Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KAMAR KARINA - RUMAH KARINA — MALAM
Karina berada di Meja Belajarnya, di depannya ada Laptop, ia mengetik di Papan Ketik. Kemudian, ia melihat Laptopnya, dengan serius.
Terdapat tulisan:
"CIRI-CIRI PELECEHAN SEKSUAL DI SEKOLAH".
Kemudian Karina mengetik sesuatu di Laptopnya, kemudian ia melihatnya, mencari-cari sesuatu.
Terdapat tulisan:
"YANG TERMASUK PELECEHAN ADALAH KETIKA SESEORANG YANG MEMEGANG ANGGOTA TUBUH TANPA PERSETUJUAN DARI KEDUA BELAH PIHAK".
Karina melihat Laptopnya dengan serius, sesaat ia mengambil Kertas di sebelahnya. Kertas yang diberikan Irfan beberapa hari lalu.
Sesaat Karina memegang Bahunya, ia terlihat tidak nyaman.
INT. RUANG KELAS KARINA - SEKOLAH — PAGI
Terdengar Guru yang mengajar di Kelas, Murid-murid ada yang memperhatikannya, ada yang bermain dan ada yang juga tidak.
Karina melihat penjelasan guru, sesaat ia melihat ke sebelahnya, bangku Rosa kosong. Ia melihatnya datar. Sesaat kemudian, ia memegang perutnya, terlihat ekspresi tidak nyaman. Sesaat ia melihat sekitar.
Karina bangun dan ia berbicara kepada Guru yang mengajar.
Dari tempat duduknya, Pram memperhatikannya, begitu juga dengan Tama.
Karina berjalan menuju pintu keluar.
INT. UKS - SEKOLAH — PAGI
Karina berbaring di Tempat Tidur, sesaat ia memegang perutnya.
Terdengar suara Pintu yang terbuka, Karim masuk dan berjalan ke arah Karina.
KARIM
KARINA
Ada jeda di antara mereka.
KARIM
KARINA
Sesaat Karim melihat sekitar. Karim membuka Kotak P3K yang berada tak jauh dari Tempat Tidur, ia mengambil Minyak Kayu Putih dan memberikannya kepada Karina.
KARIM
Karim berjalan keluar dan menutup pintu. Karina menuangkan Minyak Kayu Putih ke tangannya dan ia mulai menciumnya.
Karina menuangkan Minyak Kayu Putih ke tangannya lagi, tetapi tidak keluar. Karina melihat botol itu, sudah kosong. Ia menghela nafas.
Karina turun dari Tempat Tidur dan mencari di Kotak P3K, mencarinya, tetapi tidak ketemu. Ia melihat sekitar dan ia berjalan ke arah Lemari di sudut Ruangan.
Ia membuka Lemari itu dan mencari, terdapat sebuah Kotak yang berada di sudut Lemari. Karina menemukan Botol yang penuh, namun berada di sisi berlawan, ketika ia berhasil meraihnya dan ingin membawanya keluar, Kotak yang berada di Pintu Lemari tersenggol, membuatnya jatuh, isi kotak itu bertebaran.
Karina melihat, terpaku. Beberapa Kamera Mini bertebaran di lantai, benda yang sama ia jumpai di Toilet Wanita. Karina melihat sekitar, terkejut.
KARINA
Sesaat Karina tersadar, terkejut, ia tahu sesuatu. Dengan cepat ia mengambil semua Kamera itu dan memasukannya kembali ke dalam Kotak itu.
Ketika ia sudah memasukannya semua dan ia ingin berjalan keluar, terdengar suara langkah kaki yang mendekat.
Karina kaget, sesaat ia melihat sekitar, ia memasukan Kotak itu ke dalam Lemari lagi, di tempat yang sama dan ia berjalan ke tempat tidur. Terlihat nafasnya yang tersengal-sengal, ia berusaha mengendalikannya.
Pintu terbuka, Irfan melangkah masuk dengan Baskom di tangannya, berjalan menuju Karina.
IRFAN
Karina hanya tersenyum kecil, mengangguk.
IRFAN
Irfan duduk di sebelah Karina, melihatnya.
IRFAN
KARINA
IRFAN
Bersamaan dengan Irfan yang memasukan es batu ke dalam kompres.
IRFAN
Irfan melihat Karina yang melihatnya, datar. Ia tersadar. Ia memberikan Kompres itu kepada Karina.
Irfan berdiri dan melangkah menjauh.
Karina melepaskan Dua Kancing Seragamnya, ia memakai kaos dalam, membuat Dadanya terlindungi. Karina meletakan Kompres di Bahunya, terdengar suara rintihan kecil darinya, dingin dan rasa enak bercampur.
Di tempatnya, Irfan menutup matanya, seperti menikmatinya, ia menghela nafas panjang, menahan sesatu yang muncul dari dalam tubuhnya.
KARINA
IRFAN
KARINA
IRFAN
Ada jeda di antara mereka.
KARINA
IRFAN
Tak lama kemudian, Irfan kembali ke tempat Karina.
Karina tidak terkejut, ia tetap dengan datar melihat Irfan, masih mengkompres bahunya. Irfan memperhatikannya.
KARINA
Irfan meletakan Kompres itu di ember. Ia masih memperhatikan Karina yang mengancingkan Seragamanya. Tiba-tiba, Irfan memegang Tangan Karina, menahannya. Karina terkejut, melihat Irfan.
IRFAN
Karina berusaha melepaskan tangan Irfan dari Tangannya, tapi di tahan.
IRFAN
Dengan cepat, Irfan mendekati Karina dan mencoba menciumnya. Dengan sekuat tenaga, Karina mendorong Irfan, tapi tidak bisa. Irfan masih berusaha mencium Karina, lehernya dan memegang dadanya.
Dengan cepat, Karina menampar Irfan, tersadar, Irfan mundur dan berdiri, melihat Karina, merah di wajahnya.
IRFAN
Karina mengancingkan kembali seragamnya ia berdiri, melihat Irfan dengan nafas yang tersengal-sengal.
IRFAN
Karina tidak menjawab, ia masih mengatur nafas. Irfan tersadar, ia sudah melebihi batas.
IRFAN
KARINA
Sesaat Irfan melihat ke arah Lemari, ia menyadarinya.
Karina berjalan dengan cepat menuju pintu keluar.
Irfan masih di Tempatnya dan melihat sekitar, ia melihat air kompres yang jatuh ke lantai, dingin.
INT. RUANG GURU - SEKOLAH — PAGI
Karina berjalan di Ruang Guru, ia menuju Karim yang sedang berada di Meja Belajarnya.
Dari kejauhan, terlihat mereka berbicara, kemudian, ekspresi Wajah Karim berubah, ia terkejut.
INT. DEPAN RUANG KEPALA SEKOLAH - SEKOLAH — PAGI
Terlihat sebuah tulisan yang tertempel di atas pintu itu, bertuliskan:
"RUANG KEPALA SEKOLAH".
Ifran melihat tulisan itu dengan datar, sesaat ia melihat datar ruangan itu, kemudian ia mengetok pintu.
SUGENG
Irfan membuka pintu dan terlihat Sugeng berada di Meja Kerjanya, melihat Irfan dengan serius.
IRFAN
Sugeng melihat Irfan, datar. Lama sekali.
SUGENG
Sugeng menutup pintu itu.
INT. RUANG TENGAH - RUMAH KARINA — MALAM
Harini sedang duduk di Sofa Ruang Tengah, ia sedang melamun.
Karina keluar dari Kamarnya dan berjalan ke arah Harini, sesaat ia melihatnya, tidak menyadari keberadaan Karina.
KARINA
Harini tersadar, ia melihat Karina, tersenyum kecil.
KARINA
Ada jeda diantara mereka.
HARINI
Karina mengangguk. Harini hanya mengangguk, kemudian diam.
KARINA
HARINI
KARINA
Sesaat Harini melihat Karina, kemudian, ia mengangguk.
Karina duduk disebelah Harini, mulai bercerita.
INT. RUANG KELAS KARINA - SEKOLAH — PAGI
Suasana Kelas menjadi heboh dan ramai. Murid-murid bercerita tentang Karina dan Irfan.
Pram yang masuk ke kelas melihat sekitar, tidak tahu apa yang sedang terjadi. Sesaat ia melihat Tama yang berada di Mejanya bersama Laras, mereka berkontak, kemudian Pram melihat ke arah lain. Sesaat ia melihat ke arah Kursi Karina, tidak ada, begitu juga Rosa. Dua Kursi itu kosong sama sekali.
Seorang Murid Kelas itu masuk ke dalam kelas dengan berlari, nafasnya tersengal-sengal --
MURID LAKI-LAKI
Pram melihat sekitar, seluruh Siswa Kelas itu melihat satu sama lain, dengan cepat, mereka berhamburan keluar kelas, ada yang berlari dan ada juga yang berjalan.
Hanya ada Tama dan Pram yang tinggal di kelas, mereka saling melihat satu sama lain.
PRAM
Tama tidak menjawab.
PRAM
Pram berjalan keluar Kelas --
TAMA
Pram berhenti, melihat Tama.
PRAM
Pram berjalan keluar, meninggalkan Tama sendirian.
INT. RUANG GURU - SEKOLAH — PAGI
Harini duduk bersama Karina, menghadap ke Sugeng, Irfan, Karim dan Septia, ada juga beberapa guru yang lainnya. Mereka saling melihat, datar. Karina melihat Irfan, dingin. Di tempat duduknya, Karim tersenyum kecil kepada Karina dan menunduk hormat kepada Harini.
Sedangkan Anak-anak berdiri di jendela-jendela Ruang Guru, melihat ke dalam. Berdiri bersama Anak-anak lain, Pram dan Tama, melihat ke dalam jendela. Tama melihat Sugeng, dingin.
Di sisi lain jendela ruangan, Okta berdiri bersama dengan yang lainnya, sesaat ia melihat Irfan, kemudian Karina.
SUGENG
Ada jeda di antara mereka, lama sekali.
SUGENG
HARINI
Sugeng melihat sekitar, Irfan hanya diam.
KARIM
Semua orang di ruangan itu melihat Irfan, tersadar ia di lihat semua orang.
SUGENG
Irfan melihat sekitar.
IRFAN
Ada jeda di antara mereka, lama sekali.
SUGENG
HARINI
SUGENG
HARINI
IRFAN
HARINI
Ada jeda di antara mereka, lama sekali.
SUGENG
HARINI
Ada jeda di antara mereka.
SUGENG
HARINI
SUGENG
Harini memegang tangan Karina dengan erat. Karina juga tidak mengendorkan pegangannya, semakin kuat.
HARINI
KARINA
Harini melihat Karina, terkejut. Tetapi Karina mengatakannya dengan yakin, terlihat dari wajahnya.
IRFAN
KARINA
Sugeng melihat Irfan. Karim melihat Karina, ia mengangguk kecil, setuju.
KARIM
Sugeng melihat Karim, menyadarinya, Karim melihat ke arah lain.
SUGENG
Harini melihat Karina, tetapi Karina tetap dengan pendiriannya.
KARINA
Harini sesaat melihat Karim, ia tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Karina menggenggam lebih erat Tangan Harini.
SUGENG
Karina menghela nafas panjang, ia melihat Harini yang melihat dirinya, datar. Karim berjalan mendekati mereka.
Para Guru berjalan keluar, termasuk Sugeng.
Di jendela, Anak-anak mulai riuh, begitu juga dengan Pram yang melihat Karina.
EXT. DEPAN RUANG GURU - SEKOLAH — PAGI
Anak-anak masih berkumpul di depan, mereka bubar setelah Sugeng keluar dari Ruang Guru.
Tama, masih di tempatnya, melihat Sugeng, yang juga melihatnya ketika keluar, datar dari Sugeng, tapi tatapan serius datang dari Tama.
Bersama dengan guru lainnya, Sugeng berjalan menjauhi Ruang Guru. Dengan Tama yang masih melihatnya.
Ketika ia ingin berjalan, ia berhenti. Di depannya ada Okta yang berdiri tak jauh darinya, mereka saling melihat, datar. Kemudian, Okta berjalan menuju kelasnya, sedangkan Tama hanya diam di tempatnya.
EXT. PINTU MASUK - SEKOLAH — PAGI
Harini memegang tangan Karina dengan erat, sesaat Harini melihat Karina.
HARINI
Karina menunduk, ia menahan tangisnya, sesekali ia cegukan. Di sebelahnya ada Karim, hanya diam, ia juga menunduk.
KARIM
HARINI
Harini melihat Karina yang masih menangis.
HARINI
Karina berusaha berhenti menangis, ia membersihkan air mata di wajahnya.
KARIM
Harini tersenyum dan bersalaman dengan Karim.