Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bintang SMA 107
Suka
Favorit
Bagikan
6. Bagian 6

Tio terpaku, wajahnya pucat. Ia melihat Karina yang tidak bergerak sama sekali, darah keluar dari Tubuhnya.

Tio berlari menuju Karina.

TIO

Karin, bangun Karin.... Karin banguuun.

Karina tidak bergerak, ia hampir kehilangan kesadarannya. Pandangannya mengabur, ia hanya mendengar suara-suara, tidak terdengar jelas.

Tio bergerak menuju Mobil yang menabrak Karina.

Karina berusaha menggerakan Kepalanya, ia melihat Tio yang berjalan ke arah Mobil itu.

44.INT. MOBIL - MALAM

Arif dan Astrid terbangun, mereka melihat sekitar. Mereka menyadari apa yang terjadi.

ASTRID

Mas, apa yang harus kita lakuin?

ARIF

Kamu tenang, jangan keluar.

Tio berdiri di samping Pintu Arif. Ia mengetoknya, berkali-kali.

ARIF

Jangan keluar.

Tio mengetok pintu Mobil, lebih kuat.

ASTRID

Mas.

ARIF

TENANG!! AKU BILANG TENANG!!

Asrtid diam, ia ketakutan.

ARIF

Astrid, dengerin aku. Kamu ikutin apa yang aku bilang kalau mau selamat, ngerti?

Astrid tidak menjawab.

ARIF

Bilang ngerti Astrid.

ASTRID

Ngerti... Mas.

Arif membuka pintu dari Mobil, Astrid diam di dalam Mobil.

45.EXT. TEMPAT KECELAKAAN KARINA - MALAM

Karina terbaring di Jalan, ia tidak bergerak. Ia meilihat Tio dan Arif yang berdiri di depan Mobil.

KARINA

Tio...

Tio diam melihat Arif di depannya, sedangkan Arif melihat sekitar, panik.

TIO

Om Arif?

ARIF

Tio bawa dia sekarang ke Rumah Sakit. Kalau ada yang tanya bilang korban tabrak lari.

Arif mengatakannya sambil mengeluarkan duit dari dalam Dompetnya --

ARIF

Kamu pegang dulu uang ini. Nanti Om susul kamu ke Rumah Sakit --

Arif melihat Tio yang hanya diam, melihatnya, dingin.

ARIF

Tio...

TIO

Apa Laras tahu Om Arif kayak gini di belakangnya?

Arif tidak menjawab.

ARIF

Apa Laras tahu Kalau Ayahnya orang yang gak tanggung jawab.

Arif tidak menjawab, ia melihat sekitar.

TIO

Apa Om sadar apa yang Om lakuin sekarang?

ARIF

Tio dengar Om, kamu bawa dia ke Rumah Sakit sek -

TIO

Om harus tanggung jawab sama apa yang Om lakuin. Jangan jadi pengecut.

Tio mengeluarkan Handphonenya dan memencet sesuatu di sana, Arif melihatnya --

Arif mengambil Handphone Tio dengan paksa.

ARIF

Jangan Tio. Jangan lapor Polisi.

Tio melihat Arif, dingin.

ARIF

Kamu jangan membuat masalah ini jadi rumit.

TIO

Balikin hape Tio, Om.

ARIF

Gak, orang-orang gak boleh tahu soal ini.

TIO

BALIKIN HAPE TIO OM!! SEKARANGG!!

Arif terkejut melihat Tio yang emosi. Tio dengan paksa mengambil Handphone dan memencet sesuatu di sana.

Tio berjalan ke Karina --

Arif mengambil Handphone Tio dan membantingnya ke Jalan --

Handphone itu pecah --

Tio melihat Arif, dingin.

ARIF

Kamu jangan coba-coba lawan Om, Tio. Jangan.

TIO

Tio lapor Polisi.

Arif menahan Tio --

ARIF

Jangan Tio, Laras nanti sendiri, Om mohon sama kamu.

TIO

Jangan bawa-bawa Laras di sini, Om. Dia juga gak mau punya Ayah yang gak tanggung jawab.

Tio melepaskan tangan Arif, ia berjalan menuju Karina.

Arif mengeluarkan Pisau Lipat dari Celananya dan berjalan cepat ke Tio --

ARIF

TIO --

Tio menoleh --

JLEEB --

Pisau itu masuk tertancap di Perut Tio, ia terkejut. Ia memegang Perutnya, perlahan-lahan ia mundur, sebelum terjatuh di depan Karina.

Arif yang melihatnya, terkejut, ia melihat Tangannya yang penuh darah.

Dari dalam Mobil Atsrid terkejut, ia menutup mulutnya dengan tangan. Dengan cepat ia berjalan keluar, berdiri di samping Arif --

ASTRID

MAS APA YANG KAMU LAKUIN!! MAS!!

Arif sesaat melihat Tanganya, penuh darah.

ASTRID

MAS ARIF, APA YANG KAMU LAKUIIN!!

ARIF

MASUK KE MOBIL SEKARANG!!

ASTRID

Mereka masih bisa di selamatkan, Mas.

ARIF

BIARIN MEREKA!!

Arif berjalan menuju Mobil. Astrid masih di tempatnya --

ASTRID

Mereka masih anak-anak, Mas.

Arif mendekati Astrid --

ARIF

Karena mereka juga hidup kita akan hancur. Masuk ke Mobil sekarang.

ASTRID

Gak, mas. Aku harus selamatin mereka.

ARIF

MASUK KE MOBIL SEKARANG!!

Astrid mencoba membantu Karina dan Tio --

ARIF

AKU BILANG MASUK KE MOBIL SEKARANG!!!

Astrid terkejut, ia terpaku. Arif membawanya masuk ke dalam Mobil.

Arif melihat mereka berdua yang terkapar di jalan. Ia melihat Karina.

Karina menggerakan Matanya, melihat Arif.

ARIF

Kamu akan jadi noda dalam karir saya. Maaf, saya tidak punya piilihan lain.

Karina hanya melihat Arif.

Arif berjalan cepat masuk ke dalam Mobil. Mobil itu di hidupkan, dengan kecepatan tinggi Mobil itu pergi dari situ.

Suasana hening sesaat, Karina dan Tio terbaring di Jalan.

Karina melihat Tio yang berusaha menghentikan pendarahan di perutnya.

KARINA

Tio...

Tio melihat ke arah Karina, ia tersenyum, berusaha bergerak.

TIO

Karin...

Karina melihat Tio yang bergerak ke arah dirinya.

Tio mengucapkan sesuatu, tidak terdengar jelas oleh Karina.

Mata Karina sudah menutup, perlahan-lahan.

CUT TO:

KEMBALI KE MASA SEKARANG --

46.EXT. JALAN - BERGERAK - SORE

Karina memeluk Pram yang mengendarai Motor. Ia menyandarkan Kepalanya di bahu Pram, melihat jalan, datar.

Pram melirik Karina dari depan.

Ia mempercepat laju kendaraannya. Menembus jalan.

47.EXT. DEPAN RUMAH KARINA - SORE

Karina memberikan Helm kepada Pram.

KARINA

Makasih udah anter aku.

PRAM

Makasih udah temenin aku hari ini.

KARINA

Kayaknya kebalik.

PRAM

Kayaknya iya.

Mereka berdua tersenyum.

KARINA

Pram?

PRAM

Iya?

KARINA

Menurut kamu Tio bilang apa? kata-kata terakhirnya ke aku.

PRAM

Aku gak tahu. Apapun itu, aku rasa penting itu buat kamu dan Tio mau kamu tahu.

KARINA

Aku rasa gitu.

Karina berjalan masuk ke dalam Rumah, sesaat ia melihat Pram. Melambaikan tangan.

Pram melambaikan tangan, ia tersenyum. Karina masuk ke dalam Rumah.

Pram memakai Helmnya dan pergi dari situ.

48.INT. KAMAR KARINA - RUMAH KARINA - MALAM

Karina berbaring di kamarnya, melihat langit-langit.

KARINA

Apa yang mau kamu bilang ke aku, Tio? aku harus tahu.

Terdengar pintu yang di ketok.

KARINA

Masuk.

Pintu terbuka, Bambang masuk ke dalam Kamar. Ia duduk di samping Karina, ia tersenyum.

BAMBANG

Gimana jalan-jalannya?

Karina mengangguk, ia tersenyum.

BAMBANG
Ayah mau bicara sama Karin, soal pindah.

Karina langsung bangun, membenarkan Posisinya.

BAMBANG

Kalau kamu memang gak mau pindah gak apa-apa.

Ada jeda di antara mereka.

BAMBANG

Ayah sadar Ayah cuma mau keluarga Ayah ikuti kenginginan Ayah. Tapi Ayah gak pernah ikut keinginan keluarga Ayah.

Karina tidak menjawab, ia hanya diam.

BAMBANG

Kamu punya kehidupan di sini, punya teman-teman. Udah cukup Ayah bikin kalian susah.

KARINA

Ayah serius?

BAMBANG

Ayah tahu masih ada yang belum kamu selesaiin di sini.

Ada jeda di antara mereka.

BAMBANG

Kamu harus selesaiin apa yang kamu mulai.

KARINA

Makasih, Ayah.

BAMBANG

Dan satu hal, kamu jangan pernah menyerah dalam hal apapun. Ini tentang kamu.

KARINA

Makasih, Ayah.

BAMBANG

Termasuk hidup kamu. Jangan bikin sesuatu yang bikin kamu nyesal nanti.

Bambang memegang Kepala Karina, mengelusnya. Ia tersenyum, Karina membalasnya.

Bambang berjalan pergi ke luar kamar. Karina masih melihat ke arah pintu, sesaat ia melamun.

KARINA

Jangan menyerah dalam hal apapun... jangan bikin sesuatu hal yang kamu nyesal nanti.

Karina melamun, melihat langit-langit.

KARINA

Jangan menyerah dalam hal apapun... jangan bikin sesuatu hal yang kamu nyesal --

CUT TO:

49.EXT. TEMPAT KECELAKAAN KARINA - MALAM

Karina yang terbaring di Jalan, penuh luka, darah keluar dari tubuhnya.

Tio yang bergerak perlahan ke arah Karina --

TIO

Karin... jangan nyerah dalam... hal apapun.

Karina hanya melihat Tio, matanya menutup perlahan --

TIO

Kamu harus selalu perjuangin hidup kamu... karena ini tentang kamu.

Mata Karina tertutup sepenuhnya. Tio melihat Karina yang tidak bergerak sama sekali.

TIO

Teman-teman aku pasti bantu kamu.

Tio berhenti bergerak. Sesaat ia tersenyum --

Tio tidak bergerak sama sekali.

CUT TO:

50.EXT. TERAS - RUMAH KARINA - MALAM

Karina keluar terburu-buru dari Rumahnya. Karina memencet handphonenya dan menempelkannya di telinga.

KARINA

Pram, angkat... angkat Pram.

Karina berjalan keluar pagar, ia melihat kiri dan kanan. Ia berjalan menjauhi rumah.

Seseorang berada di belakangnya, mengikuti Karina.

51.EXT. DEPAN MINI MARKET - MALAM

Pram keluar dari Mini Market, ia meminum Air Mineral. Ia menuju Motor --

Terdengar suara getaran Handphonenya, Pram mengangkat --

PRAM

Halo.

52.EXT. PINGGIR JALAN - MALAM

Karina berjalan di pinggir jalan, dengan Handphone menempel di telinganya.

KARINA

Pram aku udah tahu Tio bilang apa.

INTERCUT ANTARA KARINA DAN PRAM

PRAM

Kamu udah ingat?

KARINA

Aku udah ingat. Kamu di mana sekarang?

PRAM

Aku di depan Mini Market deket rumah kamu.

KARINA

Oke, aku ke sana sekarang.

Karina menutup teleponnya dan berjalan lebih cepat --

RONI (O.S)

Karina.

Karina berhenti, ia menoleh ke sumber suara.

Roni berdiri di belakangnya.

RONI

Aku mau bicara sama kamu, soal Ronald.

Karina hanya melihat Roni, datar.

Roni berjalan mendekat.

53.EXT. DEPAN MINI MARKET - MALAM

Pram melihat sekitar, Karina tidak muncul. Ia melihat Jam Tangannya. Melihat sekitar, sekali lagi.

Pram berjalan menuju Motor dan pergi dari situ, dengan kecepatan tinggi.

54.EXT. PINGGIR JALAN - MALAM

Roni berjalan mendekati Karina. Karina tetap di tempatnya.

RONI

Apa kamu udah lapor Ayah Laras?

KARINA

Soal itu --

RONI

Jadi kamu belum laporin Ayah Laras?

KARINA

Roni dengar dulu, aku --

RONI

Jadi kamu belum laporin.

Roni berdiri di depan Karina, dekat sekali.

KARINA

Roni, dengerin aku dulu --

GRAB --

Roni mencengkram Pundak Karina, Karina terkejut, ia takut. Roni melihat Karina, dingin.

Cengkramannya menguat.

KARINA

Roni lepasin, aku. Kita bisa bicara ini baik-baik.

RONI

Aku cuma mau kamu laporin Ayah Laras. Gak lebih.

KARINA

Oke, aku ngerti, tapi denger dulu penjelasan --

RONI

KENAPA KAMU GAK LAPORIN AYAH LARAS!!

Karina terkejut, ia takut. Cengkraman Roni semakin menguat. Karina kesakitan.

KARINA

Roni lepasin, aku.

Roni tidak menjawab, ia hanya diam.

KARINA

Aku bilang lepasin.

Roni masih tidak menjawab, ia hanya diam.

KARINA

AKU BILANG LEPASIN --

Karina melepaskan dirinya dan berlari sekuat tenaga --

Roni mengejarnya dari belakang --

Roni berhasil mengejarnya dan mendorongnya, membuat Karina jatuh. Karina meringis kesakitan.

RONI

AKU TANYA!! KENAPA KAMU GAK LAPORIN AYAH LARAS!!

Karina tidak menjawab, ia menahan sakit di badannya.

Pram berhenti tak jauh dari mereka, Ia melihat Karina yang meringis kesakitan. Ia berlari --

RONI

KENAPA KARIN!! KENAPA!!

PRAM

RONIIIII!!

Roni dan Karina melihat Pram yang berjalan cepat menuju mereka --

DUAAAK --

Pram meninju Roni, membuat ia terjatuh.

PRAM

KAMU BERANI SAMA PEREMPUAH HAH!!

Pram memukul Roni sekali lagi, Roni tidak bisa menghindar.

Karina yang melihatnya berusaha menahan Pram --

KARINA

Pram udah, ini cuma salah paham Pram.

Pram tidak berhenti, ia melayangkan pukulannya --

KARINA

PRAM BERHENTIII!!

Karina memeluk Pram dari belakang.

Pram yang menahan emosinya, ia hanya melihat Roni dengan dingin.

Roni menahan sakit, ia pucat.

Karina hanya memeluk Pram, nafasnya tersengal-sengal.

CUT TO:

55.EXT. DEPAN MINI MARKET - MALAM

Karina yang duduk di Kursi Mini Market. Roni berada tak jauh di sebelahnya.

Pram keluar dengan membawa Obat Merah, Kapas dan Plaster. Ia berjalan menuju Karina, membuka peralatannya.

KARINA

Luka aku gak parah, gak usah khawatirin aku.

Pram tidak menjawab, ia melihat luka Karina dan memberikannya Obat Merah.

KARINA

Pram, luka aku gak --

PRAM

(dingin)
DIAM.

Karina terkejut melihat Pram. Ia diam. Pram melanjutkan memberikan Obat Merah.

Ia menutup Luka Karina dengan Plester. Sesaat Pram melihat Karina.

Karina melihatnya balik. Pram menghela nafas, menggelengkan kepala.

KARINA

Aku minta maaf.

PRAM

Lain kali tunggu aku, Karin.

Karina tidak menjawab, ia menunduk.

PRAM

Aku cuma khawatir, oke.

Karina melihat Pram, kemudian mengangguk. Pram tersenyum kecil.

Pram melihat Roni, dingin. Karina melihatnya, ia menarik kaos Pram --

KARINA

Ini cuma salah paham.

PRAM

Salah paham apa sampai bikin kamu luka?

KARINA

Udah, Pram. Aku minta maaf, ya.

Pram melihat Karina, ia melihat ke sembarang arah, menghela nafas panjang.

Pram berjalan masuk ke dalam Mini Market. Karina berjalan mendekati Roni dan duduk di sebelahnya. Mereka hanya diam, tidak bicara. Karina melihat Roni.

RONI

Ini harga yang pas buat aku karena gak dengerin penjelasan kamu dulu.

KARINA

Mungkin, tapi Pram berlebihan.

RONI

Kalau aku jadi dia, aku juga ngelakuin hal yang sama.

Ada jeda di antara mereka.

RONI

Aku minta maaf.

KARINA

Gak apa-apa, ini cuma luka kecil.

RONI

Itu cuma luka kecil. Tapi kamu pasti shock tadi. Aku minta maaf.

Karina tidak menjawab. Pram keluar dari Mini Market dan memberikan Roni Es Krim.

RONI

Taruh di luka kamu. Darahnya pasti beku nanti.

Roni mengambilnya dan meletakannya di lukanya. Sesaat Roni menahan sakitnya.

KARINA

Aku baru ingat apa kata-kata terakhir Tio ke aku.

Mereka berdua melihat Karina, menunggu.

KARINA

Jangan nyerah dalam hal apapun, termasuk hidup kamu. Karena ini tentang kamu.

Ada jeda di antara mereka.

PRAM

Tio bilang ke kamu itu?

Karina mengangguk.

PRAM

Berarti kamu tahu harus lakuin apa Karin.

Karina melihat Roni.

KARINA

Tio mau aku mikirin hidup aku. Bukan hidup orang lain, karena hidup ini tentang aku, bukan tentang orang lain. Hanya karena Laras cuma punya Ayahnya, bukan berarti Ayahnya harus lari dari tanggung jawab, kan?

Roni tidak menjawab, ia hanya diam.

KARINA

Aku laporin Ayah Laras.

Pram tersenyum mendengarnya. Karina melihat Pram.

KARINA

Aku harus selesaiin apa yang aku mulai.

PRAM

Aku pasti bantu kamu. Karena ini juga tentang Tio.

KARINA

Aku tahu.

Karina dan Pram melihat Roni.

KARINA

Kamu mau bantu aku?

RONI

Pasti.

Ekspresi Karina berubah. Ia bersemangat, ia tersenyum.

FADE OUT.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar