Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bintang SMA 103
Suka
Favorit
Bagikan
3. Bagian 3
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. RUANG KEPALA SEKOLAH - SEKOLAH - PAGI

Karim duduk di Kursi, ia melihat ke arah depannya.

Sugeng dan Orang Tua Siswa duduk di depannya, melihatnya datar.

SUGENG

Betul apa yang saya dengar ini, Karim?

KARIM

Iya, Pak.

SUGENG

Kamu bisa jelaskan kenapa kamu kasih materi ini?

KARIM

Supaya kasus seperti Okta dan Karina dan anak-anak lain tidak terjadi lagi. Dan Anak-anak tahu apa yang harus mereka lakukan menghadapi orang-orang seperti Irfan.

SUGENG

Tapi kamu tahu kalau materi seks itu di larang di sekolah.

KARIM

Pendidikan seks, Pak. Bukan materi seks, itu petama. Kedua, saya ngajar Biologi, jadi itu ada hubungannya dengan mata pelajaran saya, bagian Reproduksi Manusia, kalau Bapak-bapak sekalian tidak tahu ada materi itu.

SUGENG

Saya tahu Karim, saya guru disini, jangan ajarin saya. Tapi saya dengar kamu ajarin materi tentang penggunaan kondom.

KARIM

Itu bagian dari bagian tubuh, Pak. Alat reproduksi seksual. Tidak ada yang salah.

ORANG TUA SISWA

Tidak bagi saya.

KARIM

Dan Bapak bisa jelaskan apa yang salah buat Bapak?

ORANG TUA SISWA

Saya minta kamu hentikan materi ini.

KARIM

Saya tidak bisa hentikan materi untuk murid saya kalau Bapak tidak bisa memberikan alasan kenapa Bapak tidak suka.

ORANG TUA SISWA

Saya hanya tidak suka, tidak ada alasan.

KARIM

Tapi tidak bagi saya. Saya perlu alasan yang jelas, sudah saya bilang dari awal.

Ada jeda di antara mereka.

SUGENG

Saya juga dengar kamu ajarin mereka tentang materi berpikir kritis. Bapaknya bilang siswa itu melawan Orang Tuanya sendiri.

KARIM

Saya rasa bukan melawan, tapi memberikan pendapatnya.

ORANG TUA SISWA

Apa bedanya, dia masih kecil sudah berani sama saya.

KARIM

Saya rasa Bapak harus beri dia ruang untuk ekspresi.

SUGENG

Cukup Karim.

Ada jeda di antara mereka.

SUGENG

Saya tidak mau dengar alasan apapun dari kamu. Mulai sekarang kamu berhenti kasih materi seks dan berpikir kritis.

KARIM

Dengan segala hormat untuk Bapak yang saya tidak tahu wali dari murid siapa dan Kepala Sekolah. Saya tidak akan berhenti memberikan materi saya kepada Murid-murid saya hanya karena alasan seperti itu. Jadi saya harap Bapak-bapak bisa mengerti. Terimakasih.

Karim melihat Sugeng dengan datar.

CUT TO:

Karim duduk di depan Sugeng. Mereka tinggal berdua di ruangan itu.

SUGENG

Ini kedua kalinya dalam beberapa bulan, Karim.

KARIM

Saya hanya menjalankan tugas saya sebagai guru, Pak.

SUGENG

Kamu tahu ada batasan yang harus kamu patuhi.

KARIM

Saya melakukannya untuk masa depan mereka, Pak.

SUGENG

Tapi tidak buat Orang Tua mereka.

KARIM

Mungkin mereka tidak, tapi buat anak-anak murid saya, Pak.

Ada jeda di antara mereka.

KARIM

Apa Bapak tahu kenapa masih banyak praktik aborsi ilegal?

Sugeng tidak menjawab.

KARIM

Apa Bapak tahu kenapa masih banyak kasus HIV AIDS?

Sugeng masih tidak menjawab.

KARIM

Terakhir, apa Bapak tahu kenapa masih banyak kasus pelecehan seksual?

Sugeng masih tidak menjawab.

KARIM

Bapak mau tahu penyebabnya apa? Pendidikan seks yang kurang.

Sugeng tidak menjawab, ia hanya diam.

KARIM

Kalau masalah di hulu kita bisa atasi, masalah di hilir akan hilang dengan sendirinya. Dan Bapak tahu penyebab pendidikan seks di larang.

Sugeng tidak menjawab.

KARIM

Karena stigma dan di anggap tabu. Kalau pendidikan seks itu kotor dan mengajarkan seks, padahal bukan.

Ada jeda di antara mereka.

KARIM

Bapak tahu, sekolah punya standar ganda dalam pendidikan seks. Mereka menyuruh murid-murid tidak usah belajar pendidikan seks, tapi begitu mereka tahu kalau Murid-murid dapat informasi dari internet, mereka malah di salahkan.

SUGENG

Apa yang mau kamu bilang?

KARIM

Karena orang-orang seperti Bapak makanya orang-orang seperti Irfan akan terus bermunculan. Jadi predator buat anak-anak Murid saya.

SUGENG

Kamu sudah melewati batas, Karim.

KARIM

Saya tahu itu, Pak.

SUGENG

Dan kamu tahu apa yang akan terjadi kalau kamu terus melawan saya.

KARIM

Saya tahu resiko dari keputusan yang saya ambil dari awal, Pak.

Ada jeda di antara mereka.

SUGENG

Kamu bisa keluar sekarang. Ini mejadi peringatan terakhir kamu.

Karim tidak menjawab. Ia berjalan keluar ruangan. Sugeng melihatnya, datar.

INT. DEPAN RUANG KEPALA SEKOLAH - SEKOLAH — SIANG

Karim berdiri di depan Ruang Kepala Sekolah, datar.

Sesaat ia melihat sekitar, kemudian ia berjalan menuju keluar ruangan.

INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - SIANG

Anak-anak duduk di Kursinya masing-masing, melihat ke arah depan, mencatat apa yang di tulis Karim.

Tak lama kemudian, terdengar Bunyi Bel Sekolah. Anak-anak bersiap-siap pulang, merapikan buku dan peralatan menulis mereka.

KARIM

Sebelum kalian pulang, ada yang mau Bapak kasih tahu.

MURID LAKI-LAKI

Kenapa, Pak. Bapak mau ajarin kamu pendidikan seks lagi?

Terdengar suara riuh dari Murid-murid. Karim tersenyum.

KARIM

Minggu depan UTS. Jadi Bapak harap kalian bisa maksimal di ujian nanti. Walaupun ini cuma UTS, nilai kalian gak jauh berbeda waktu Ujian Semester. Kalian paham semuanya.

Terdengar lenguhan dari anak-anak, kecewa.

KARIM

Bapak tahu kalian gak suka ujian, tapi ini buat masa depan kalian. Kalian boleh gak peduli sama sekolah, tapi jangan gak peduli sama masa depan kalian. Mengerti?

Terdengar jawaban dari anak-anak.

INT. KAMAR KARINA - RUMAH KARINA — MALAM

Karina duduk di Kursi Meja Belajarnya, ia memperhatikan buku tulisnya.

Terdengar suara bahasa asing dari Laptop di depannya.

Terdengar suara Handphone Karina. Ia mengambilnya, sebuah pesan dari Pram, bertuliskan:

Ini catatan Kimia aku semester ini

Karina terkejut melihat isi pesan itu. Kemudian ia memencet ikon telepon, ia menelpon Pram.

KARINA

Halo, Pram. Maksudnya catatan kimia semester ini apa?

INT. KAMAR PRAM - RUMAH PRAM — MALAM

Pram sedang duduk di kursi meja belajarnya. Buku-buku berada di atas mejanya.

PRAM

Oh, itu. Aku cuma gak mau kamu ada alasan lagi nanti. Nanti bilang gara-gara nilai kamu turun, kamu gak mau lajutin cari tahu masalah kamu.

INTERCUT ANTARA KARINA DAN PRAM

KARINA

(tertawa)
Aku ngerti, kamu siapin payung sebelum hujan. Makasih btw, sebenarnya catatan aku masih kurang.

PRAM

Kamu masih mau catatan lagi? aku bisa bantu.

KARINA

Gimana kalau PR besok, kamu udah ngerjain?

PRAM

Belum ini, aku lagi ngerjain. Kita ngerjain bareng-bareng kalau kamu mau.

Pram memencet ikon video di handphonenya, membuat panggilan suara itu berubah menjadi panggilan video.

Terlihat wajah Karina dan Pram di masing-masing Handphone.

KARINA

Bentar aku cari dulu LKS aku.

Setelah menemukannya, ia membuka halaman LKS itu.

PRAM

Kamu udah selesai sampai mana?

KARINA

Belum sampai mana-mana.

PRAM

Kamu belum ngerjain?

KARINA

Iya, makanya aku tanya sama kamu, mumpung kamu mau kasih tahu.

Pram menggelengkan kepalanya. Karina tertawa.

KARINA

Btw, makasih udah kasih aku catetan kamu.

PRAM

Sama-sama.

Pram masih mengerjakan PR mereka, sementara Karina melihat Pram yang sedang mengerjakannya.

PRAM

Kamu nonton drama?

KARINA

Iya, kamu pasti tahu. Drama yang tentara sama dokter itu.

PRAM

Aku udah nonton.

Karina tertawa mendengarnya, lepas.

PRAM

Kenapa kamu ketawa?

KARINA

Dengar kamu bilang udah nonton bikin aku ketawa. Kayak gak cocok, tapi cocok.

Pram tersenyum mendengarnya.

KARINA

Kamu lagi nonton drama apa sekarang?

PRAM

Aku lagi nonton drama orang yang di paksa ikut game-game buat dapat uang. Yang lagi hype sekarang.

Karina tertawa lepas mendengarnya.

KARINA

Maaf, aku tahu ini ngehina kamu, tapi sumpah demi apapun kamu harus lihat ekspresi kamu waktu ngomongin itu.

Pram hanya tersenyum mendengarnya.

KARINA

Maaf, maaf, tapi aku gak bisa berhenti ketawa. Aku gak nyangka kamu lucu ternyata.

Pram hanya tersenyum mendengarnya.

KARINA

Apa orang-orang tahu kamu suka nonton Drama? kalau Rosa tahu pasti dia kaget dengarnya.

PRAM

Justru dia tanya aku Drama apa yang bagus sekarang.

Karina terkejut mendenganya, tidak percaya.

PRAM

Serius Karin. Yang dia marathon semalaman itu, aku kasih tahu dia Drama itu.

KARINA

SERIUS?!

PRAM

Dan menurut aku laki-laki nonton Drama gak ada salahnya, itu hiburan dan aku sebagai manusia butuh hiburan.

KARINA

(mengangguk)
Ditambah banyak cewek cantik, kan? bisa cuci-cuci mata.

PRAM

Cantik itu relatif. Kamu juga cantik.

Ada jeda di antara mereka, lama sekali.

Karina tertawa keras, menutupi kecanggungannya.

PRAM

Kamu mau lanjutin kerjain PR atau gimana?

Karina berusaha berhenti tertawa, mengendalikan diirnya, merapikan rambut menggunakan Kamera. Ia melanjutkan mengerjakan PR bersama. Sesekali ia melirik Handphonenya, melihat Pram.

KARINA

Aku dengar Bapak kamu Polisi, kamu jadi polisi juga Pram?

PRAM

Maunya dia kayak gitu.

KARINA

Maunya kamu?

Pram melihat ke arah Handphone, melihat Karina yang sedang memperhatikannya.

PRAM

Belum tahu.

Karina mengangguk.

KARINA

Menurut aku gak masalah kita mau jadi apa aja. Yang penting kita bahagia lakuinnya.

PRAM

Kayak kamu nyanyi di cafe?

KARINA

Iya, aku bahagia bisa nyanyi.

PRAM

Iya, aku lihat kamu kelihatan bahagia waktu nyanyi.

KARINA

Iyaaa, kaan?

Pram tersenyum mendengarnya, sesaat mereka saling melihat melalui Handphone.

KARINA

Kamu punya cita-cita, Pram?

Pram melihat ke Karina, tidak menjawab.

KARINA

Aku dengar kamu jago main futsal. Masuk klub lagi.

PRAM

Ya, bisa di bilang gitu.

KARINA

Kalau sebagian orang merendah kalau di puji, kamu malah gak ada merendah-merendahnya sama sekali.

Pram tersenyum mendengarnya.

KARINA

Terus aku dengar kamu dapat undangan seleksi timnas, tapi kamu nolak.

Ada jeda di antara mereka.

PRAM

Aku belum punya cita-cita.

KARINA

Itu juga bagus, artinya kamu tinggal cari kan. Yang aku bilang, waktu kita masih panjang.

Pram tersenyum mendengarnya.

KARINA

Tapi aku minta tolong, jaga emosi kamu waktu main futsal, bukan cuma futsal aja, tapi buat semuanya. Oke?

Pram tersenyum mendengarnya, ia mengangguk.

PRAM

Apa kamu serius sama cita-cita kamu?

KARINA

Duarius malah. Aku gak pernah main-main sama masa depan aku.

PRAM

Jadi kamu udah pernah coba semuanya?

KARINA

Udah, tapi mungkin belum ada yang lolos.

PRAM

Kenapa?

KARINA

Mungkin karena suara aku biasa-biasa aja, makanya gak lolos.

PRAM

Mereka bilang gitu?

KARINA

Aku yang bilang gitu.

PRAM

Suara kamu bagus, serius. Aku suka dengar suara kamu, Karin.

Karina melihat Pram, terkejut. Kemudian ia tersenyum.

KARINA

...Makasih. Kamu gak harus puji aku.

PRAM

Tapi suara kamu memang bagus, aku gak bohong, Karin.

Karina tersenyum mendengarnya. Mereka saling melihat sesaat.

PRAM

Mungkin belum rezeki, aku yakin kamu pasti bisa jadi penyanyi.

KARINA

...Makasih.

PRAM

Aku udah selesai.

KARINA

Sini aku mau lihat.

INT. RUANG KELAS - SEKOLAH — PAGI

Karina duduk di Kursi kelasnya, melihat ke arah luar kelas.

Rosa datang dan duduk di sebelahnya, Karina menyadarinya. Ia mengeluarkan LKS semalam dan memberikan kepada Rosa.

ROSA

Makasih, sayang.

Rosa mengeluarkan LSK miliknya dan mulai menyalin jawaban punya Karina.

Pram berjalan masuk dan Karina melihatnya, mereka bertukar senyum sebelum Pram duduk di kursinya.

Rosa memperhatikan Karina.

ROSA

(menggerakan tangannya)
Hmmm... Saya mencium arhoma-arhoma mencurigakan.

KARINA

Curiga gimana?

ROSA

Kamu tadi senyum sama Pram. Dan Pram senyum sama kamu. Mencurigakan, kan?

KARINA

Oh itu, semalam aku VC sama Pram.

ROSA

KAMU APAAAA?!

KARINA

Iya, terus kami ngorbol panjang lebar.

ROSA

KAMU APAAAA?!

Karina kaget mendengarnya, ia menutup mulut Rosa, tapi Rosa mengelak.

KARINA

Kamu dengerin aku dulu.

ROSA

Kamu mau kasih aku penjelasan apa lagi, semuanya udah terbukti.

KARINA

Bukan gitu, aku bisa jelasin.

Rosa menggelengkan kepalanya, terlihat kecewa.

KARINA

Semalam Pram kirim aku catetan kimian semester ini. Trus aku tanya dong, kenapa? Dia bilang supaya aku gak ada alasan lagi kalau nanti nilai aku turun terus gak jadi cari tahu tentang masalah aku. Terus aku bilang kenapa gak sekalian PR hari ini, makanya dia VC aku, kasih tahu aku jawabannya. Abis itu kami cuma ngobrol, gak ada yang aneh-aneh.

Rosa melihat Karina, menyelidiki.

ROSA

Kamu tahu kamu gak harus jelasin semuanya ke aku kan?

Karina menyadarinya, ia menghela nafas panjang.

KARINA

Akunya yang panik, kamu ngerjain aku. Dasar.

Rosa tertawa lepas, sambil menyalin jawaban dari LKS Karina.

ROSA

Kalau Andre tahu pasti dia marah.

KARINA

Aku sama Andre udah putus, Rosa.

ROSA

Itu pendapat kamu, Karin. Tapi Andre gak.

KARINA

Itu yang jadi masalah.

ROSA

Kalau di bandingin, Pram gak jauh-jauh banget. Malah lebih baik. Pintar, ganteng, lumayan tinggi.

Karina sesaat melihat ke belakang, melihat Pram. Rosa menyadarinya.

ROSA

Patah tu leher.

Karina menyadarinya, ia menggeleng-gelengkan Kepala.

KARINA

Serius, jangan ajak bicara aku sampai jam istirahat.

Karina mengambil headset dan memasangnya ke telinga. Rosa tertawa melihat Karina.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar