sosok lainnya.

Para penduduk pemukiman berlalu lalang menggunakan kerudung hitam.

SUMBER SUARA
Jam malam dimulai. Para penduduk diharapkan segera memasuki rumah.

Para penduduk menoleh serentak ke arah sumber suara. Wajah wanita serupa berada di balik kerudung hitam penduduk tersebut.

Ketiga wanita itu melihat dari kejauhan.

SERUNI
(berbisik)
Mataku yang siwer atau aku lihat semua orang itu wajahnya sama?

Yulia bergegas menuju sebuah rumah, Mawar dan Seruni kembali mengikutinya.

Yulia membuka pintu rumah tersebut dengan mudah. Mereka mememasuki rumah setelah memastikan keadaan aman.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar