Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Aku Wanita
Suka
Favorit
Bagikan
5. Puteri Kemarau Itu Terbangun Dari Lautan
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

51. INT KELAS KULIAH — PAGI

Kita ikuti Dewi memasuki kelas. Tampak mahasiswa-mahasiswa sedang asyik ngobrol. Dewi duduk di bangku kosong paling ujung. Lalu kita lihat di sampingnya ada RARA, dengan penampilan nyentrik, rambutnya di kuncir dua, make up-nya cukup tebal, dan bibirnya merah. Ia terus bercermin.

RARA

Duh ... Gue kayak dakocan gak yah? Mana nanti gue mau ketemu lagi sama cowok kenalan di medsos.

Rara melirik ke arah Dewi. Dia tampak penasaran dengan Dewi.

RARA

Ada cowok nih ...

Rara membenarkan rambut poninya. Lalu menyeretkan kurisnya ke dekat Dewi. Dewi tampak keheranan, dia semakin menutupi topi dan kupluknya.

RARA

(menyalami)

Hai, gue Rara!

Dewi cumam tersenyum tipis.

RARA

Duh ... cowok kayak gini nih yang bikin penasaran.

Rara menuliskan nomor handphone di sebuah kertas.

RARA

Kamu pasti anak baru. Aku siap jadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kamu. Eh maksudnya, aku siap menjawab kalau kamu nanya seputar perkuliahan ini.

DEWI

Makasih ...

RARA (V.O.)

Suaranya lembut sekali. Pasti dia selalu bersikap lembut. Apalagi sama cewek cantik kayak aku. Duh ... Jadi gak kuku deh.

Dosen masuk, semua mahasiswa tertib.

DOSEN

Selamat siang!!!

SEMUA MAHASISWA

Siang pak ...

DOSEN

Hari ini ... Kita akan sekelompok untuk memecahkan soal diskusi. Diskusinya bisa segender, karena nanti ada debat kelas gender laki-laki dan perempuan. Ayo kalian berkumpul sesama gender.

Semua mahasiswa terlihat ribut untuk berkumpul.

DOSEN

Jangan ribut!!?

Rara terkejut melihat Dewi masuk ke kelompoknya.

RARA

Kamu pengen deket-deket aku yah ... So sweet banget sih.

Dewi menggeleng.

RARA

Udah lah gak usah malu!!

Dosen melihat Dewi.

DOSEN

Oh ... Itu ada mahasiswa baru ya? Kamu siapa namanya? Dimana seharusnya kamu bergabung?

Dewi membuka topi dan kupluknya.

DEWI

Nama saya Dewi. Saya kelompok wanita.

Rara terkejut, kemudian dia pingsan. Semua mahasiswa gaduh melihat Rara.


CUT TO


52. INT. RUMAH ANTO, RUANG MAKAN — MALAM

Kita lihat Anto tertawa terbahak-bahak.

ANTO

Hahahahahahah. (Ke Dewi) Temen kamu lucu!!!

MIRA

Gak ada sesuatu yang lucu. Justru ini jadi masalah, gimana kalau Dewi sampai dikenal cowok sama semua orang.

ANTO

Gak apa-apa, yang penting orang yang mengenal Dewi sudah kenal siapa Dewi. Tidak perlu ingin dikenal lebih oleh orang yang belum tentu mengenal kita.

DEWI

Iyah, itu harapan aku sih. Kejadian tadi kan karena aku baru kuliah. Tapi nanti juga mereka akan terbiasa.

MIRA

Ibu hanya gak mau kamu gak punya temen.

DEWI

Lebih baik aku gak punya temen daripada punya temen tapi ...

ANTO

(Memotong)

Dewi benar mah, dewi gak harus punya temen banyak. Buat apa punya sih kalau temen sedikit aja itu bermanfaat.

MIRA

Dewi kan kuliah di jurusan komunikasi, ya seharusnya temennya banyak.

DEWI

Yang dipelajari kan gak cuman harus berhubungan dengan orang banyak.

MIRA

Dewi ini mau jadi model yah, jadi dia harus tau

DEWI

Mamah gak usah bicara model lagi. Aku cuman kagum aja. gak lebih.

Dewi meneguk banyak-banyak air.

DEWI (CONT'D)

Lagian, model itu cuman di panggung. Di balik panggung, dia juga orang biasa, dia punya kehidupan masing-masing sesuai kepribadiannya. Aku ke kamar dulu mah, yah ...

Dewi beranjak dari kursi makan, lalu pergi. Dewa melihat Dewi dengan penasaran, kemudian dia duduk di kursi makan.

ANTO

Kamu kalau ngomong jangan neken gitu, udah tau Dewi akhir-akhir ini tuh gak tertarik lagi sama dunia model.

MIRA

Mamah kok jadi curiga Dewi itu ... Ada apa-apa waktu akhir-akhir sekolah SMA. Dua tahun yah dia ngurung iri di kamar. Dia cuman bilang males aja keluar.

ANTO

Udah lah mah jangan dibahas lagi. Psikiater kan udah bilang, Dewi cuman gedek sama temen SMA-nya.

MIRA

Papah gak usah panggil-panggil psikiater lagi deh, cuman nanya-nanya sama liat ekspresi Dewi doang, terus sok-sok an menyimpulkan. Lagian mahal juga kan bayar psikiater sekarang.

ANTO

Yah ... Semua harus kita lakukan untuk anak kita mah.

DEWA

Aku ingin ke psikiater!!

Mira dan Anto berpandangan.

MIRA

(Melotot ke Dewa)

Mau kamu jadi orang gila?

Dewa takut, menunduk.


CUT TO


53. EXT. HALTE BIS — PAGI

Kita lihat Dewi turun dari mobil Anto.

DEWI

Mulai sekarang ayah gak usah anterin aku ke kampus, jauh. Mending kesini aja yah.

ANTO

Tapi kamu jangan mampu-mampir nanti yah. Ayah akan stand bye sebelum kamu kesini pulangnya.

Dewi mengangguk lalu terlihat dia menyalami Anto. Anto melakukan mobilnya.

Dewi duduk di halte. Ada sekitar 3 orang disana.Lalu datang bus trans. Dewi memasuki bus itu.


CUT TO


54. INT. BUS TRANS JAKARTA — PAGI

Terlihat berdesakan penumpang. Dewi duduk di bus trans. Dia membuka tasnya, lalu mengambil beberapa kue tradisional buat ibunya yang dijual ayahnya. Dia tersenyum, lalu memakan kue itu. Dia terlihat menawarkan kue itu ke penumpang sebelahnya, tapi si penumpang itu menolak.

Bus trans berhenti. Ada yang masuk. seorang lelaki dengan rambut gondrong, RIAN. Rian berdiri di samping Dewi yang duduk. Rian terlihat tidak suka melihat Dewi dengan topi dan kuplul yang tertidur pulas. Lalu mobil berhenti lagi, kali ini ada seorang gadis yang kesusahan masuk bus. Gadis itu terlihat mencari-cari tempat duduk, rapi sudah penuh. Rian melihat Gadis itu dengan kasihan. Lalu Rian menoel Dewi. Tapi Dewi tidak terusik. Rian mencuci, sampai Dewi terbangun. Rian berdehem.

RIAN

Mas, mohon maaf mas bisa berdiri? Ini ada cewek yang pengen duduk.

Dewi melihat ke arah si gadis. Si gadis tersenyum dan terlihat kelelahan. Dia pun terpaksa berdiri, si gadia mulai duduk. Mobil tiba-tiba berhenti, Dewi belum juga memegang pegangan sudah jatuh menyenggol tubuh Rian. Rian berdehem.

RIAN

(Pelan)

Ni orang lemah banget jadi cowok.


CUT TO


55. EXT. JALAN DEKAT WESE — SIANG

Rian dan temanmu, TORA berjalan santai.

RIAN

Empet gue tadi ketemu sama cowok lemah di bis. Gak peka banget asa cewek berdiri.

TORA

Cowok sekarang emang banyak yang gak peka. Contohnya yang disebelah gue sekarang ini.

RIAN

Sialan loh!!

TORA

Hahahaha ...

Rian berhenti melihat Dewi yang masuk ke wese wanita.

RIAN

Itu ... Kan cowok yang tadi. Ngapain dia masuk ke wese.

Rian berlari menuju Dewi.

TORA

Yan, lo ngapain ke wese cewek???!!

Dewi tahu di belakangnya ada Rian, dia langsung balik badan dan memukul Rian. Rian kesakitan.

RIAN

Lo!!! Bener-bener ngeselin yah!

Dewi berlari. Tora menghampiri Rian.

TORA

Lo tadi ngapain sih.

RIAN

Lo liat kan dia mukul gue?

TORA

Ya elo ngapain tiba-tiba mau masuk ke wese cewek.

RIAN

Lah, gue liat dia mau masuk toilet cewek!!

TORA

Ya kali aja dia cewek!!

RIAN

(Tertawa)

Hahaha. Dia bukan cewek, dia cowok yang gue ceritain di bis.


CUT TO


56. INT. KELAS KULIAH — SIANG

Dewi duduk di bangkunya. Rara agak gak enak dan menjauh.

DEWI

Santai aja, gue bukan lesbi!! Gue Dewi ... (Menyodorkan tangannya)

Rara menerima jabat tangan Dewi.

RARA

Kalau lo gak lesbi, lo suka cowok yang mana disini??

DEWI

(tertawa)

Hahaha. Kamu lucu yah. Rasa suka itu bagi aku gak tiba-tiba datang gitu aja.

RARA

Okeh ... Gue bisa bantu lo kalau lo suka cowok yang mana di kuliah ini. Asal ... Lo jangan suka prince gue!!

Rara menunjukkan foto seorang cowok ganteng di handphonenya, DAFA.

RARA

Namanya Dafa. Dia kayak pangeran banget. Tiap hari gue mimpiin dia.

DEWI

(Tersenyum)

Semoga mimpi lo jadi nyata yah.

RARA

Gue agak norak ya? Maklum!!! Gue lagi menstruasi soalnya. Dan ... (Berbisik) baru menstruasi diumur gue yang 19 tahun ini. Gue baru ngerasain pubertas sekarang, waktu SMA gue gak pernah segitu sukanya sama cowok.

DEWI

(terlihat tak enak)

Oh ... Memangnya rasa suka itu harus dilihat dari mulai menstruasi atau enggaknya ya?

RARA

Ya gak tau juga sih. Kata guru SMA gue pubertas itu dicirikan sama menstruasi, terus payudara, terus suara, terus suka sama lawan jenis. (Beat)

Kalau lo menstruasi umur berapa? Pasti cepet yah.

DEWI

Ehm ... Gue ... Gue ... Ya kebanyakan orang sih.

RARA

Oh ... Normal dong yah.

Dewi mengangguk. Rara mendekati Dewi, melirik ke berbagai arah.

RARA

(Berbisik)

By the way ... Payudara gue kelihatan mulai tumbuh kan?


CUT TO


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar