51. INT KELAS KULIAH — PAGI
Kita ikuti Dewi memasuki kelas. Tampak mahasiswa-mahasiswa sedang asyik ngobrol. Dewi duduk di bangku kosong paling ujung. Lalu kita lihat di sampingnya ada RARA, dengan penampilan nyentrik, rambutnya di kuncir dua, make up-nya cukup tebal, dan bibirnya merah. Ia terus bercermin.
RARA
Duh ... Gue kayak dakocan gak yah? Mana nanti gue mau ketemu lagi sama cowok kenalan di medsos.
Rara melirik ke arah Dewi. Dia tampak penasaran dengan Dewi.
RARA
Ada cowok nih ...
Rara membenarkan rambut poninya. Lalu menyeretkan kurisnya ke dekat Dewi. Dewi tampak keheranan, dia semakin menutupi topi dan kupluknya.
RARA
(menyalami)
Hai, gue Rara!
Dewi cumam tersenyum tipis.
RARA
Duh ... cowok kayak gini nih yang bikin penasaran.
Rara menuliskan nomor handphone di sebuah kertas.
RARA
Kamu pasti anak baru. Aku siap jadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kamu. Eh maksudnya, aku siap menjawab kalau kamu nanya seputar perkuliahan ini.
DEWI
Makasih ...
RARA (V.O.)
Suaranya lembut sekali. Pasti dia selalu bersikap lembut. Apalagi sama cewek cantik kayak aku. Duh ... Jadi gak kuku deh.
Dosen masuk, semua mahasiswa tertib.
DOSEN
Selamat siang!!!
SEMUA MAHASISWA
Siang pak ...
DOSEN
Hari ini ... Kita akan sekelompok untuk memecahkan soal diskusi. Diskusinya bisa segender, karena nanti ada debat kelas gender laki-laki dan perempuan. Ayo kalian berkumpul sesama gender.
Semua mahasiswa terlihat ribut untuk berkumpul.
DOSEN
Jangan ribut!!?
Rara terkejut melihat Dewi masuk ke kelompoknya.
RARA
Kamu pengen deket-deket aku yah ... So sweet banget sih.
Dewi menggeleng.
RARA
Udah lah gak usah malu!!
Dosen melihat Dewi.
DOSEN
Oh ... Itu ada mahasiswa baru ya? Kamu siapa namanya? Dimana seharusnya kamu bergabung?
Dewi membuka topi dan kupluknya.
DEWI
Nama saya Dewi. Saya kelompok wanita.
Rara terkejut, kemudian dia pingsan. Semua mahasiswa gaduh melihat Rara.
CUT TO
52. INT. RUMAH ANTO, RUANG MAKAN — MALAM
Kita lihat Anto tertawa terbahak-bahak.
ANTO
Hahahahahahah. (Ke Dewi) Temen kamu lucu!!!
MIRA
Gak ada sesuatu yang lucu. Justru ini jadi masalah, gimana kalau Dewi sampai dikenal cowok sama semua orang.
ANTO
Gak apa-apa, yang penting orang yang mengenal Dewi sudah kenal siapa Dewi. Tidak perlu ingin dikenal lebih oleh orang yang belum tentu mengenal kita.
DEWI
Iyah, itu harapan aku sih. Kejadian tadi kan karena aku baru kuliah. Tapi nanti juga mereka akan terbiasa.
MIRA
Ibu hanya gak mau kamu gak punya temen.
DEWI
Lebih baik aku gak punya temen daripada punya temen tapi ...
ANTO
(Memotong)
Dewi benar mah, dewi gak harus punya temen banyak. Buat apa punya sih kalau temen sedikit aja itu bermanfaat.
MIRA
Dewi kan kuliah di jurusan komunikasi, ya seharusnya temennya banyak.
DEWI
Yang dipelajari kan gak cuman harus berhubungan dengan orang banyak.
MIRA
Dewi ini mau jadi model yah, jadi dia harus tau
DEWI
Mamah gak usah bicara model lagi. Aku cuman kagum aja. gak lebih.
Dewi meneguk banyak-banyak air.
DEWI (CONT'D)
Lagian, model itu cuman di panggung. Di balik panggung, dia juga orang biasa, dia punya kehidupan masing-masing sesuai kepribadiannya. Aku ke kamar dulu mah, yah ...
Dewi beranjak dari kursi makan, lalu pergi. Dewa melihat Dewi dengan penasaran, kemudian dia duduk di kursi makan.
ANTO
Kamu kalau ngomong jangan neken gitu, udah tau Dewi akhir-akhir ini tuh gak tertarik lagi sama dunia model.
MIRA
Mamah kok jadi curiga Dewi itu ... Ada apa-apa waktu akhir-akhir sekolah SMA. Dua tahun yah dia ngurung iri di kamar. Dia cuman bilang males aja keluar.
ANTO
Udah lah mah jangan dibahas lagi. Psikiater kan udah bilang, Dewi cuman gedek sama temen SMA-nya.
MIRA
Papah gak usah panggil-panggil psikiater lagi deh, cuman nanya-nanya sama liat ekspresi Dewi doang, terus sok-sok an menyimpulkan. Lagian mahal juga kan bayar psikiater sekarang.
ANTO
Yah ... Semua harus kita lakukan untuk anak kita mah.
DEWA
Aku ingin ke psikiater!!
Mira dan Anto berpandangan.
MIRA
(Melotot ke Dewa)
Mau kamu jadi orang gila?
Dewa takut, menunduk.
CUT TO
53. EXT. HALTE BIS — PAGI
Kita lihat Dewi turun dari mobil Anto.
DEWI
Mulai sekarang ayah gak usah anterin aku ke kampus, jauh. Mending kesini aja yah.
ANTO
Tapi kamu jangan mampu-mampir nanti yah. Ayah akan stand bye sebelum kamu kesini pulangnya.
Dewi mengangguk lalu terlihat dia menyalami Anto. Anto melakukan mobilnya.
Dewi duduk di halte. Ada sekitar 3 orang disana.Lalu datang bus trans. Dewi memasuki bus itu.
CUT TO
54. INT. BUS TRANS JAKARTA — PAGI
Terlihat berdesakan penumpang. Dewi duduk di bus trans. Dia membuka tasnya, lalu mengambil beberapa kue tradisional buat ibunya yang dijual ayahnya. Dia tersenyum, lalu memakan kue itu. Dia terlihat menawarkan kue itu ke penumpang sebelahnya, tapi si penumpang itu menolak.
Bus trans berhenti. Ada yang masuk. seorang lelaki dengan rambut gondrong, RIAN. Rian berdiri di samping Dewi yang duduk. Rian terlihat tidak suka melihat Dewi dengan topi dan kuplul yang tertidur pulas. Lalu mobil berhenti lagi, kali ini ada seorang gadis yang kesusahan masuk bus. Gadis itu terlihat mencari-cari tempat duduk, rapi sudah penuh. Rian melihat Gadis itu dengan kasihan. Lalu Rian menoel Dewi. Tapi Dewi tidak terusik. Rian mencuci, sampai Dewi terbangun. Rian berdehem.
RIAN
Mas, mohon maaf mas bisa berdiri? Ini ada cewek yang pengen duduk.
Dewi melihat ke arah si gadis. Si gadis tersenyum dan terlihat kelelahan. Dia pun terpaksa berdiri, si gadia mulai duduk. Mobil tiba-tiba berhenti, Dewi belum juga memegang pegangan sudah jatuh menyenggol tubuh Rian. Rian berdehem.
RIAN
(Pelan)
Ni orang lemah banget jadi cowok.
CUT TO
55. EXT. JALAN DEKAT WESE — SIANG
Rian dan temanmu, TORA berjalan santai.
RIAN
Empet gue tadi ketemu sama cowok lemah di bis. Gak peka banget asa cewek berdiri.
TORA
Cowok sekarang emang banyak yang gak peka. Contohnya yang disebelah gue sekarang ini.
RIAN
Sialan loh!!
TORA
Hahahaha ...
Rian berhenti melihat Dewi yang masuk ke wese wanita.
RIAN
Itu ... Kan cowok yang tadi. Ngapain dia masuk ke wese.
Rian berlari menuju Dewi.
TORA
Yan, lo ngapain ke wese cewek???!!
Dewi tahu di belakangnya ada Rian, dia langsung balik badan dan memukul Rian. Rian kesakitan.
RIAN
Lo!!! Bener-bener ngeselin yah!
Dewi berlari. Tora menghampiri Rian.
TORA
Lo tadi ngapain sih.
RIAN
Lo liat kan dia mukul gue?
TORA
Ya elo ngapain tiba-tiba mau masuk ke wese cewek.
RIAN
Lah, gue liat dia mau masuk toilet cewek!!
TORA
Ya kali aja dia cewek!!
RIAN
(Tertawa)
Hahaha. Dia bukan cewek, dia cowok yang gue ceritain di bis.
CUT TO
56. INT. KELAS KULIAH — SIANG
Dewi duduk di bangkunya. Rara agak gak enak dan menjauh.
DEWI
Santai aja, gue bukan lesbi!! Gue Dewi ... (Menyodorkan tangannya)
Rara menerima jabat tangan Dewi.
RARA
Kalau lo gak lesbi, lo suka cowok yang mana disini??
DEWI
(tertawa)
Hahaha. Kamu lucu yah. Rasa suka itu bagi aku gak tiba-tiba datang gitu aja.
RARA
Okeh ... Gue bisa bantu lo kalau lo suka cowok yang mana di kuliah ini. Asal ... Lo jangan suka prince gue!!
Rara menunjukkan foto seorang cowok ganteng di handphonenya, DAFA.
RARA
Namanya Dafa. Dia kayak pangeran banget. Tiap hari gue mimpiin dia.
DEWI
(Tersenyum)
Semoga mimpi lo jadi nyata yah.
RARA
Gue agak norak ya? Maklum!!! Gue lagi menstruasi soalnya. Dan ... (Berbisik) baru menstruasi diumur gue yang 19 tahun ini. Gue baru ngerasain pubertas sekarang, waktu SMA gue gak pernah segitu sukanya sama cowok.
DEWI
(terlihat tak enak)
Oh ... Memangnya rasa suka itu harus dilihat dari mulai menstruasi atau enggaknya ya?
RARA
Ya gak tau juga sih. Kata guru SMA gue pubertas itu dicirikan sama menstruasi, terus payudara, terus suara, terus suka sama lawan jenis. (Beat)
Kalau lo menstruasi umur berapa? Pasti cepet yah.
DEWI
Ehm ... Gue ... Gue ... Ya kebanyakan orang sih.
RARA
Oh ... Normal dong yah.
Dewi mengangguk. Rara mendekati Dewi, melirik ke berbagai arah.
RARA
(Berbisik)
By the way ... Payudara gue kelihatan mulai tumbuh kan?
CUT TO