INT. UKS - SEKOLAH - SIANG
Pram duduk di atas Tempat Tidur, Karina mengeluarkan isi Kotak P3K. Ia mengambil Alkohol dan Kapas, membahasinya.
KARINA
Ini alkohol, tahan kalau sakit.
Karina membersihkan Luka Pram dengan Kapas. Pram menahan sakitnya dengan bergerak.
PRAM
Aww...
Karina melihat Pram.
KARINA
Kenapa kamu gak bilang ke aku, kamu pernah tanya ke dia sebelumnya.
Pram tidak menjawab, ia hanya diam. Karina membersihkan Luka Pram, lagi Pram menahan sakit sambil meringis.
KARINA
Wajar dia marah, Anak sama Bapak sama-sama serang dia.
Pram tidak menjawab, ia hanya diam.
Karina melihat Pram, datar. Ia kembali membersihkan Luka Pram, kali ini ia menekan Luka Pram. Pram meringis kesakitan.
PRAM
Sakit Karin...
Karina melihat Pram.
KARINA
Kamu gak mau cerita ke aku masalah kalian sama Roni?
Pram tidak menjawab.
KARINA
Hello... kamu udah janji sama aku kita kerjasama buat cari tahu. Kamu harus cerita semuanya.
PRAM
Waktu aku tahu Ronald yang di tangkap, aku ke kelasnya Roni terus pukul dia habis-habisan.
KARINA
Kamu berantem sama Tama sama Roni juga. Kenapa kamu suka banget berantem.
PRAM
Mungkin karena aku gak tahu lagi harus ngapain, jadi aku keluarinnya dengan berantem.
KARINA
Kamu marah, kecewa, frustasi, kamu gak tahu harus apain lagi.
Ada jeda di antara mereka.
KARINA
Aku mau tanya, Ronald sama Tio ada hubungan apa?
PRAM
Ronald itu punya bengkel, dia senior kami dua tahun di atas. Kadang-kadang kami main di sana, walaupun yang sering itu Tio, karena Tio punya motor.
Karina hanya diam, mendengarkan.
PRAM
Juga, tempatnya Ronald juga banyak anak-anak motor yang servis di situ. Jadi mereka saling kenal. Tio juga kenal mereka.
KARINA
Itu bisa jadi motif Ronald.
PRAM
Yang aku tahu, Ronald itu gak ikut geng motor, Tio juga. Mereka cuma kenalan biasa. Hubungan mereka sebatas kerja. Dan hubungan mereka baik-baik aja.
Karina melihat Pram.
KARINA
Kamu harus minta maaf sama Roni, dan dia juga harus minta maaf sama kamu. Kalian sama-sama salah.
PRAM
Maaf aku bikin kacau usaha kamu.
KARINA
Wajar ini masih percobaan pertama. Aku gak nyerah gitu aja cuma karena ini.
Pram mengangguk.
KARINA
Biar aku yang bicara sama dia. Mungkin dia berubah pikiran.
Pram melihat Karina, datar.
KARINA
Tapi serius, kamu harus kurangin berantem kamu. Aku gak suka laki-laki yang pakai otot daripada otaknya.
PRAM
...Iya.
Karina melanjutkan membersihkan Luka Pram.
PRAM
...Makasih.
Karina melihat Pram, masih mengobati lukanya.
KARINA
Sekali lagi aku tahu kamu berantem. Serius, aku keluarin kamu.
Pram hanya mengangguk, ia melihat Karina, mengamatinya.
EXT. BELAKANG SEKOLAH - SEKOLAH - PAGI
Roni dan Tama duduk di Kursi-kursi yang sudah tidak di pakai lagi. Dalam diam.
TAMA
Aku minta maaf.
Roni tidak menjawab.
TAMA
Walaupun aku tahu apa yang Pram buat itu salah, tapi aku gak peduli. Kamu tahu, waktu kalian berantem, aku pikir kamu pantas buat di tinju.
RONI
Berarti aku harus tinju kamu juga.
TAMA
Hanya karena kamu adiknya Ronald, bukan berarti kamu sama kayak dia, kan.
RONI
Mungkin buat kamu Tama, tapi orang lain pikir aku sama kayak dia.
TAMA
Tapi aku yakin Ronald bukan pelaku yang sebenarnya.
RONI
Dia orang baik. Walaupun kami jarang bicara, tapi aku tahu dia peduli sama keluarganya. Dia rela gak kuliah, lanjutin usaha Ayah buat aku kuliah nanti.
Ada jeda di antara mereka.
TAMA
Yang pasti kami butuh bantuan kamu. Karina apalagi.
RONI
Gimana waktu dia tahu kalian temanya Tio?
TAMA
Dia gak masalah, dia juga pikir kalau Ronald bukan pelakunya. Dia lupa ingatan waktu kecelakaan itu. Tapi dia udah bisa ingat, walaupun sedikit.
RONI
Aku udah gak mau berurusan sama masalah ini. Udah banyak masalah aku gara-gara ini.
TAMA
Berarti kita punya masalah yang sama yang harus di selesaiin.
Roni melihat Tama.
TAMA
Kamu tahu waktu sekolah bilang gak ikut campur masalah Tio. Bilang dia anak yang nakal, nilainya jelek.
RONI
Waktu kamu di wawancara?
TAMA
Aku akui aku salah, makanya sekarang aku mau tebus kesalahan aku waktu itu.
Roni melihat Tama.
TAMA
Aku gak peduli orangnya siapa Roni. Termasuk Kepala Sekolah sekalipun.
Ada jeda di antara mereka.
TAMA
Jadi aku harap kamu bisa bantu Karina.
Tama berdiri dan berjalan pergi --
RONI
Aku tahu kenapa kamu mau di wawancara, tapi Pram tidak. Apa kamu kasih tahu dia alasannya?
Tama berhenti, sesaat ia melihat Roni.
TAMA
Tidak, biarin dia benci aku.
Roni tidak menjawab. Tama berjalan meninggalkan Roni sendirian.
INT. RUANG KELAS - SEKOLAH — SIANG
Roni sedang duduk di Kursinya, sendirian.
Karina masuk ke dalam kelasnya dan duduk di sebelah Roni. Roni tersadar.
KARINA
Kamu duduk sendirian?
Roni tidak menjawab.
KARINA
Aku minta maaf soal tadi. Aku gak tahu kalian punya sejarah.
Roni tidak menjawab.
KARINA
Tapi kamu harus tahu, aku serius sama kata-kata aku. Aku mau cari tahu siapa yang nabrak aku sebenarnya.
Roni melihat Karina, serius.
KARINA
Dan aku yakin Ronald bukan orang yang nabrak aku, apalagi nusuk Tio. Jadi aku berharap kamu kasih tahu aku apa yang kamu tahu ke aku.
Ada jeda di antara mereka.
KARINA
Kamu pasti mikir anak-anak SMA kayak kita bisa apa. Tapi aku yakin kita bisa lakuin apa yang mau, asalkan ada kemauan.
RONI
Aku dengar kamu lupa ingatan soal kecelakaan kamu.
KARINA
Iya, tapi aku udah bisa ingat sedikit-sedikit. Dan di ingatan aku, aku gak lihat ada Ronald. Walaupun aku gak bisa pastiin orang yang di ingatan aku itu Ronald apa bukan. Tapi mungkin waktu aku ketemu Ronald bisa biikin ingatan aku kembali.
Roni melihat Karina, serius.
KARINA
Dan buat anak-anak yang sering bully kamu. Kamu gak usah peduliin mereka. Karena mereka gak tahu yang sebenarnya, kan.
Roni tidak menjawab.
KARINA
Aku minta maaf bilang gitu, aku gak tahu rasanya di bully, aku cuma ngarang bebas. Tapi serius Roni, aku mau cari tahu tentang kecelakaan aku dan aku butuh kamu bantuiin aku.
Karina meletakan Air Mineral di atas Meja Belajar Roni. Ia berdiri dan melihat Roni.
KARINA
Aku percaya kamu.
Karina berjalan keluar kelas, Roni masih melihat keluar kelas, datar.
INT. RUANG GURU - SEKOLAH - PAGI
Karim sedang melihat Proposal di atas Meja Kerjanya. Ia berdiri dan berjalan ke arah Ruang Kepala Sekolah. Membawa Proposal itu di tangannya.
INT. RUANG KEPALA SEKOLAH - SEKOLAH - PAGI
Proposal itu berada di atas Meja Kerja Sugeng. Sugeng melihatnya datar.
Karim berdiri di depannya, menunggu jawaban dari Sugeng.
SUGENG
Apa lagi ini?
KARIM
Proposal untuk membuat kegiatan di luar jam pelajaran sekolah, Pak.
SUGENG
Ekstrakurikuler sekolah sudah ada, mau apa lagi.
KARIM
Anak-anak merasa ekstrakurikuler sekarang tidak bisa memenuhi minat dan bakat mereka, Pak.
SUGENG
Mereka mau apa lagi.
KARIM
Mereka mau kegiatan yang bisa mengasah minat dan bakat mereka di luar akademik.
SUGENG
Suruh mereka lakukan itu di luar.
KARIM
Bapak tahu tidak semua anak-anak murid kita mampu untuk melakukannya, Pak.
SUGENG
Dan saya tidak perlu ingatkan kamu kalau sekolah ini bukan Panti Asuhan buat mereka.
Ada jeda di antara mereka.
KARIM
Ini tugas kita untuk mengarahkan mereka, Pak.
SUGENG
Tugas kamu cuma ajar mereka di sekolah, hanya itu. Tidak peduli mereka mau jadi apa.
KARIM
Mungkin itu Bapak, tapi saya bukan Guru seperti itu.
SUGENG
Tapi saya orang memegang masa depan mereka semua. Termasuk kamu.
KARIM
Bapak mau pakai kuasa Bapak lagi?
Ada jeda di antara mereka.
KARIM
Saya tetap tunggu keputusan Bapak. Bapak bisa menolak ini atau terima.
SUGENG
Saya akan kasih jawaban saya sekarang. Saya menolak ini.
KARIM
Sekolah sudah dapat banyak dana BOS. Saya rasa kita bisa gunakan itu untuk biaya --
KARIM
Saya tidak mau dengar ini lagi, Karim.
Karim diam, melihat Sugeng.
KARIM
OSIS juga memberikan rekomendasi, Pak.
SUGENG
Mereka tahu apa soal rekomendasi, bukan mereka yang menentukan anggaran sekolah ini.
KARIM
Kalau begitu saya bisa bicara dengan Bendahara Sekolah. Dia --
SUGENG
Cukup Karim.
Ada jeda di antara mereka.
KARIM
Saya tunggu keputusan Bapak. Setidaknya Bapak bisa lihat isinya sebelum memutuskan.
Karim berjalan pergi keluar ruangan. Sugeng melihat Proposal itu, datar.
INT. RUANG KELAS KARINA - SEKOLAH - PAGI
Karim berdiri di depan kelas, melihat anak-anak murid itu.
KARIM
Bapak sudah kasih Proposal ke Kepala Sekolah. Belau masih mempertimbangkannya.
MURID LAKI-LAKI
Mudah-mudahan di terima Pak.
KARIM
Mudah-mudahan ya.
Tama di tempatnya hanya diam, ia melihat Karim, datar.