1.EXT. DEPAN MINI MARKET - SORE
Karina melihat Pram. Roni berada tak jauh dari mereka.
KARINA
Aku laporin Ayah Laras.
Karina melihat Roni.
KARINA
Aku harus selesaiin apa yang aku mulai. Aku yakin Ronald juga setuju.
Roni mengangguk.
PRAM
Tapi aku yakin ini gak gampang.
Pram dan Roni melihat Karina, menunggu jawaban.
KARINA
Aku tahu. Aku bicara sama dia besok.
Pram melihat Karina, datar.
2.INT. RESTORAN CEPAT SAJI - SORE
Tama dan Laras sedang memakan makanan mereka, dalam diam. Sesekali Laras melihat Tama. Tama hanya memakan sambil melihat sembarang arah.
LARAS
Masalah itu udah selesai. Gak ada yang harus kamu pikirin.
Tama tersenyum kecil, ia melanjutkan makan. Laras melihatnya, datar.
LARAS
Kenapa, kamu gak suka Karina gak laporin Ayah aku?
Tama berhenti makan, ia melihat Laras.
LARAS
Bener apa yang aku bilang, kan?
TAMA
Udah Laras, kita lagi makan.
LARAS
Kenapa? kamu lebih belaiin Karina kayaknya.
TAMA
Karena memang Karina yang benar, kan?
Ada jeda di antara mereka.
TAMA
Kamu gak terima kan aku bilang gitu?
Laras tidak menjawab, ia melihat ke arah lain.
TAMA
Aku merasa bersalah sama Karina, Laras. Jadi ya, aku belaiin Karina dalam masalah ini. Tapi ada kamu, kalau kamu dalam posisi aku, apa yang kamu lakuin sekarang?
Laras tidak menjawab, ia hanya diam.
TAMA
Kalau kamu mau marah silahkan. Tapi aku juga berhak marah dan kamu harus ngerti.
Laras berdiri, ia melihat Tama --
TAMA
Ini kebiasaan kamu, Laras. Selalu pergi kalau ada masalah.
Laras tidak bergerak, ia masih melihat Tama.
TAMA
Aku kecewa sama diri aku sendiri. Gak bisa lakuin apa-apa sama masalah ini.
Laras mengambil Tasnya, ia berjalan dengan cepat, keluar dari Restoran.
Tama melihat ia pergi, hanya diam. Tama melanjutkan makannya.
3.EXT. TERAS - RUMAH KARINA - MALAM
Karina duduk di Kursi Terasnya, melihat Halaman Rumahnya, datar.
4.INT. KAMAR PRAM - RUMAH PRAM - MALAM
Pram berbaring di Kamarnya, ia melihat Langit-langit kamarnya, datar.
5.INT. RUANG TENGAH - RUMAH LARAS - MALAM
Laras memasuki Rumah, ia berjalan menuju Tangga --
ARIF (O.S)
Kamu udah makan sayang?
Laras berhenti, ia melihat Arif yang berada di Dapur, sedang makan.
LARAS
Udah, Yah. Aku ke kamar, ya.
Laras menaiki tangga dan terdengar suara pintu yang di tutup.
Arif hanya diam, ia melihat ke arah tangga, datar.
6.INT. KAMAR LARAS - RUMAH LARAS - MALAM
Laras bersandar di pintu, ia melihat ke arah lain, datar. Ia membersihkan matanya --
LARAS
Maafin aku Tama. Aku memang egois. Tapi cuma ini cara yang aku tahu.
Laras membersihkan lagi matanya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
7.INT. RUANG KONSELING - SEKOLAH - PAGI
Karim dan Septia duduk, memegang Gelas mereka. Mereka melihat kertas-kertas di depan mereka.
SEPTIA
Sekarang kita semua punya yang kita butuhkan, Pak.
KARIM
Sekarang kita punya dua pilihan. Melaporkan ini kepada Kepala Sekolah dan meminta dia mengakuinya atau kita bisa membicarakan masalah ini kepada Pak Arif.
SEPTIA
Saya rasa pilihan nomor satu lebih baik, Pak.
KARIM
Saya rasa juga begitu.
SEPTIA
Atau mungkin kita bisa menambahkan dua pilihan lagi.
Karim melihat Septia.
SEPTIA
Kita bisa langsung lapor ke Polisi dengan membawa semua barang bukti.
KARIM
Dan satunya lagi?
SEPTIA
Kita bisa bicarakan apa yang kita temui dengan Tama.
Ada jeda di antara mereka.
SEPTIA
Dia harus tahu, Pak. Karena kita tahu masalah ini dari dia.
Karim dan Septia saling melihat, datar.
CUT TO:
Tama duduk, ia melihat datar kertas-kertas itu di depannya. Karim dan Septia melihat Tama, simpati.
KARIM
Apa yang kamu temukan itu punya hubungan dengan semua ini.
SEPTIA
Dan kami rasa kamu harus tahu karena kamu yang memulai semuanya.
Tama tidak menjawab, ia hanya diam.
KARIM
Kami mau tanya pendapat soal kamu.
TAMA
Bapak tetap laporin Kepala Sekolah, kan?
Karim dan Septia saling melihat.
TAMA
Apa yang Kepala Sekolah lakuin itu salah. Jadi memang harus di hukum.
SEPTIA
Kamu tahu, selama ini Ibu cari tahu apa motif kamu laporin Kepala Sekolah, Ayah kamu sendiri. Dan Ibu sudah ketemu jawabannya.
Tama melihat Septia.
SEPTIA
Ini ada hubungannya dengan Tio, kan?
Ada jeda di antara mereka.
SEPTIA
Ini bukan sekedar benar atau salah. Ini lebih dari itu, dan Ibu gak kaget kalau Tio dan Korupsi cuma jadi alasan kamu. Setidaknya untuk sekarang. Apa ada alasan lebih dari itu?
Tama tidak menjawab, ia hanya diam.
SEPTIA
Kalau kamu gak mau bicara, gak apa-apa.
TAMA
Apa yang Ibu tahu soal Tio?
Septia dan Karim saling melihat.
SEPTIA
Apa yang kamu tanya itu Karina dan Pram juga pernah tanya ke Ibu, Tama. Dan jawaban Ibu tetap sama. Sekolah lepas tangan dengan masalah ini, Tio dianggap sebagai anak nakal. Walaupun kita semua tahu itu tidak benar.
Tama tidak menjawab, ia hanya diam.
SEPTIA
Dan Ibu tahu kalian bertiga sedang selidiki tentang kasus Tio.
TAMA
Ibu hanya tahu soal itu? gak ada yang lain lagi?
SEPTIA
Tidak.
TAMA
Bagaimana kalau saya tahu lebih dari yang Ibu tahu?
Ada jeda di antara mereka.
KARIM
Dan ini ada hubunganya dengan semua temuan yang kamu dapat?
SEPTIA
Dan ternyata orang yang di tangkap dalam kasus Tio bukan orang yang sebenarnya?
Tama tidak menjawab, ia hanya diam.
SEPTIA
Itu tuduhan yang berat, Tama.
TAMA
Bagaimana kalau saya punya buktinya?
KARIM
Kalau memang apa yang kamu bilang itu benar, ini jadi masalah besar Tama.
SEPTIA
Siapa saja yang tahu soal ini?
TAMA
Hanya beberapa orang, termasuk Laras.
Karim dan Septia saling melihat.
TAMA
Dan Ayah Laras juga termasuk di dalamnya.
Ada jeda di antara mereka.
KARIM
Apa dia juga tahu soal ini?
TAMA
Saya gak tahu, Pak.
Karim dan Septia saling melihat.
TAMA
Ada satu orang lagi yang tahu masalah ini, Roni.
SEPTIA
Adik Ronald.
Karim melihat Septia.
TAMA
Dan Laras tahu selama ini kalau Ayahnya yang nabrak Karina dan Tusuk Tio.
Ada jeda di antara mereka.
TAMA
Dan Laras juga yang minta Karina buat gak laporin Ayahnya. Dan Karina mungkin pindah sekolah ke Jakarta.
KARIM
Dan kenapa kamu bilang semua ini ke kami, Tama?
TAMA
Karena saya gak tahu lagi harus lakuin apa, Pak. Laras minta tolong ke saya, sedangkan Tio itu teman saya dari kecil.
SEPTIA
Pasti berat buat kamu, Tama.
Tama menunduk, ia hanya diam. Septia dan Karim hanya melihatnya, simpati.
CUT TO:
Karim dan Septia dalam diam.
KARIM
Masalah ini lebih rumit dari yang kita kira, Bu.
SEPTIA
Dan semuanya saling berhubungan.
KARIM
Saya tidak suka dengan situasi ini, Bu.
SEPTIA
Banyak hal yang harus kita lakukan dan pikirkan.
Ada jeda di antara mereka.
SEPTIA
Tapi apa yang harus kita lakukan soal Karina dan Tio, Pak?
Karim hanya diam, tidak menjawab.
SEPTIA
Sekarang kita tahu motif Tama.
KARIM
Kita akan biarkan mereka.
Septia melihat Karim, bingung.
KARIM
Ini masalah mereka, Bu. Ini cara mereka menjadi dewasa.
SEPTIA
Tapi kita gak tahu apa yang mereka akan lakukan.
KARIM
Kita harus percaya sama mereka.
SEPTIA
Mereka bisa saja saling menyakiti, Pak.
KARIM
Dan mereka juga tahu cara saling menyembuhkan.
Ada jeda di antara mereka.
KARIM
Seperti yang saya bilang, ini cara mereka untuk menjadi dewasa. Mereka harus tahu suka dan duka.
Septia diam, ia melihat ke arah lain.
KARIM
Mereka yang memulai dan mereka yang harus menyelesaikannya. Dan seperti apa yang saya bilang sebelumnya, kita tetap awasi mereka.
Septia melihat Karim.
SEPTIA
Dan apa yang harus kita lakukan soal Kepala Sekolah?
KARIM
Kita juga harus menyelesaikan apa yang kita mulai, kan?
Mereka saling tersenyum.
8.INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - PAGI
Laras sedang bicara dengan Murid-murid lainnya di Kelas.
Karina berdiri di belakangnya, memegang bahunya. Laras melihatnya.
KARINA
Bisa kita bicara? ada yang mau aku bicariin sama kamu.
Laras melihat Karina, datar. Ia melihat Pram yang berdiri tak jauh dari Karina.
9.EXT. KORIDOR - SEKOLAH - PAGI
Tama berjalan di koridor, ia menunduk.
Karina, Pram dan Laras berada di depannya. Tama berhenti.
Tama melihat mereka, satu persatu.
10.EXT. BELAKANG SEKOLAH - SEKOLAH - PAGI
Karina, Pram, Tama dan Laras berada di belakang sekolah.
LARAS
Kamu bilang gak mau hal ini di terusin lagi.
Karina tidak menjawab.
LARAS
Kamu udah janji sama aku, Karin.
KARINA
Aku gak pernah janjiin kamu apa-apa. Aku cuma bilang aku pikir-pikir lagi.
LARAS
Tapi kamu mau pindah, kan? kenapa kamu panjangin lagi masalah ini?
KARINA
Aku gak pindah, Laras.
Ada jeda di antara mereka.
KARINA
Aku cuma mau selesaiin masalah ini.
LARAS
Tapi apa kamu harus?
Karina melihat Laras, datar.
LARAS
Gak bisa kalau kamu berhenti di sini?
Karina tidak menjawab. Laras melihat Tama. Tama hanya diam.
KARINA
Tama gak tahu hal ini sama sekali.
Laras melihat Pram. Pram hanya diam.
KARINA
Ini memang aku yang ambil keputusan, Laras.
LARAS
Aku mohon, Karin. Jangan laporin Ayah. Aku mohon.
Laras menahan air matanya. Laras memegang kedua tangan Karina.
LARAS
Cuma Ayah yang aku punya, aku mohon sama kamu.
Karina melihat ke arah lain, menahan air matanya. Pram dan Tama juga melakukan hal yang sama.
LARAS
Aku lakuin apa yang kamu minta, serius. Kamu mau apa, aku kasih. Tapi jangan laporin Ayah aku.
Karina melihat Laras, datar.
KARINA
Kamu tahu ini bukan karena aku mau apapun dari kamu.
LARAS
Aku tahu, tapi apa yang bisa aku lakuin lagi selain ini, Karin?
KARINA
Kamu bisa terima kalau apa yang Ayah kamu lakukan itu salah dan bilang ke dia untuk mengakui semua perbuatannya.
Ada jeda di antara mereka.
KARINA
Aku harap kamu ngerti keputusan aku, Laras. Apa yang aku lakuin ini gak lebih dari aku mau semua orang tahu apa yang Ayah kamu lakukan ke aku... ke Tio.
Karina memegang kedua tangan Laras.
KARINA
Aku minta maaf, Laras. Aku benar-benar minta maaf. Tapi gak ada lagi yang bisa aku lakuin buat kamu.
Karina berjalan pergi, Pram mengikutinya. Laras masih diam di tempatnya, Tama berdiri di depannya. Laras melihat Tama.
LARAS
Kalau Ayah pergi, aku sama siapa?
TAMA
Ada aku.
LARAS
Aku gak mau sendiri...
TAMA
Kamu gak sendiri, Laras. Ada aku.
Laras tidak menjawab. Tama memeluk Laras. Laras hanya diam, tidak melakukan apa-apa.