Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sc. 02 INT. Toko Buku Golven – Pagi
Opa Harris berdiri di balik etalase kasir andalannya sambil sesekali melihat-lihat pelanggangnya yang baru datang. Seperti biasanya walaupun masih pagi Toko Buku Golven sudah diriuhi cukup pelanggan. Seperti pagi ini ada tiga orang pelanggan yang sudah datang.
Kebanyakan pelanggan Toko Buku Golven memang dari kalangan mahasiswa biasanya mereka mencari referensi bacaan untuk skripsi atau penelitian mereka. Seperti halnya pagi ini dua dari tiga orang tersebut adalah satu mahasiswa dan satu mahasiswi yang sedang melihat-lihat koleksi buku milik Toko Buku Golven. Opa Harris melihat benar ekspresi para pelanggan yang datang ketoko bukunya tersebut.
Lalu kemudian ia melihat gaya berpakaian, gaya rambut satu mahasiswa dan satu mahasiswi di hadapan pandangan matanya. Entah bagaimana caranya rasanya di atas kepala para pemuda dan pemudi tersebut seperti tertulis sebuah petunjuk.
Mahasiswa Pertama dari penampilannya mengenakan kacamata, rambut sedikit rapi, dengan celana jeans, lalu menggendong sebuah Tube tempat kertas desain Opa langsung mendapatkan kesimpulan bahwa mahasiswa pertama butuh buku-buku tentang Arsitek, Diagram dan Desain. Opa Harris lalu memandangi wajah Mahasiswa pertama dari situ langsung Opa Harris seakan mendapatkan pandangan visioner bahwa mahasiswa pertama membutuhkan buku tentang “Design Modern Ramah Lingkungan”.
Sedangkan mahasiswi kedua, penampilannya stylis, dengan rambut dan make up ala korea yang sudah ready walaupun pagi-pagi sekali. Di tangannya menggenggap semacam buku sketsa. Opa Harris langsung paham bahwa mahasiswi ini Kuliah Fashion design. Opa Harris langsung mendapatkan visioner bahwa mahasiswa kedua butuh bacaan tentang “Trend Fashion Ala Korea”
Namun satu orang lain cukup membingungkan Opa Harris. Dia adalah seorang nenek berpenampilan necis yang selalu menggoda Opa Harris. Namanya Nenek Iis. Ia Selalu datang ke Toko Buku untuk menguji seberapa tepat Opa Harris menebak perasaannya pagi itu. Seperti pagi ini di kepalanya Visioner Opa Harris melihat Hanya Ada Tulisan “Cinta”.
VisualEffect: slowmotion dan dipenuhi animasi Cinta.
NENEK IIS
(Jalan menghampiri Opa Harris
dengan wajah menggoda)
Pagi sayang, Aku lagi Galau nih.
Buku apa yah, yang cocok untukku
hari ini?
Wajah Opa Harris agak geli didatangi nenek Iis. Ia lalu mengambil buru-buru mengambil buku di tumpukan buku yang ada disebelahnya. Opa Harris menyiapkan mental dengan menghela napas karena Nenek Iis semakin mendekat pada posisinya saat ini.
MS: Nenek Iis sudah sampai di depan Opa Harris
(Nenek Iis mengedipkan matanya genit)
CU: Wajah Nenek Iis mengedipkan
mata
OPA HARRIS
(Badannya gemetar menerima godaan tak terduga seorang nenek dihadapnnya)
(berujar lirih)
Istiqfar
NENEK IIS
(Menepuk tangan Opa Harris yang sekarang ia letakan diatas etalase kasir)
(Nenek Iis kesal ternyata ia mendengar ucapan Opa Harris)
Ih, kok Istiqfar sih!
OPA HARRIS
(Opa Harris Tersenyum ternyata Nenek Iis memergoki Ucapannya)
Maaf ya, Maksud saya istiqfar kok hari ini Ceu Iis dah cantik banget pagi-pagi.
NENEK IIS
(Wajah Nenek Iis tersipu malu)
Ah Sayangku ini bisa aja sih.
(Opa Harris merinding dipanggil sayang oleh Nenek Iis di usianya yang tak lagi muda)
NENEK IIS
(Nenek Iis kali ini menatap serius wajah Opa Harris dan Mengulangi pertanyaannya)
Jadi sayang, buku apa yah, yang
cocok untukku hari ini?
OPA HARRIS
(Wajahnya jengah, ia ingin buru-buru memberikan buku agar Nenek Iis pergi segera meninggalkan Toko Bukunya)
(Opa Harris lalu memberikan sebuah buku bertuliskan “Tips Sehat di Usia Tua”)
CU: Buku judul buku “Tips Sehat di
Usia Tua”
Ini!
NENEK IIS
(Nenek Iis Kaget)
Ih kok ini sih bukunya, Kayanya ayang salah deh.
OPA HARRIS
(Mengganti buku yang ia berikan agar Nenek Iis tidak Marah)
Ini, Ceu Iis, Bagus banget untuk Ceu Iis, Judulnya “Tidak Ada Kata Terlambat, Untuk Jatuh Cinta”
NENEK IIS
(Wajah Nenek Iis Sumringah)
Ini baru bener, Ah ayang beb bisa aja nech Godaiin Iis
Kanaya pun tiba setelah ia bersiap-siap berangkat ke kampus. Ia tahu dirinya telat namun seketika ia mengurungkan langkahnya sejenak ketika melihat Nenek Iis sudah berada di Toko Buku pagi-pagi sekali.
KANAYA
(Kanaya mendekati Opa Harris ia lalu memegang wajah Opa-nya)
Pagi Opa, Opa Ga Apa-apa kan?
Kok wajahnya Pucet?
(Kanaya lalu melihat Nenek Iis)
O pantes sudah kedatangan Nenek sihi…….
(Opa Harris Menepuk Pundak Kanaya seakan tahu apa yang akan diucapkan Kanaya)
NENEK IIS
(Tidak sadar dengan apa yang mau diucapkan Kanaya)
Pagi cucu cantik dari Ayank Harris
KANAYA
(Wajah ogah-ogahan)
Pagi Nenek!
NENEK IIS
(Kesal di Panggil Nenek)
Ih Kok nenek sih, panggil Oma Cantik.
OPA HARRIS
(Opa Harris memotong pembicaraan berusaha menyudahi semua drama pagi ini)
Udah-Udah, Udah telat juga kan,
sana berangkat ke kampus.
(Opa Harris memberikan Roti dan Uang saku)
Ini Roti buat sarapan sama jajan.
KANAYA
Iya-iya Opa, ada yang kurang nih
opa, buku bacaan buat Naya pagi ini mana?
OPA HARRIS
(Opa Harris memberikan sebuah buku
berjudul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat karya Mark Manson)
Ini, ada kutipan yang bagus di buku ini buat Cucu Opa tersayang, bahwa Kunci untuk kehidupan yang baik bukan tentang memedulikan lebih banyak hal; tapi tentang memedulikan hal yang sederhana saja, hanya peduli tentang apa yang benar dan mendesak dan penting.
Kaya sekarang, kamu kan harus Ke Kampus, cepetan sana!
KANAYA
Iya, iya Opa, Yau udah Kanaya berangkat ngampus dulu ya!
(Kanaya mengambil sebuah buku di dekat Opanya lalu memberikan pada Nenek Iis namun di taruhnya kebalik)
Oiya Buat Nenek iis salah tuh bukunya, yang cocok ini!
NENEK IIS
(Nenek Iis terperanjat ketika tahu judul yang di berikan Kanaya)
(Judulnya “Perbanyak Dzikir di Usia Tua”)
Astagfirullah!
OPA HARRIS
(Ikutan kaget dengan kelakuan Cucunya)
Nayaaaaaaa!
KANAYA
(Tertawa terbahak-bahak, lalu pamitan dengan Opa Harris)
Dada Opaaaaaa!
Opa Harris menatap punggung cucunya yang telah dewasa meninggalkan Toko Buku Golven sambil menggelengkan kepalanya, ia tidak habis pikir dengan kelakuan Kanaya Pagi ini.
CUT TO