112. INT. RUMAH SAKIT, RUANG ICU — MALAM
Dewi terbangun. Dia mengelus rambut Anto yang sedang duduk tertidur menunggunya.
DEWI
Yah ... Ayah ...
Anto terbangun kaget. Dia menangis terharu.
ANTO
Iya kucing manis ayah.
DEWI
Yah ... Aku ... Aku udah berhasil kan yah? Aku udah berhasil melawan sindrom itu?
Anto mengangguk.
ANTO
Ya, Kamu sudah berhasil nak.
DEWI
Yah aku ingin berterimakasih sama Allah. Atas semuanya. Atas kekuatanku menghadapi dunia ini.
ANTO
Terus salat dan berdoa. Semoga Allah menyembuhkanmu yang sekarang ini. Kita semua berdoa untuk kesembuhanmu.
DEWI
(Menggeleng)
Aku ... Aku ingin ketemu Allah langsung. Mungkin sudah cukup aku disini yah. Aku sudah sangat bahagia dengan keadaanku sekarang ini.
Suasana diam seketika.
ANTO
Kalau itu memang mau kamu ... Kamu disana pasti bahagia. Ayah disini hanya mendoakan. Dan merindukanmu. (Menangis)
DEWI
Ayah gak perlu rindu. Aku selalu ada di hati ayah. Ibu, Dewa, Mas Rian, Puteri. Dan semuanya.
Dewi menangis terharu.
MIRA, DEWA, RAFI memasuki ruangan. Mereka pelan-pelan mendekati Dewi.
DEWI
Yah ... Makasih, ayah sudah jadi ayah terbaik di dunia ini.
ANTO
Makasih juga ya. Kamu adalah salah satu anak terbaik yang pernah ayah miliki.
DEWI
Sekarang ayah gak usah mikirin aku, ayah harus mikirin Dewa. Dewa sekarang butuh ayah.
DEWA
Kakak, kakak jangan ngomong gitu, maafin Dewa ya kak.
DEWI
Kamu adik terbaik kakak.
Mira menangis.
DEWI
Bu ... Ibu ...
IBU
(Menangis kemudian tersenyum)
Dewi ... (Mengangguk) kalau kamu memang mau pergi, ibu ikhlas, ibu ikhlas. Pergilah Nak. Kamu lebih bahagia disana.
DEWI
Bu ... Makasih ibu udah berusaha tegar, aku tahu dibelakang aku ibu selalu bersedih untuk aku. Tapi sekarang, ibu gak usah khawatir, aku bersama Allah disana.
Dewi mengangguk.
RIAN
(Tersenyum)
Kamu ... Hari ini sangat cantik ... Allah akan sangat senang melihatmu.
DEWI
Makasih, kamu juga ganteng.
RIAN
Makasih ya, Udah jadi bagian dari diriku yang penting.
DEWI
Jangan pikirkan aku. Aku titip Puteri. Meskipun dia bukan darah daging kita, tapi ... Aku yakin kamu menganggapnya anak yang keluar dari rahimku. Kamu pasti menjadi ayah baik sampai hari itu tiba. (Beat) Aku minta syahadat diucapkan di telingaku sekarang juga.
RIAN
Asshadu alla ila haillahhah..
Dewi mengucapkan kalimat syahadat, mengikuti Rian. Matanya terus mengeluarkan air mata, lalu tersenyum dan terpejam.
Semua terlihat menangis. Kali ini kita lihat suara tangisan Anto terdengar kencang.
DEWI (V.O)
Aku percaya, setiap orang dilahirkan dengan kelebihannya. Dan nilai kelebihan yang paling baik adalah penerimaan terhadap kekurangan dirinya sendiri.
CUT TO
ESTABLISH TEMPAT PEMAKAMAN UMUM
113. EXT. KUBURAN DEWI — SORE
Note : 15 tahun kemudian.
Terlihat kuburan Dewi. Rian yanh tampak berkacamata terlihat lebih tua, dan di sampingnya ada Puteri yang memegang piala.
RIAN
Wi ... Aku akan berbagi kebahagiaan sama kamu. Anak kita ... Anak kita menang wi. Dia akan jadi kamu juga, aku harap lebih.
Rian melirik ke arah Puteri.
PUTERI
Bu ... Ibu ... Setiap malam ayah selalu bercerita tentang ibu. Aku selalu mendengar tentang ibu dengan penasaran, dan juga semangat. Ibu adalah idolaku.
Puteri menangis di pelukan Rian. Kamera PAN to HIGH ANGLE.
END