Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bahagia Itu..
Suka
Favorit
Bagikan
3. HALO, RASA SAKIT
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator
INT. CAFÉ KAMPUS – MALAM

Ruben berdiri di depan pintu café. Terdiam. Kepalanya tertunduk. Suara orang-orang yang sedang berbicara di dalam café terdengar ke luar.

ANA (V.O)

..dan menurutku itu lebih bahaya daripada rasa sayang.. jangan dilawan perasaan itu, coba abang cari tau apa yang perasaan itu mau kasitau. Kalau emang abang gak mau cerita ke aku.

Ruben mengangkat kepalanya. Tangannya memegang handle pintu café. Menarik nafas. Lalu membukanya.

Seketika suara dalam café itu menghilang. Sunyi. Tidak ada satu orang pun yang ada di dalamnya. Ruben memasuki café itu. Berjalan dengan tenang ke sudut café. Tempat favoritnya.

Dia menarik kursi lalu duduk. Mengambil laptop dari dalam tas dan beberapa kertas. Menyalakan laptopnya. Dia menarik nafas sekali lagi. Matanya menatap tajam ke kursi di depannya yang Ketika Ruben masuk masih kosong. Wajah Ruben sangat serius dan tegang.

Terdengar suara seorang wanita mengomentari raut wajah Ruben.

SISCA

Kayaknya kamu bener-bener kepincut sama cewe itu ya, Ben?

Terlihat seorang wanita duduk di depan Ruben. SISCA, 26. Wanita itu tersenyum. Dagunya bersandar di tangannya.

Ruben tersenyum kecil. Seketika ruangan itu kosong melompong. Tidak ada satu orang pun kecuali Ruben dan Sisca.

RUBEN

Aku gatau.. aku sama sekali belum kenal sama dia.

Sisca mengangguk dengan muka meremehkan.

SISCA

Tapi kamu mau kan kenal sama dia?

Wajah Ruben ragu.

SISCA (Cont’d)

Apa yang bakal kamu lakuin supaya kenal sama dia? Dan Apa yang bakal kamu lakuin beda sama sebelumnya?

RUBEN

Aku tau dia kerja di mana. Aku liat notes dia waktu dia duduk di depan aku.

Cut to

INT. RUANG KERJA RUBEN – SIANG

Ruben duduk di ruang kerjanya. Terlihat papan nama di meja kerjanya, bertuliskan:

RUBEN NAMORA EMMANUEL

Accounting Senior Manager

SISCA (V.O)

Jadi, kamu bakal datengin kantornya?

Ruben mengetik nama kantor Wanita yang dia liat di kampusnya. Lalu muncul lah lokasi kantor Wanita itu. Ruben mendekatkan kepalanya ke layer.

RUBEN

Hmm South Quarter Tower

Ruben segera membuka google maps, dan melihat bagaimana cara ke sana menggunakan tranportasi umum.

SISCA (V.O)

Terus, kamu bakal langsung pergi gitu aja ke sana?

Ruben segera menutup laptopnya, merapikan barangnya, mengambil electric skateboardnya dan segera buru buru pergi sembari merespon pertanyaan Sisca.

RUBEN

Aku mau ngelakuin sesuatu yang beda. Aku gamau Cuma duduk dan diam.

Cut to

INT. SOUTH QUARTER TOWER OFFICE – SIANG

Wanita itu terlihat sedang sibuk dengan kerjaannya. Berdiskusi dengan orang orang di sekitarnya.

SISCA (V.O)

Dan kamu yakin dia ada di sana?

Wanita itu melihat ke arah kita. Memberikan senyuman yang sangat hangat.

RUBEN (V.O)

Iya.

Cut to

EXT. JALAN JAKARTA – SORE

Ruben melaju cepat dengan eboardnya. Badannya condong ke depan. Dalam beberapa menit, Ruben sampai di depan stasiun MRT Bundaran HI. Dia segera mengangkat boardnya dan terburu-buru memasuk stasiun itu.

INT. STASIUN MRT BUNDARAN HI – SORE

Ruben berlari menuruni stasiun. Membeli tiket. Menunggu kereta datang. Dia terlihat sangat gelisah. Kaki nya terus bergoyang, melihat ke jalur arah kereta akan datang, sesekali melihat jam tangannya.

SISCA (V.O)

Kamu tau, Ben. Buat seseorang yang mau ketemuan sama cewe yang dia suka. Kamu keliatannya gak happy loh

Ruben tetap sibuk dengan kegelisahannya. Menunggu kereta datang.

RUBEN

Aku udah lama gak ngelakuin ini.

SISCA (V.O)

Deketin cewe? Atau keluar jadi zona nyaman?

Jump cut to

INT. CAFÉ KAMPUS – MALAM

Ruben dan Sisca masih duduk berhadapan, tidak ada siapapun di tempat itu selain mereka.

Sisca tersenyum licik, dagunya masih bersandar di tangannya. Wajah Ruben terlihat sedikit kesal.

RUBEN

Apa bedanya?

Senyum remeh Sisca semakin lebar menanggapi jawaban Ruben.

SISCA

Beda dong, apa lagi buat kamu. Pasti enak kan sendiri, kamu gak perlu khawatir ada yang ngecewain kamu, nyakitin kamu.

Suara kereta datang terdengar.

Cut to

INT. STASIUN MRT BUNDARAN HI – SORE

Kereta sampai di stasiun. Ruben terdiam. Terpaku. Menatap ke arah pintu kereta yang ada di depannya.

ANA (V.O)

Begitu kamu mutusin buat naik kereta ini. Kamu harus tau kenapa dan buat siapa kamu ngelakuin ini, bang.

Ruben terkejut mendengar suara Ana. Dia melihat ke sampingnya. Ana berdiri di sebelahnya, melihat Ruben. Pintu kereta terbuka.

ANA

Abang takut salah?

Ruben menjawab ‘iya’ dengan ekspresi wajah dan matanya.

ANA

Bukannya justru abang ngelakuin ini supaya tau abang salah atau enggak kan?

(break)

Oh iya, abang tau? Pintu keretanya Cuma kebuka 1 menit doang loh.

Ruben mendadak teringat hal itu. Dia segera melompat ke dalam kereta meninggalkan Ana. Pintu tertutup. Ruben tersenyum melihat Ana. Tersenyum memaksa diri untuk optimis. Ana tersenyum Kembali. Tersenyum kasihan karena tahu apa yang akan Ruben alami.

Kereta itu berangkat.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar