EXT. KORIDOR SEKOLAH — PAGI
Tama berjalan di Koridor Sekolah. Dari depan, Pram berjalan ke arah sebaliknya, mereka bertemu.
Tama berhenti, begitu juga dengan Pram, mereka saling melihat, datar.
TAMA
Aku dengar dari Karina kamu mau ikut kami.
Pram tidak menjawab, ia hanya diam. Masih melihat Tama, datar.
Di sisi lain, tak jauh dari mereka, Karina dan Rosa berjalan di Koridor Sekolah, mereka melihat Pram dan Tama yang sedang bicara.
TAMA
Jangan bikin masalah baru buat Karina.
PRAM
Kamu harus lihat diri kamu sendiri sebelum ngomong gitu ke aku.
TAMA
Aku bukan aku yang dulu, Pram.
PRAM
Oh, ya? Atas dasar apa?
TAMA
Aku memang belum bisa buktiin apa-apa. Kita lihat nanti.
PRAM
Aku tunggu. Sebagai catatan, aku juga bukan yang dulu lagi.
TAMA
Oh ya? Atas dasar apa?
Ada jeda di antara mereka.
TAMA
Aku lakuin ini buat Tio.
PRAM
Aku juga.
TAMA
Berarti kita sama-sama tahu.
Mereka masih saling melihat, datar.
KARINA
Aku udah pernah bilang, kalau kalian berantem aku gak segan-segan sama kalian.
Pram dan Tama melihat Karina dan Rosa yang berdiri tak jauh dari mereka.
TAMA
Kami gak berantem, cuma bicara.
KARINA
Tapi kenapa suasana tegang-tegangan gitu. Kayak mau pukul-pukulan malah.
TAMA
Gak ada apa-apa.
Karina melihat Pram yang melihat ke arah lain.
KARINA
Ada yang mau aku bicariin sama kalian berdua. Soal Roni.
Pram dan Tama melihat Karina, menunggu.
KARINA
Apa bisa di tunda buat tanya ke Roni?
Tama dan Pram hanya diam, masih melihat Karina.
KARINA
Aku bukan gak jadi mau cari tahu, cuma di tunda.
TAMA
Aku gak masalah. Kamu butuh waktu, aku ngerti.
Karina dan Tama melihat Pram.
PRAM
Kenapa?
KARINA
Yang Tama bilang benar, aku butuh waktu. Aku gak nyadar, selama ini aku memang mau tahu, tapi begitu tahu, aku ngerasa belum siap.
TAMA
Aku gak masalah, serius.
KARINA
Di tambah kita mau UTS.
ROSA
Dia harus pertahanin nilainya. Soalnya dia harus dapat beasiswa. Jadi aku harap kalian ngerti.
Pram sesaat melihat Karina, datar.
PRAM
Aku gak masalah.
KARINA
Jadi semuanya setuju? Makasih.
Karina tersenyum melihat semuanya. Pram memperhatikan Karina, datar.
INT. RUANG KELAS - SEKOLAH — PAGI
Karim berdiri di depan kelas, ia sedang membawa sebuah bungkusan tipis dan mengangkatnya tinggi-tinggi.
KARIM
Kalian tahu ini apa?
MURID LAKI-LAKI
...Kondom?
KARIM
Iya, ini kondom. Dan sengaja Bapak bawa karena kita akan belajar soal bagian reproduksi tubuh kita.
Terdengar suara seruan dari arah murid-murid.
KARIM
Kita lanjutkan materi yang kemarin. Ada yang tahu kenapa kita harus pakai kondom?
MURID LAKI-LAKI
Supaya kalau keluar di dalam gak hamil, Pak.
Terdengar suara riuhan yang lebih besar lagi dari murid-murid. Terdengar beberapa jeritan kecil dari murid-murid perempuan.
KARIM
Iya, itu benar, itu bagian dari Keluarga Berencana atau KB, kalau perempuan ada dalam bentuk Pil, Suntik, Pemasangan Alat KB di Vagina.
Murid-murid mendengarkan.
KARIM
Kita tahu ini kondom, tapi apa kalian tahu cara pakainya?
MURID LAKI-LAKI
Tinggal di pasangkan aja Pak.
KARIM
Itu benar, tapi apakah cara pakainya sudah benar? Hari ini kita akan belajar. Materi ini bukan cuma untuk Laki-laki, tapi perempuan juga.
KARINA
Kenapa Perempuan juga pak?
KARIM
Karena kalau kalian berhubungan seks tidak menggunakan kondom, resiko terkena PMS atau penyakit menular seks itu tinggi, itu pertama. Kedua, kalian yang punya tubuh kalian sendiri, jadi kalian punya kuasa, sesuatu masuk ke tubuh kalian dan kalian tidak punya kuasa, itu sama saja kalian bodoh. Ketiga, dalam melakukan seks, kedua pihak harus setuju dan punya aturan masing-masing, jadi kalau kalian yang perempuan ingin melakukan seks dengan menggunakan kondom tetapi pasangan kalian tidak mau, kalian berhak untuk menolak, mengerti?
Karina mengangguk, murid-murid lain juga mengangguk. Karim mengambil Pisang di atas meja.
KARIM
Kita akan belajar bagaimana cara memakai kondom yang benar.
Terdengar seruan dari murid-murid.
INT. RUANG GURU - SEKOLAH — SIANG
Karim sedang memperhatikan Komputernya, dari belakang Septia berdiri.
SEPTIA
Lihatin apa, Pak. Serius banget.
Karim tersadar, ia melihat Septia.
KARIM
Bukan apa-apa, Bu.
SEPTIA
Mau ngopi sama saya, Pak?
Karim tersenyum mendengarnya.
EXT. TAMAN - SEKOLAH - SIANG
Karim dan Septia duduk bersebelahan di Kursi Panjang, sambil memegang Gelas Kopi, mereka memperhatikan taman kecil di sana.
SEPTIA
Bagaimana Karina, Pak?
KARIM
Dia baik-baik aja kalau di lihat dari luar. Saya gak tahu dalamnya.
SEPTIA
Saya yakin dia juga shock sama masalah ini. Tapi saya yakin dia anak yang kuat.
KARIM
Karena dia saya mulai kasih materi pendidikan seks di kelas saya, Bu.
Septia melihat Karim, kaget.
KARIM
Saya tahu Ibu mau bilang apa. Tapi ini tugas kita sebagai guru, Bu.
SEPTIA
Kalau Bapak sudah ambil keputusan itu, saya tidak melawan.
Mereka berdua meminum Kopi mereka.
SEPTIA
Itu juga masuk pelajaran Bapak, kan? Biologi.
KARIM
Jadi saya punya alasan nanti.
Septia melihat Karim, tersenyum. Karim tersadar, ia melihat Septia.
KARIM
Kenapa, Bu?
SEPTIA
Gak apa-apa. Saya harus banyak belajar dari Bapak.
Karim tersenyum mendengarnya.
KARIM
Saya gak ada apa-apanya Bu kalau di banding guru-guru lain.
SEPTIA
Anak-anak suka Bapak. Gak banyak guru-guru bisa dapat itu.
Karim mengangguk, mengerti.
SEPTIA
Saya boleh bantu Bapak, Saya ada materi juga kalau Bapak mau.
KARIM
Saya makasih kalau Ibu mau bantu saya.
Mereka berdua tersenyum, kemudian meminum kopi bersama-sama. Menikmati suasana siang.
INT. RESTORAN FAST FOOD - SIANG
Rosa sedang duduk di Kursi Restoran Fast Food. Gio berjalan membawa pesanan mereka dan duduk di depannya. Ia memberikan segelas cola, sepotong ayam dan nasi ke Rosa.
Gio mengambil kulit ayam miliknya dan meletakan di piring Rosa. Rosa melihatnya, terkejut.
GIO
Kamu suka kulit ayam. Aku gak terlalu suka.
Rosa tersenyum mendengarnya.
GIO
Jadi kalian mau tunggu sampai UTS?
ROSA
Sebenarnya aku gak suka kalau Karin mau cari tahu. Gimana kalau nanti dia kecewa sama hasilnya.
GIO
Apapun hasilnya dia pasti kecewa.
ROSA
Maksud kamu?
GIO
Mau bagus atau tidak, dia pasti kecewa. Kalau dia tahu ternyata bukan Abang Roni pelakunya, dia pasti kecewa kenapa ada orang yang tega lakuin itu sama dia. Kalau dia juga gak tahu siapa pelaku sebenarnya, dia juga kecewa, kenapa ada orang yang tega lakuin itu sama dia.
ROSA
Tapi aku tetap gak mau dia cari tahu.
GIO
Tapi kamu gak bisa larang dia, kan?
ROSA
Iya, karena itu penting buat dia.
GIO
Dan itu penting juga buat kamu karena Karina teman kamu.
Rosa mengangguk, Gio tersenyum.
GIO
Abis UTS kamu mau nonton?
ROSA
Kamu mau nonton film apa?
GIO
Apa aja aku gak peduli, yang penting aku bisa lihat kamu.
Rosa berhenti makan, sesaat ia melihat Gio yang tersenyum kepadanya. Sesaat kemudian ia menundukan kepalanya.
Gio tersenyum melihatnya, ia mengelus Kepala Rosa dengan pelan.
INT. RUANG KEPALA SEKOLAH - SEKOLAH - PAGI
Sugeng sedang duduk di Kursi Kerjanya.
Terdengar suara pintu yang di buka dengan paksa. ORANG TUA SISWA, 50-an, Laki-laki, berdiri di depan Ruangan Sugeng.
Sugeng terkejut melihatnya dan berdiri.
SUGENG
Oh, Bapak. Tumben ke sini ada apa.
ORANG TUA SISWA
Saya yang harusnya tanya, ada apa sama sekolah ini.
SUGENG
Maksudnya?
ORANG TUA SISWA
Kenapa sekolah ajarin anak saya seks? Apa itu pantas buat sekolah?
SUGENG
Saya tidak mengerti maksud Bapak.
ORANG TUA SISWA
Anak saya bilang, Gurunya ajarin dia seks. Katanya itu penting buat dia.
SUGENG
Bapak tahu siapa Guru yang ajarin dia?
Orang Tua Siswa itu melihat Sugeng dengan Marah, sedangkan Sugeng sudah emosi lebih dulu.
INT. RUANG KELAS KARINA - SEKOLAH - PAGI
Terdengar suara riuh dari kelas Karina. Karim berdiri di depan kelas.
KARIM
Disini sudah ada yang nonton pornografi?
MURID LAKI-LAKI
Bokep, Pak?
Terdengar suara yang lebih riuh lagi dari Murid-murid.
KARIM
Iya, Bokep, kalau kalian bilang gitu. Pasti sudah ada, Bapak yakin. Karena kalian penasaran. Sama Bapak dulu juga nonton Bokep karena penasaran. Semua yang kalian lihat di sana terlihat bagus kan?
Murid-murid mengangguk, mengerti.
KARIM
Tapi kenyatannya itu semua bohong. Itu semua hasil ciptaan dan fantasi-fantasi orang-orang yang tidak ngerti tentang seks.
MURID PEREMPUAN
Kenapa, Pak?
KARIM
Karena apa yang di tampilkan di sana bisa menjebak kita. Mereka melakukan seks tidak menggunakan kondom dan dalam paksaan bagi perempuan. Itu sudah termasuk pelecehan seksual.
Murid-murid mengangguk, mengerti.
KARIM
Orang-orang yang tidak mengerti pendidikan seks tidak akan tahu bedanya seks yang aman dan yang tidak karena pengaruh dari Pornografi dan informasi yang salah. Maka dari itu, dengan adanya pendidikan seks membuat kita bisa menghilangkan resiko yang terjadi kalau kita berhubungan seks dan tahu cara melindungi diri kita dari pelecehan. Paham semuanya?
Terdengar jawaban dari murid-murid kelas.
Dari arah pintu, masuk STAF SEKOLAH, 30-an, Laki-laki, berdiri.
STAF SEKOLAH
Pak Karim, Bapak di panggil Pak Kepala Sekolah.
Karim mengangguk, kemudian berjalan pergi.
Di tempatnya, Tama melihat Karim keluar, datar.