Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bintang SMA 103
Suka
Favorit
Bagikan
5. Bagian 5
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. UKS - SEKOLAH - SIANG

Pram duduk di atas Tempat Tidur, Karina mengeluarkan isi Kotak P3K. Ia mengambil Alkohol dan Kapas, membahasinya.

KARINA

Ini alkohol, tahan kalau sakit.

Karina membersihkan Luka Pram dengan Kapas. Pram menahan sakitnya dengan bergerak.

PRAM

Aww...

Karina melihat Pram.

KARINA

Kenapa kamu gak bilang ke aku, kamu pernah tanya ke dia sebelumnya.

Pram tidak menjawab, ia hanya diam. Karina membersihkan Luka Pram, lagi Pram menahan sakit sambil meringis.

KARINA

Wajar dia marah, Anak sama Bapak sama-sama serang dia.

Pram tidak menjawab, ia hanya diam.

Karina melihat Pram, datar. Ia kembali membersihkan Luka Pram, kali ini ia menekan Luka Pram. Pram meringis kesakitan.

PRAM

Sakit Karin...

Karina melihat Pram.

KARINA

Kamu gak mau cerita ke aku masalah kalian sama Roni?

Pram tidak menjawab.

KARINA

Hello... kamu udah janji sama aku kita kerjasama buat cari tahu. Kamu harus cerita semuanya.

PRAM

Waktu aku tahu Ronald yang di tangkap, aku ke kelasnya Roni terus pukul dia habis-habisan.

KARINA

Kamu berantem sama Tama sama Roni juga. Kenapa kamu suka banget berantem.

PRAM

Mungkin karena aku gak tahu lagi harus ngapain, jadi aku keluarinnya dengan berantem.

KARINA

Kamu marah, kecewa, frustasi, kamu gak tahu harus apain lagi.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Aku mau tanya, Ronald sama Tio ada hubungan apa?

PRAM

Ronald itu punya bengkel, dia senior kami dua tahun di atas. Kadang-kadang kami main di sana, walaupun yang sering itu Tio, karena Tio punya motor.

Karina hanya diam, mendengarkan.

PRAM

Juga, tempatnya Ronald juga banyak anak-anak motor yang servis di situ. Jadi mereka saling kenal. Tio juga kenal mereka.

KARINA

Itu bisa jadi motif Ronald.

PRAM

Yang aku tahu, Ronald itu gak ikut geng motor, Tio juga. Mereka cuma kenalan biasa. Hubungan mereka sebatas kerja. Dan hubungan mereka baik-baik aja.

Karina melihat Pram.

KARINA

Kamu harus minta maaf sama Roni, dan dia juga harus minta maaf sama kamu. Kalian sama-sama salah.

PRAM

Maaf aku bikin kacau usaha kamu.

KARINA

Wajar ini masih percobaan pertama. Aku gak nyerah gitu aja cuma karena ini.

Pram mengangguk.

KARINA

Biar aku yang bicara sama dia. Mungkin dia berubah pikiran.

Pram melihat Karina, datar.

KARINA

Tapi serius, kamu harus kurangin berantem kamu. Aku gak suka laki-laki yang pakai otot daripada otaknya.

PRAM

...Iya.

Karina melanjutkan membersihkan Luka Pram.

PRAM

...Makasih.

Karina melihat Pram, masih mengobati lukanya.

KARINA

Sekali lagi aku tahu kamu berantem. Serius, aku keluarin kamu.

Pram hanya mengangguk, ia melihat Karina, mengamatinya.

EXT. BELAKANG SEKOLAH - SEKOLAH - PAGI

Roni dan Tama duduk di Kursi-kursi yang sudah tidak di pakai lagi. Dalam diam.

TAMA

Aku minta maaf.

Roni tidak menjawab.

TAMA

Walaupun aku tahu apa yang Pram buat itu salah, tapi aku gak peduli. Kamu tahu, waktu kalian berantem, aku pikir kamu pantas buat di tinju.

RONI

Berarti aku harus tinju kamu juga.

TAMA

Hanya karena kamu adiknya Ronald, bukan berarti kamu sama kayak dia, kan.

RONI

Mungkin buat kamu Tama, tapi orang lain pikir aku sama kayak dia.

TAMA

Tapi aku yakin Ronald bukan pelaku yang sebenarnya.

RONI

Dia orang baik. Walaupun kami jarang bicara, tapi aku tahu dia peduli sama keluarganya. Dia rela gak kuliah, lanjutin usaha Ayah buat aku kuliah nanti.

Ada jeda di antara mereka.

TAMA

Yang pasti kami butuh bantuan kamu. Karina apalagi.

RONI

Gimana waktu dia tahu kalian temanya Tio?

TAMA

Dia gak masalah, dia juga pikir kalau Ronald bukan pelakunya. Dia lupa ingatan waktu kecelakaan itu. Tapi dia udah bisa ingat, walaupun sedikit.

RONI

Aku udah gak mau berurusan sama masalah ini. Udah banyak masalah aku gara-gara ini.

TAMA

Berarti kita punya masalah yang sama yang harus di selesaiin.

Roni melihat Tama.

TAMA

Kamu tahu waktu sekolah bilang gak ikut campur masalah Tio. Bilang dia anak yang nakal, nilainya jelek.

RONI

Waktu kamu di wawancara?

TAMA

Aku akui aku salah, makanya sekarang aku mau tebus kesalahan aku waktu itu.

Roni melihat Tama.

TAMA

Aku gak peduli orangnya siapa Roni. Termasuk Kepala Sekolah sekalipun.

Ada jeda di antara mereka.

TAMA

Jadi aku harap kamu bisa bantu Karina.

Tama berdiri dan berjalan pergi --

RONI

Aku tahu kenapa kamu mau di wawancara, tapi Pram tidak. Apa kamu kasih tahu dia alasannya?

Tama berhenti, sesaat ia melihat Roni.

TAMA

Tidak, biarin dia benci aku.

Roni tidak menjawab. Tama berjalan meninggalkan Roni sendirian.

INT. RUANG KELAS - SEKOLAH — SIANG

Roni sedang duduk di Kursinya, sendirian.

Karina masuk ke dalam kelasnya dan duduk di sebelah Roni. Roni tersadar.

KARINA

Kamu duduk sendirian?

Roni tidak menjawab.

KARINA

Aku minta maaf soal tadi. Aku gak tahu kalian punya sejarah.

Roni tidak menjawab.

KARINA

Tapi kamu harus tahu, aku serius sama kata-kata aku. Aku mau cari tahu siapa yang nabrak aku sebenarnya.

Roni melihat Karina, serius.

KARINA

Dan aku yakin Ronald bukan orang yang nabrak aku, apalagi nusuk Tio. Jadi aku berharap kamu kasih tahu aku apa yang kamu tahu ke aku.

Ada jeda di antara mereka.

KARINA

Kamu pasti mikir anak-anak SMA kayak kita bisa apa. Tapi aku yakin kita bisa lakuin apa yang mau, asalkan ada kemauan.

RONI

Aku dengar kamu lupa ingatan soal kecelakaan kamu.

KARINA

Iya, tapi aku udah bisa ingat sedikit-sedikit. Dan di ingatan aku, aku gak lihat ada Ronald. Walaupun aku gak bisa pastiin orang yang di ingatan aku itu Ronald apa bukan. Tapi mungkin waktu aku ketemu Ronald bisa biikin ingatan aku kembali.

Roni melihat Karina, serius.

KARINA

Dan buat anak-anak yang sering bully kamu. Kamu gak usah peduliin mereka. Karena mereka gak tahu yang sebenarnya, kan.

Roni tidak menjawab.

KARINA

Aku minta maaf bilang gitu, aku gak tahu rasanya di bully, aku cuma ngarang bebas. Tapi serius Roni, aku mau cari tahu tentang kecelakaan aku dan aku butuh kamu bantuiin aku.

Karina meletakan Air Mineral di atas Meja Belajar Roni. Ia berdiri dan melihat Roni.

KARINA

Aku percaya kamu.

Karina berjalan keluar kelas, Roni masih melihat keluar kelas, datar.

INT. RUANG GURU - SEKOLAH - PAGI

Karim sedang melihat Proposal di atas Meja Kerjanya. Ia berdiri dan berjalan ke arah Ruang Kepala Sekolah. Membawa Proposal itu di tangannya.

INT. RUANG KEPALA SEKOLAH - SEKOLAH - PAGI

Proposal itu berada di atas Meja Kerja Sugeng. Sugeng melihatnya datar.

Karim berdiri di depannya, menunggu jawaban dari Sugeng.

SUGENG

Apa lagi ini?

KARIM

Proposal untuk membuat kegiatan di luar jam pelajaran sekolah, Pak.

SUGENG

Ekstrakurikuler sekolah sudah ada, mau apa lagi.

KARIM

Anak-anak merasa ekstrakurikuler sekarang tidak bisa memenuhi minat dan bakat mereka, Pak.

SUGENG

Mereka mau apa lagi.

KARIM

Mereka mau kegiatan yang bisa mengasah minat dan bakat mereka di luar akademik.

SUGENG

Suruh mereka lakukan itu di luar.

KARIM

Bapak tahu tidak semua anak-anak murid kita mampu untuk melakukannya, Pak.

SUGENG

Dan saya tidak perlu ingatkan kamu kalau sekolah ini bukan Panti Asuhan buat mereka.

Ada jeda di antara mereka.

KARIM

Ini tugas kita untuk mengarahkan mereka, Pak.

SUGENG

Tugas kamu cuma ajar mereka di sekolah, hanya itu. Tidak peduli mereka mau jadi apa.

KARIM

Mungkin itu Bapak, tapi saya bukan Guru seperti itu.

SUGENG

Tapi saya orang memegang masa depan mereka semua. Termasuk kamu.

KARIM

Bapak mau pakai kuasa Bapak lagi?

Ada jeda di antara mereka.

KARIM

Saya tetap tunggu keputusan Bapak. Bapak bisa menolak ini atau terima.

SUGENG

Saya akan kasih jawaban saya sekarang. Saya menolak ini.

KARIM

Sekolah sudah dapat banyak dana BOS. Saya rasa kita bisa gunakan itu untuk biaya --

KARIM

Saya tidak mau dengar ini lagi, Karim.

Karim diam, melihat Sugeng.

KARIM

OSIS juga memberikan rekomendasi, Pak.

SUGENG

Mereka tahu apa soal rekomendasi, bukan mereka yang menentukan anggaran sekolah ini.

KARIM

Kalau begitu saya bisa bicara dengan Bendahara Sekolah. Dia --

SUGENG

Cukup Karim.

Ada jeda di antara mereka.

KARIM

Saya tunggu keputusan Bapak. Setidaknya Bapak bisa lihat isinya sebelum memutuskan.

Karim berjalan pergi keluar ruangan. Sugeng melihat Proposal itu, datar.

INT. RUANG KELAS KARINA - SEKOLAH - PAGI

Karim berdiri di depan kelas, melihat anak-anak murid itu.

KARIM

Bapak sudah kasih Proposal ke Kepala Sekolah. Belau masih mempertimbangkannya.

MURID LAKI-LAKI

Mudah-mudahan di terima Pak.

KARIM

Mudah-mudahan ya.

Tama di tempatnya hanya diam, ia melihat Karim, datar.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar