Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bintang SMA 108
Suka
Favorit
Bagikan
5. Bagian 5
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

44.EXT. DEPAN RUMAH KARINA - SORE

Bambang, Harini dan Harris berdiri di depan rumah.

Karina berjalan, ia berhenti.

Mereka tersenyum kepada Karina. Karina membalasnya, ikut tersenyum.

Mereka berpelukan, dalam diam.

45.INT. KAMAR LARAS - RUMAH LARAS - MALAM

Laras yang berbaring di tempat tidurnya, melihat dinding, datar.

Pintu Kamarnya terbuka, Arif berdiri di depan pintu, melihat Laras.

Laras hanya diam, tetap di tempatnya.

Arif berjalan masuk dan mendekati Laras. Ia mengelus rambut Laras.

Laras melihat Arif, datar. Arif tersenyum melihat Laras.

ARIF

Ayah minta maaf.

Laras bangun, ia memeluk Arif.

ARIF

Gak ada yang perlu kamu pikirin lagi. Semuanya udah selesai.

Arif mengelus pelan rambut Laras, dalam diam.

46.INT. RUANG KERJA KEPALA SEKOLAH - SEKOLAH - PAGI

Sugeng duduk di Ruang Kerjanya. Ia melihat pintu, datar.

Pintu di ketok, Karim, Septia dan DUA LAKI-LAKI, POLISI masuk ke dalam Ruangan.

Sugeng melihat mereka, dingin.

POLISI

Sugeng Cahyono, anda kami tangkap atas tuduhan korupsi dan menerima suap dan menutupi-nutupi kasus kematian Prasetyo Putro.

Polisi itu menunjukkan Kertas di depan Sugeng, surat perintah penangkapan.

POLISI

Bawa dia ke kantor.

Polisi satu yang berjalan dan mengeluarkan Borgol, ia memasang di tangan Sugeng.

Sugeng berjalan keluar pintu --

Ia berhenti. Ia melihat Karim yang berdiri tak jauh darinya.

SUGENG

Selamat Karim, kamu sekarang punya kuasa atas Sekolah ini.

KARIM

Saya sedih lihat Bapak masih berpikiran seperti ini.

SUGENG

Saya akan kembali Karim, mengambil apa yang menjadi hak saya di Sekolah ini.

Sugeng berjalan keluar bersama Dua Polisi itu, meninggalkan Karim dan Septia.

SEPTIA

Apa yang ada pikirin Kepala Sekolah.

KARIM

Apapun itu yang penting kita udah lakuin yang harus kita lakukan, Bu.

Septia dan Karim berjalan keluar.

47.EXT. DEPAN SEKOLAH - PAGI

Sugeng keluar dari Gedung Sekolah, ditemani Dua Polisi itu, mereka berjalan menuju Mobil --

SUGENG

INI BOHONG, SAYA DI JEBAK. SAYA AKAN KEMBALI KE SINI. SAYA AKAN MEMBERSIHKAN NAMA SAYA. SAYA DI JEBAK!!!

Murid-murid hanya melihanya, kemudian berseeru, menunjukan ketidaksukaan mereka.

Tama berdiri di antara Murid-murid, melihatnya datar.

Sugeng melihat Tama, ia berhenti. Mereka saling melihat, datar.

Tama berjalan pergi dari tempat itu, Sugeng terkejut melihatnya.

Ia masuk ke dalam Mobil, masih melihat Tama dari balik kaca mobil.

Mobil itu berjalan keluar halaman Sekolah.

48.INT. KANTOR POLISI - SIANG

Sugeng duduk di Kursi, ia melihat Polisi yang ada di depanya yang sedang mengetik.

POLISI

Jadi Bapak bekerjasama dengan Rian Hidayat dengan memberikan Password akun Bapak dalam Aplikasi BOS-BOP? tujuannya agar kalian berdua bisa mengakses Dana BOS itu?

SUGENG

Iya, Pak.

POLISI

Dan uang itu tidak kalian gunakan untuk kalian berdua saja, tetapi kalian bagikan dengan guru-guru lain, sebagai...
(melihat kertas)
Tunjangan ekstra. Itu yang ada di tulis dalam laporan.

SUGENG

Iya, Pak.

POLISI

Dan Bapak juga yang telah merubah laporan keuangan, dengan membuat Bendahara Sekolah, Bapak Suparman sebagai kambing hitam.

SUGENG

Iya, Pak.

POLISI

Dan satu hal lagi, apa Bapak bekerjsama dengan Arif Lukito untuk menutupi kecelakaan yang melibatkan dirinya dan Dua Siswa dari Sekolah Bapak?

Ada jeda di antara mereka.

POLISI

Pak Sugeng?

SUGENG

Iya, Pak saya bekerjasama dengan Arif Lukito dan Kapolres Agung Kusuma.

Polisi itu mengeti pernyataan Sugeng. Sugeng hanya melihat Polisi itu, datar.

49.INT. RUANG KERJA - KANTOR POLISI - PAGI

TIGA POLISI masuk ke dalam Ruang Kerja Agung. Mereka memberikan Hormat.

Agung melihat mereka, datar. Dedi memberikan Hormat kepada mereka.

POLISI

Kami akan memeriksa Bapak. Mohon kerjasamanya.

Agung berjalan keluar bersama Polisi-polisi itu. Dedi masih di tempatya, ia memberikan Hormat.

AGUNG

Kamu Polisi yang baik Dedi. Jangan sampai jadi kayak saya.

Agung berjalan keluar, meninggalkan Dedi sendiri di runagan itu. Ia melihat ke arah pintu, datar.

50.EXT. TERAS RUMAH KARINA - SIANG

Karina dan Laras duduk di Teras Rumah Karina. Dalam diam, canggung terasa, sesekali mereka saling melirik.

KARINA

Serius, aku gak tahan sama situasi ini. So awkward.

Laras tersenyum mendengarnya.

KARINA

Laras --

Laras mengangkat tangannya.

LARAS

Sebelum itu, aku mau bilang, aku minta maaf.

KARINA

Aku maafin.

LARAS

Kalau kamu maafin secepat itu yang ada aku malah jadi tambah salah. Dan aku jadi kelihatan orang jahat.

KARINA

Bukannya itu benar?

LARAS

Ouch.

Mereka berdua tersenyum.

KARINA

Aku mungkin belum pernah kehilangan anggota keluarga. Tapi aku tahu rasanya di tinggal.

Laras hanya tersenyum mendengarnya.

KARINA

Aku hanya berharap kamu bisa hidup lama dengan Ayah kamu.

LARAS

Dan aku berharap kamu bisa hidup bahagia sama keluarga kamu.

KARINA

Makasih udah biarin aku laporin Ayah kamu.

LARAS

Makasih karena mau aku tabrak.

Mereka berdua tersenyum.

KARINA

Lihat, kan? jokes kita nyambung.

Laras hanya tersenyum mendengarnya.

KARINA

Kapan-kapan kamu mau ikut aku girls day out bareng Rosa?

LARAS

Kedengarannya menarik.

Mereka saling tersenyum.

51.EXT. DEPAN RUMAH KARINA - SIANG

Laras menutup pintu pagar Rumah Karina.

Tama berdiri di depannya, tersenyum.

Laras tersenyum melihat Tama. Tama merentangkan Tangannya ke depan. Laras menyambutnya.

Mereka berjalan bergandengan.

52.EXT. RESTORAN CEPAT SAJI - SIANG

Laras dan Tama sedang memakan makanan mereka. Tama membersihkan makanan di mulut Laras.

LARAS

Kayaknya kamu gak bisa gituiin aku lagi.

Tama melihat Laras, bingung.

LARAS

Aku mau pindah sekolah.

Tama berhenti makan, ia meletakan Makanannya. Ia melihat Laras, serius.

TAMA

Bentar lagi kita kelas Duabelas Laras. Gak mungkin pindah sekarang. Tanggung.

LARAS

Dan aku mau kita --

TAMA

Laras.

Laras tersenyum, ia menggeleng.

LARAS

Bukan itu maksud aku. Tapi --

TAMA

Aku gak permasalahin soal keluarga kamu --

LARAS

Tapi aku yang masalah, Tama.

Ada jeda di antara mereka.

LARAS

Aku cuma butuh waktu buat semua ini.

TAMA

...Oke, aku paham.

LARAS

Makasih.

Tama hanya melihat Laras, serius.

TAMA

Baby... aku tahu ini kedengarnnya kayak anak-anak, tapi aku cuma mau pastiin. Kita gak benar-benar... kamu tahu maksud aku, kan?

Laras memegang wajah Tama dengan kedua tangannya.

LARAS

Pertama, kita memang anak-anak, jadi wajar kamu mau pastiin hubungan kita. Dan kedua, jawaban aku gak. Kamu percaya aku, kan?

Tama mengangguk. Laras tertawa melihatnya.

LARAS

Gimana bisa aku ninggalin kamu. Gak ada cowok kayak kamu lagi sekarang.

TAMA

Aku juga heran, kenapa kamu mau sama aku.

LARAS

(tersenyum)
Aku juga gak tahu yang bagus dari kamu itu apa. Kayaknya aku di pelet.

TAMA

(mengepalkan tangannya)
Yes! pelet aku berhasil.

Mereka berdua tertawa bersama. Tama memegang kedua tangan Laras.

TAMA

Oke, aku kasih kamu waktu. Tapi kamu janji sama aku. Kamu kasih tahu aku kamu pindah ke mana.

LARAS

Kenapa?

TAMA

Biar aku minta tolong sama anak-anak di sana awasin kamu.

Laras tersenyum mendengarnya.

TAMA

Oh, ya. Aku gak main-main, aku serius. Karena kamu tetap milik aku.

Laras melihat Tama.

TAMA

Aku salah, aku minta maaf. Kamu bukan barang dan pemilik kamu diri kamu sendiri, bukan aku.

LARAS

(tersenyum)
Kenapa? aku suka kamu bilang aku milik kamu.

Mereka berdua tersenyum.

TAMA

Tapi serius Baby, aku minta tolong orang mata-matain kamu.

LARAS

Kalau gitu, aku lakuin hal yang sama.

Tama tidak menjawab, ia melihat ke arah lain. Laras terkejut, tidak percaya.

LARAS

DASAR!

Mereka tertawa, Laras menjahili Tama dengan mengambil makanannya.

53.EXT. DEPAN KANTOR POLISI - SIANG

Arif keluar dari Kantor Polisi. Ia berhenti, melihat ke arah depannya.

Laras berdiri di depannya, tersenyum. Arif tersenyum, mereka berpelukan.

54.INT. RUANG TENGAH - RUMAH LARAS - SIANG

Laras melihat Arif yang sedang memasak, ia tersenyum. Arif meletakan Makanan di depan Laras, Nasi Goreng.

LARAS

Lagi?

ARIF

Ayah minta maaf, bahan makanan kita habis.

Laras tersenyum, ia menggeleng. Mengambil sendok dan memakannya

LARAS

Enak.

Arif tersenyum, ia duduk. Melihat Laras dengan menopang dagu.

LARAS

Ayah.

ARIF

Iya.

LARAS

Laras mau pindah sekolah.

Arif melihat Laras, Laras menunggu.

ARIF

Ayah gak masalah. Kalau kita sekalian pindah juga gimana?

LARAS

Laras gak masalah.

ARIF

Ayah mau mulai hidup baru.

LARAS

Laras juga, kayaknya seru kalau Ayah jadi Bapak Rumah Tangga.

Arif tersenyum mendengarnya.

ARIF

Itu yang Ayah suka dari kamu, kamu selalu positif. Mirip Ibu.

LARAS

Laras tahu Laras mirip Ibu. Tapi sayangnya, sifat Laras ikut Ayah.

Arif melihat Laras, menyelidik. Laras juga melakukan hal yang sama. Mereka berdua tertawa.

ARIF

Tapi kamu yakin pindah sekolah? Tama gimana?

Laras tidak menjawab, ia hanya diam. Arif menyadarinya.

ARIF

Ayah tahu, pasti gara-gara itu kamu mau pindah.

LARAS

Laras sama Tama baik... kami udah sepakat.

ARIF

Sepakat apa?

LARAS

Ada, pokoknya Ayah gak ngerti.

Arif tersenyum mendengarnya.

ARIF

Kalau gitu kasih tahu Ayah.

Laras menggelengkan kepala, ia melanjutkan makannya.

ARIF

Ayah suka Tama, serius. Dia anak baik. Sayang kalau kalian putus.

Laras melanjutkan Makannya, Arif berjalan ke arah Dapur.

LARAS

Dia pasti tunggu aku. Sama kayak aku.

Laras melanjutkan makannya, dalam diam.

55.INT. RUANG KERJA - KANTOR POLISI - PAGI

Agung duduk di Kursi Kerjanya, ia melihat ke depan, datar. Ia memakai Baju Dinas Harian Polisinya.

Pintu di ketok, dari balik pintu, Dedi muncul.

DEDI

Sidangnya di mulai sebentar lagi, Pak.

Agung mengambil Topi Polisinya dan memakainya. Ia berjalan menuju pintu, ia berhenti di depan Dedi.

AGUNG

Makasih, Dedi.

Dedi melakukan gerakan Hormat. Agung membalasnya.

DEDI

Sama-sama, Pak.

Agung berjalan keluar ruangan, Dedi menyusul di belakangnya.

56.INT. CAFE - SORE

Harris dan Tiwi duduk di cafe, bersebelahan. Harris melihat Tiwi.

HARRIS

Kamu gugup?

Tiwi melihat Harris, ia mengangguk.

HARRIS

Ikutin kau. Tarik nafas dalam-dalam, keluarin dari mulut.

Tiwi melakukan gerakan yang di suruh, sekali lagi, sekali lagi.

SUARA LAKI-LAKI (O.S)

Tiwi?

Tiwi dan Harris berdiri, melihat ke arah sumber suara.

CUT TO:

MANAGER TIM E-SPORT (30-an), melihat Tiwi dan Harris, bergantian.

MANAGER

Kami tahu kami masih tim kecil, baru di bentuk dan gak main di Major League. Tapi saya yakin, Tim kita bisa bersaing dengan tim-tim lain Dan bukan tidak mungkin kamu bisa di rekrut sama Tim Major. Hal itu udah sering. Apalagi kamu masih muda.

Tiwi melihat Kertas-kertas di depannya, ia melihat Harris.

MANAGER

Kalau untuk bayaran, memang tim kami gak bisa kasih kayak tim-tim besar --

TIWI

Bukan itu masalahnya, Pak. Bayaran saya sesuai dengan kemampuan saya.

Manager tersenyum mendengarnya. Tiwi melihat Harris, Harris mengangguk.

MANAGER

Karena kamu belum delapan belas tahun, saya akan minta Tanda tangan Orang Tua kamu.

Tiwi melihat Manager, ia mengangguk.

MANAGER

Baik saya tunggu kabar kamu.

Tiwi tersenyum.

CUT TO:

Tiwi dan Harris bersandar di Kursi, menatap langit-langit Cafe.

HARRIS

Yakin Bapak kamu izinin?

TIWI

Itu bukan masalah.

Harris membetulkan duduknya, ia melihat Tiwi. Tiwi melihat Harris.

TIWI

Kenapa kayak aku mau balik kayak dulu lagi?

HARRIS

Kayak kamu mau jadi streaming game aja, gak harus jadi Pro Player?

Tiwi mengangguk.

HARRIS

Tapi kamu pasti mikir, kamu mau rasaiin jadi Pro player. Waktu kamu tandatangan, kamu punya pikiran yang sama lagi, ini wajar.

TIWI

Karena aku belum terbiasa aja kan?

Harris mengangguk. Tiwi tersenyum.

HARRIS

Skrip film aku udah selesai.

Tiwi membetulkan posisi duduknya. Harris mengeluarkan Handphone dan memberikannya, Tiwi melihatnya.

Harris melihatnya, menunggu.

TIWI

(tersenyum)
Aku suka judulnya, Bintang SMA.

HARRIS

Karena kita hanya perlu jadi Bintang dalam hidup kita sendiri.

Mereka berdua tersenyum.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar