Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bahagia Itu..
Suka
Favorit
Bagikan
5. EKSPEKTASI
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator
INT. CAFÉ KAMPUS – SORE

Suasana Café itu ramai. Semua sedang sibuk berdiskusi. Mahasiswa, dosen. Semuanya.

Ruben melihat keramaian itu dengan tatapan kosong. HP Ruben berbunyi lagi.

*Suara Notifikasi Chat*

Ruben tersadar. Dia segera mengambil HP nya. Terlihat ada chat masuk dari Ana.

ANA – CHAT

Abang dimana? Hari ini abang gak ada kabar. Abang gapapa?

Kita Kembali ke Ruben. Kali ini sekeliling Ruben kosong. Tidak ada orang. Sunyi. Ruben melihat ke depannya ada Sisca yang tersenyum menunggu Ruben.

Ruben Kembali ke HP nya dan membalas chat Ana.

Cut to

INT. GEDUNG KANTOR SINARMAS – SORE

Ana sedang duduk di meja kerjanya. Di belakangnya terlihat segerombolan perempuan sedang tertawa cekikikan.

Wajah Ana terlihat tidak tenang. Sesekali melihat HPnya mengharapkan balasan Ruben.

*Suara Notifikasi Chat*

Ana segera mengambil HPnya. Membuka chat. Balasan dari Ruben.

RUBEN – CHAT

Aku gapapa, aku lagi ikutin saran kamu. Cari tau apa yang mau perasaanku kasitau ke aku.

Raut wajah Ana berubah. Panik. Dia tidak membalas chat itu tetapi langsung menelpon Ruben. Suara telpon tersembut menyambung terdengar. Beberapa detik kemudian terdengar suara operator.

OPERATOR (V.O)

Nomor yang anda hubungi sedang sibuk atau berada di luar area.

TEMAN ANA 01 (V.O)

Abang lo, Na?

Teman Ana tiba tiba muncul di sebelahnya. Bertanya kepada Ana. Ana mengetik di HPnya sambal meladeni temannya.

ANA

Iya nih..

Terlihat chat Ana yang dikirimkan kepada Ruben.

ANA – CHAT

Good luck, abang. Kalo ada apa apa kabarin aku ya.

Ana meletakkan HPnya. Menyandarkan badannya ke kursi nya. Menarik napas Panjang. Teman Ana duduk di sebelahnya sambal mengemil Shihlin. Melihat Ana yang terlihat pusing.

TEMAN ANA 01

Kok lo sampe segitunya banget sama abang lo, Na? Kan dia udah gede juga.

Pandangan Ana masih menghadap ke langit langit ruangan kantornya.

ANA

Rasa bersalah mungkin..

Ana merubah posisi duduknya menjadi menghadap ke temannya. Raut wajahnya sedikit sedih.

ANA (Cont’d)

Dan gue ngerasa Ruben ngerasa benci sama gue.. apa gue doang yang lebay?

TEMAN ANA 01

Orang dimana mana tuh seneng punya adek yang care kayak lo, kok lo nya malah ngerasa bersalah care sama abang sendiri.

Ana termenung.

TEMAN ANA 01

Abang lo masih belum pulang ke apartement?

Ana menggeleng kepalanya.

TEMAN ANA 01 (Cont’d)

Na.. gue boleh nanya sesuatu ke lo?

Ana melihat Temannya dan mengangguk.

TEMAN ANA 01 (Cont’d)

Gue tau ini sih emang privasi antara lo sama abang lo, gue ngerti. Tapi kadang gue bingung aja, mau bantu lo supaya gak sering terbeban pikiran gini, sementara yang gue tau sampe sekarang adalah, abang lo putus diselingkuhin cewenya.

Flashback cut

 

EXT. SEBUAH PARKIRAN - SIANG

Ana sedang memukul jendela driver sebuah mobil. Tidak kencang seakan akan tenaganya sudah habis. Dari dalam mobil terlihat wajah Ana di luar sedang panik. Air matanya bercucuran.

ANA

(INAUDIBLE DIALOGUE)

Abang… maaf..

TEMAN ANA 01 (V.O)

No offense ya, Na. diselingkuhin emang sakit.. tapi gue ngerasa gak sekedar selingkuh aja permasalahannya sampe lo kepikiran terus, Abang lo entah kemana tinggal sendiri buat tenangin diri…

CUT BACK TO

INT. GEDUNG KANTOR SINARMAS - SORE

Wajah Ana terlihat sedih. Poin temannya sangat tepat. Temannya mendekat ke Ana.

TEMAN ANA 01

Gue mau bantu lo, Na. tapi kalo gue gatau apa yang bisa gue bantu.. Gue takutnya saran yang gue kasih kurang pas sama permasalahan yang lo alamin sekarang.

Ana menatap kosong ke arah laptopnya.

ANA

Gue juga berharap bisa cerita. Ruben selalu ngehindar kalo gue mau bahas itu.

Ana tertawa kecil. Tertawa sakit.

ANA (Cont’d)

Dan lo tau? Tadi malem gue ketemu abang gue. Dengan sok nya gue minta dia jangan begini terus.. gue minta dia dengerin perasaannya buat tau apa yang mau perasaannya kasitau ke dia dan dia bilang sekarang lagi nelakuin itu.. harusnya gue ngelakuin itu ke diri gue sendiri dulu ya sebelum nyuruh orang.

Wajah temannya prihatin.

TEMAN ANA 01

Menurut gue yang lo lakuin udah bener kok dan gue yakin lo udah dengerin perasaan lo. Hanya mungkin yang berat karena orangnya itu abang lo sendiri. Pasti lo mau denger langsung dari abang lo kalo lo gak ada salah apa apa..

Ana berkaca kaca. Menngangguk perkataan Temannya.

ANA

Maaf gue selalu cerita sepotong sepotong ke lo ya.

TEMAN ANA 01

Lo gak perlu khawatir, Na.

CUT TO

INT. CAFÉ KAMPUS – SORE

Ruben duduk berhadapan dengan Sisca. Mereka berdua saling bertatapan.

TEMAN ANA 01 (V.O)

Kalo lo bilang baru minta abang lo buat dengerin perasaanya semalem dan sekarang dia langsung ngelakuin itu.. berarti dia dengerin lo kan..

CUT TO

INT. STARBUCKS LOBBY SOUTH QUARTER – MALAM

Ruben berjalan Bersama Sang Wanita ke arah pintu keluar Tower. Masih ada jarak di antara keduanya saat berjalan.

ANA (V.O)

Iya. Tapi gimana kalo itu bikin dia jadi lebih sakit hati? Gue gamau dia sendirian pas ngerasain itu.

Pintu tower terbuka. Ruben dan Sang Wanita melewati pintu itu.

TEMAN ANA (V.O)

Kalo dia takut sakit hati, dia gak mungkin mau ngelakuin itu. Tenang, Na. Ruben pasti..

CUT TO WAKTU BERBEDA

Ruben dan sang Wanita keluar dari pintu Tower itu dengan busana pakaian berbeda.

TEMAN ANA (V.O)

..Berhasil.

Mereka berjalan ke Stasiun MRT. Jarak mereka sedikit lebih dekat dibandingkan sebelumnya.

INT. STASIUN MRT – MALAM

Ruben dan Sang Wanita berdiri menunggu kereta datang. Tidak ada satu kata pun keluar dari mulut mereka. Tetapi dari Gerakan tubuhnya kita tau mereka sangat menikmati kehadiran satu sama lain.

Kereta MRT pun datang dengan cepat dan sedang dalam proses berhenti di stasiun itu.

ANA (V.O)

(Echoing)

RUBEEEN!!! ABANG!!! MAAFIN AKU!!!

Ruben terkejut mendengar ada suara Ana yang terdengar sangat jauh. Dia melihat sekitarnya. Mencari sumber suara itu. Mencari Ana.

Kereta MRT berhenti. Tepat di pintu kereta di depan Ruben dan sang Wanita terlihat Ana sedang menangis sambil memukul pintu kereta dari dalam.

Wajah Ruben menjadi tegang, dia melihat orang orang di sekitarnya tidak ada yang memberi rekasi apapun melihat Ana seperti itu di dalam kereta. Seakan akan hanya Ruben yang bisa melihatnya. Dan memang benar.

Pintu kereta terbuka. Tidak ada Ana sama sekali di dalamnya. Hanya rombongan penumpang yang keluar dari dalam gerbong. Wajah Ruben masih tegang.

SANG WANITA (V.O)

Ben. Ayo.

Ruben terdasadar dari lamunannya, melihat sang wanita sudah berdiri di depan pintu kereta, menunggu Ruben menyusulnya. Ruben mengangguk, lalu mengikut sang wanita masuk ke dalam kereta MRT.

Pintu tertutup

JUMP CUT TO

INT. KERETA MRT – SIANG

Ruben dan sang wanita menggunakan pakaian yang berbeda dengan sebelumnya. Cahaya matahari terlihat sangat terang, Sebagian cahaya itu masuk ke dalam kereta.

Sang wanita duduk dan Ruben berdiri di depannya. Mereka bertatapan dan saling memberikan senyum hangat. Terlihat hubungan mereka sudah lebih dekat dari sebelumnya.

Ruben mengeluarkan sebuah headset Bluetooth dan memberikannya kepada sang wanita. Sang wanita mengambilnya dari tangan Ruben dan memakainya di sebelah kiri. Ruben memakainya di sebelah kanan. Ruben mengeluarkan iPod nya, lalu di kedua headset mereka terdengar suara.

HEADSET (V.O)

Bluetooth connected.

Ruben memilih lagu, menekan iPod nya, lalu meletakkan iPodnya Kembali ke dalam kantong. Sang Wanita menanti lagu apa yang dipasang oleh Ruben.

Terdengar suara gitar. Sang Wanita tahu apa lagu itu. Kita semua tau. Wonderwall. Sang Wanita tersenyum hangat begitu pun Ruben. Lagu itu menemani perjalanan mereka.

INT. STASIUN MRT – SIANG

Pintu MRT terbuka. Sang Wanita menggandeng Ruben. Headset mereka masih terpasang di kuping mereka dan Bluetooth mereka masih connected.

CUT TO

EXT. RAGUNAN – SIANG

Ruben dan sang Wanita menikmati waktu mereka Bersama. Melihat binatang binatang yang ada di situ. Sesekali saling mengisengi satu sama lain. Merangkul satu sama lain. Ruben mengecup kening sang Wanita. Mereka sangat Bahagia.

SISCA (V.O)

Kamu berhasil, Ben.

RUBEN (V.O)

Aku udah bilang. Aku gak akan nyerah.

Sang Wanita tiba tiba ingin buang air kecil.

SANG WANITA

Ben aku ke toilet dulu ya

Ruben mengangguk sambil tersenyum. Headset mereka masih ada di kuping mereka masing masing. Sang wanita pergi meninggalkan Ruben untuk ke toilet. Ruben sendiri berdiri di tengah keramaian Ragunan.

SISCA (V.O)

Kamu tau, Ben. Gampang bilang itu kalo lagi happy.

Terdengar suara Sisca dari belakang Ruben. Ruben terkejut dan berbalik lalu melihat ada Sisca berdiri di belakangnya.

RUBEN

Kenapa kamu di sini? Kok kamu di sini? Aku udah berhasil. Aku happy.

Sisca tersenyum picik.

SISCA

Kenapa kamu nanya? Aku memang harus di sini pas kamu lagi happy.

Ruben menggelengkan kepalanya. Panik.

HEADSET

Bluetooth Disconected

Koneksi headset Bluetooth terputus. Terputus saat lagu wonderwall pada bagian ‘you’re my *terputus’. Sang Wanita is not his Wonderwall.

Ruben semakin panik. Dia melihat ke arah toilet tempat sang wanita pergi. Tidak ada siapapun keluar dari situ. Dia melihat sekitarnya. Kosong. Hanya Ruben dan Sisca.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar