Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO
10. INT. VILLA. KAMAR - PAGI
Anggun yang selalu mengalami morning sick lebih banyak menghabiskan waktunya didalam kamar, diam diam dia menghubungi ibunya tanpa sepengetahuan Ervan, melanggar perjanjian yang telah disepakati.
Anggun memuntahkan semua isi perutnya didalam kamar mandi seorang diri.
Anggun: Mamah... (menangis menahan rasa mual)
INTERCUT MAMAH ANGGUN
Mamah Anggun: Kenapa sayang?
Anggun: Kangen... (airmatanya tak terbendung)
Mamah Anggun: Apa yang bisa mamah lakukan, (beat) kamu sudah memilih jalanmu sendiri, jadi lanjutkan saja apa yang kamu pilih...
Ucapan ibunya terdengar menyakitkan, hati anggun seperti teriris iris.
Anggun: Mah...
Mamah Anggun: Mamah sibuk, lakukan saja apa yang kamu mau sesuka hatimu, tuttt... (memutuskan pembicaraan sepihak)
Anggun menangis pilu menahan Isak agar tak terdengar hingga keluar kamar.
11. INT. VILLA. RUANG MAKAN - SORE
Fikri datang membawa beberapah keperluan lengkap yang dibutuhkan Ervan dan Anggun selama tinggal di villa.
Fikri: Ini untuk keperluan kalian selama di villa, bilang aja kalau ada yang kurang, (meletakkan beberapa barang diatas meja makan)
Anggun: Banyak amat Fik? (Penasaran memeriksa barang bawaan Fikri)
Fikri: Gue yakin elu butuh itu, susu hamil dan vitamin ada semuanya.
Ervan: Thank you Fik, You are the best?? (tersenyum mengacungkan dua jempolnya.
Anggun: Fik terima kasih banyak, maaf ya ngerepotin.
Fikri: Santai... Elu berdua jaga kesehatan disini.
Ervan: Kita ke taman aja yuk? (membawa serta dua cangkir kopi buatan Anggun)
Fikri berjalan mengikuti Ervan.
Anggun: Nih cemilannya bawa, (menyodorkannya pada Fikri) gue mau beresin semua ini dulu.
Fikri: Oke...
CUT TO
11. EXT. TAMAN VILLA - SORE
Lirih angin sore dan langit biru menambah kesan teduh nan sejuk, Ervan dan Fikri duduk menikmati secangkir kopi di bangku taman.
Fikri: Besok gue bakal urus surat pindah elu, (beat) di bawah sana ada sekolah dan elu bisa lanjutin sekolah elu, tenang semua akan aman selama elu ada disini. (menepuk bahu Ervan meyakini)
Ervan: Thanks you Fik, gue enggak tahu apalagi yang harus gue ucapin, (menatap haru)
Fikri: Besok gue datang bawa penghulu, elu berdua harus ada ikatan meski tidak secara resmi.
Ervan menatap tak percaya, Fikri bertindak sejauh itu, sementara dia tak pernah berpikir sejauh itu.
Ervan: Haruskah??
Fikri: Itu yang terbaik buat kalian berdua, gue akan urus semuanya, elu tenang aja terima beres. (senyum percaya diri)
Ervan: Betapa beruntungnya gue punya elu. (tersenyum bangga bercampur haru)
Fikri: Gue udah jual motor elu, ini hasilnya (menarik tangan dan memberikan amplop berisi uang) mobil elu masih aman di gue.
Ervan: Sekali lagi Thanks you bro...
Mereka saling berpelukan sejenak.
Fikri: Gue harus balik sebelum malem, jaga Anggun dan calon buah hati elu baik baik.
Ervan: Siap... Hati hati dijalan...
Ervan masih duduk terdiam dengan pandang kosong.
12. INT. VILLA. RUANG TAMU - SIANG
Rencana Fikri berjalan sesuai rencana tanpa penolakan Anggun yang sempat diresahkan Ervan, ruang tamu disulap menjadi tempat ijab kabul sederhana, Fikri membawa penghulu dan dua temannya untuk menjadi saksi, wajah tegang Ervan tak bisa ditutupi.
Ervan: Saya terima nikah dan kawinnya Anggun Gista Binti Sanderi Idrus dengan mas kawin tersebut dibayar tunai...
Sekali nafas Ervan mengucap ijab kabul dengan lancar tanpa hambatan, dan langsung dijawab sah saksi yang ada.
Saksi: Sah...
Penghulu: Alhamdulilah... (dilanjutkan dengan doa)
Ervan menghembuskan nafas lega, tersenyum pada Anggun disampingnya yang kini resmi menjadi istrinya secara agama.