Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
A Kaluna
Suka
Favorit
Bagikan
8. ACT.2 (2.4)

ACT.2

2.4

#71.EXT.RUMAH SAKIT — SIANG

ESTABLISH : Tampak dari kejauhan gedung rumah sakit bertuliskan instalasi gawat darurat.

CUT TO


#72.EXT.LORONG RUMAH SAKIT — SIANG

CAST : Ammar, Aleta, Arya (Ayah Luna), Widya (Ibu Ammar), figuran guru


Tampak Arya berjalan cepat di lorong instalasi gawat darurat bersama Widya di belakangnya. Arya menghampiri Ammar yang sedang berdiri bersama Aleta dan salah satu guru. Ammar dan Aleta masih memakai seragam putih abu-abu. Tetapi seragam Ammar terlihat lusuh.


ARYA (AYAH LUNA)

(Berhenti di depan Ammar, panik)

Ammar, bagaimana kondisi Luna?


AMMAR
Luna masih terapi oksigen, Yah. Tadi Luna sempat gak sadarkan diri.


WIDYA (IBU AMMAR)
Kamu baik-baik aja, kan, Mar? Kamu gak kenapa-kenapa?


AMMAR
Aku gak apa-apa, Bu.


FIGURAN GURU
Kami mohon maaf, Pak Arya, atas insiden ini.


WIDYA (IBU AMMAR)
Bagaimana kronologi kejadiannya, Pak. Kenapa Luna bisa terjebak di sana?


FIGURAN GURU
Pihak sekolah masih menyelidiki penyebab ledakan di laboraturium. Karena saat kejadian, kondisi lab sedang kosong.
(Jeda)
Saat api mulai membesar, kami sudah memberi peringatan agar semua orang menjauh dari lab dan perpustakaan. Kemungkinan Luna tidak mendengar peringatan karena sedang menggunakan earphone. Kami pihak sekolah benar-benar meminta maaf karena tidak memeriksa kembali lokasi kejadian.


ALETA
Kita berdoa aja Om, Tante, semoga kondisi Luna cepat pulih.


Arya mengangguk. Widya mengusap lengan Arya agar tetap tenang. Ammar dan Aleta saling berpandangan cemas.

CUT TO


#73.EXT.RUANG TUNGGU — MALAM

CAST : Ammar, Aleta, Widya (Ibu Ammar)


Tampak Aleta dan Widya duduk bersebelahan di ruang tunggu.

INSERT : Ammar berjalan di lorong. Lampu lorong mulai menyala karena langit sudah gelap. Ammar menghampiri Aleta dan Widya, kemudian ikut duduk di sebelah Aleta.

WIDYA (IBU AMMAR)
Bagaimana, Mar?


AMMAR
Ayah dan Pak Leon sedang mengurus administrasi. Kemungkinan malam ini Luna dipindahkan ke ruang rawat inap.


Widya dan Aleta masih terlihat cemas.

AMMAR (CONT'D)
Aku antar kamu pulang, ya, Ta.


ALETA
Aku masih mau di sini sampai Luna sadar, Kak.


AMMAR
Besok kita bisa ke sini lagi, Ta. Ada Ayah sama Ibu yang nunggu Luna.


WIDYA (IBU AMMAR)
Benar, Aleta. Ini sudah malam, lebih baik kamu istirahat.


Aleta menatap Ammar ragu. Ammar mengangguk untuk meyakinkan.

ALETA
Tapi, Kak ...


AMMAR

(Menyahut)

Ta, please. Kita pulang sekarang, ya.


Aleta diam sejenak, kemudian mengangguk.

ALETA
Yaudah, aku pulang.


WIDYA (IBU AMMAR)
Kamu juga istirahat di rumah, ya, Mar. Nanti Ibu kabari kalau ada perkembangan dari Luna.


AMMAR
Iya, Bu.


WIDYA (IBU AMMAR)
Kalian hati-hati, ya. Jangan kebut-kebutan di jalan.


Ammar mengangguk. Aleta pamit kepada Widya.

CUT TO


#74.INT.MOBIL AMMAR — MALAM

CAST : Ammar, Aleta


Tampak Aleta duduk di samping kursi kemudi. Ammar baru saja masuk ke dalam mobil sedang bersiap-siap untuk melaju.

ALETA

(Meneteskan air mata)

Semua ini salah aku, Kak. Seharusnya aku berusaha lebih keras lagi buat minta maaf sama Luna. Harusnya aku gak ninggalin dia sendirian.


Ammar tidak jadi menyalakan mesin mobil. Ia memalingkan badan ke arah Aleta.

AMMAR
Ini bukan salah siapa-siapa, Ta. Ini semua sudah kehendak Tuhan.


ALETA

(Menangis)

Aku takut, Kak Ammar. Aku takut Luna kenapa-kenapa.


AMMAR
Aku yakin Luna pasti cepat pulih. Kita berdoa aja.


Aleta dan Ammar saling berpandangan. Tiba-tiba Ammar mengusap air mata di pipi Aleta.

AMMAR (CONT'D)
Aku gak mau dengar lagi kamu menyalahkan diri sendiri atas kejadian ini.
Kamu udah berusaha yang terbaik buat Luna, Ta. Luna pasti tau itu.


Seketika Aleta membatu. Ia menatap Ammar canggung. Aleta memainkan jari-jari tangannya, karena Ammar masih menghapus sisa-sisa air mata di wajahnya.

AMMAR
Luna butuh kamu, Ta. Jadi kamu harus lebih kuat dari Luna.


Aleta mengangguk cepat. Aleta memalingkan wajah dari Ammar karena malu. Ammar segera membetulkan posisi duduk di depan kemudi.

CUT TO


#75.INT.RUANG RAWAT INAP — MALAM

CAST : Luna, Arya (Ayah Luna)


Tampak Luna berbaring di ranjang menggunakan masker oksigen dan selang infus. Arya duduk tertidur di samping ranjang Luna dengan posisi kepala menunduk di ranjang. Tidak lama Luna membuka mata.

LUNA

(Lemah)

Ayah.


Arya terbangun karena mendengar suara Luna.

ARYA (AYAH LUNA)
Iya, Luna. Ayah di sini.


LUNA
Kepala aku masih pusing.


ARYA (AYAH LUNA)
Jangan banyak bicara dulu. Kamu harus istirahat. Ayah janji gak akan ke mana-mana.


Luna menggenggam tangan Arya. Arya menyambut dan mengecup punggung tangan Luna. Luna kembali memejamkan mata.

CUT TO


#76.EXT.LANGIT FAJAR — PAGI

ESTABLISH : Tampak langit berwarna kemerahan. Sedikit cahaya dari matahari terbit mulai bersinar.


CUT TO


#77.EXT.KORIDOR RUMAH SAKIT — PAGI

CAST : Ammar, Arya (Ayah Luna), Widya (Ibu Ammar)


Tampak Ammar berjalan di koridor menuju ruang rawat Luna. Ia melihat Arya dan Widya duduk di depan kamar rawat. Ammar menghampiri.

AMMAR

(Menyapa)

Luna sudah sadar, Yah?


ARYA (AYAH LUNA)
Sudah. Masker oksigen juga sudah diganti dengan selang. Dokter sedang melakukan pemeriksaan di dalam. Semoga hari ini Luna sudah bisa istirahat di rumah.


WIDYA (IBU AMMAR)
Kamu kenapa tidak ke sekolah, Mar?


AMMAR
Enggak, Bu. Semalam ada pemberitahuan kalau hari ini sekolah diliburkan.


ARYA (AYAH LUNA)
Kamu Tolong jaga Luna, ya, Mar. Setelah bicara dengan Dokter, Ayah dan Ibu mau pulang dulu ke rumah.


AMMAR
Iya, Yah.


CUT TO


#78.INT.RUANG RAWAT INAP — PAGI

CAST : Luna, Ammar


Tampak Luna sedang bersandar di ranjang. Luna masih memakai selang oksigen dan infus.

INSERT : Pintu ruangan terbuka. Ammar masuk ke dalam ruangan.

LUNA

(Bertanya ketika malihat Ammar menghampiri)

Ayah mana?


ARYA (AYAH LUNA)
Ayah dan Ibu pulang ke rumah. Setelah bersih-bersih, mereka kembali lagi ke sini.


LUNA

(Datar)

Aku juga gak perlu ditunggu. Di sini udah banyak perawat yang jaga aku.


Ammar tidak menyahut. Ia duduk di sisi ranjang Luna.

AMMAR
Aleta titip salam buat kamu. Dia khawatir sama kamu, Lun. Semalam dia sedih banget liat kondisi kamu.


LUNA
Harusnya kemarin kamu gak usah tolong aku.


AMMAR
Aku gak bisa melakukan itu, Luna.


LUNA

(Menyahut)

Toh, kalau aku gak selamat, beban kalian jadi berkurang.


AMMAR
Semua orang khawatir sama kamu, Luna, apalagi Ayah. Jadi kamu jangan berpikir seperti itu.


Luna berpaling muka dari Ammar.

LUNA

(Datar)

Percuma aja, dalam keadaan seperti ini pun, tetap kamu pahlawannya di mata ayah.


CUT TO


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar