Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Kehidupan Kaluna jungkir balik setelah enam bulan kematian ibunda. Ayahnya diam-diam telah menikah lagi. Bagi Luna, kehadiran ibu dan kakak tirinya jelas membawa petaka dalam keluarga.
Enam tahun terakhir adalah mimpi buruk bagi Luna. Kakak tirinya-Ammar yang sempurna, berhasil memikat hati semua orang termasuk sahabat dan ayahnya sendiri. Ammar kerap dibangga-banggakan sang ayah. Kenyataan ini membuat ketegangan di antara Luna dan ayahnya.
Kini tiada lagi kebahagiaan. Hati dan pikiran Luna diselimuti kebencian. Sampai akhirnya sebuah rahasia terungkap.
Akankah Luna siap menerima kehidupan baru bersama keluarga asingnya? Ataukah ia memilih jalan sendiri sesuai keinginannya?
Premis
Cerita tentang gadis bernama Luna yang tidak siap ayahnya menikah lagi setelah enam bulan ibunya meninggal dunia.
Pengenalan Tokoh
Belum juga kesedihan Kaluna pulih sejak enam bulan ibunya meninggal, sang ayah yang merupakan seorang dosen di salah satu universitas ternama, malah diam-diam menikahi sahabat lamanya.
Luna yang merupakan anak tunggal mengklaim bahwa sang ayah menghianati ibunya. Ia tidak terima kehadiran orang baru dalam hidupnya. Apalagi sosok kakak tirinya yang bernama Ammar sering dibangga-banggakan sang ayah. Ammar yang baik, pintar dan rajin kerap disukai semua orang, termasuk Aleta-sahabat karib Luna. Keadaan ini yang membuat Luna semakin membenci ibu dan kakak tirinya.
Hidup Luna jungkir balik selama lima tahun terakhir, sehingga membuat hubungannya dengan sang ayah semakin renggang. Perlakuan buruk Luna terhadap ibu dan kakak tirinya kerap memicu pertengkaran dengan sang ayah.
Hidup Luna pun semakin terkekang setelah masuk SMA yang sama dengan Ammar. Ayahnya meminta Ammar mengawasi Luna setiap saat. Alhasil Luna sengaja berperilaku buruk di sekolah maupun di rumah, demi mendapatkan apa yang dia inginkan dari ayahnya.
Hati Luna telah dikuasai oleh kebencian dan amarah, sehingga kebaikan ibu dan saudara tirinya selalu disalahartikan. Bahkan Aleta pun berusaha meyakinkan Luna bahwa perbuatannya sudah kelewat batas. Namun, Luna tidak terima dengan nasihat sahabatnya itu.
Luna semakin memberontak. Ia meyakini bahwa kebaikan ibu dan kakak tirinya hanya kebohongan demi menguasai ayahnya. Luna pun menyusun rencana untuk memfitnah Ammar dan ibunya. Namun, saat permasalahan semakin memuncak, Ammar tidak sengaja mengungkap rahasia bahwa mereka sebenarnya adalah saudara kandung.
Merasa lelah atas kehidupannya yang berantakan, Luna melarikan diri dari rumah. Dalam pelariannya, Luna mengalami kecelakaan. Ia mengalami gegar otak ringan dan pendarahan. Ammar yang merasa bersalah, lantas mendonorkan darahnya untuk Luna.
Mendengar kabar tersebut, sang ayah akhirnya meminta maaf karena telah menyembunyikan kenyataan dari Luna. Ayah mengakui telah lebih dulu menikah dengan Widya (ibu Ammar) sebelum akhirnya dijodohkan dengan sekar (ibu Luna).
Pernikahan ayah Luna dengan Widya tidak pernah disetujui oleh pihak keluarga. Namun, ayah Luna tidak bisa meninggalkan Widya yang baru saja melahirkan Ammar. Akhirnya atas kebaikan hati Sekar (ibu Luna), kehidupan mereka tetap berjalan dengan baik.
Luna berusaha menerima kenyataan bahwa keluarganya tidak sesempurna seperti apa yang ia bayangkan. Ia merasa takdir telah memporak-porandakan hidupnya.
Satu sisi ia merasa bersalah atas apa yang telah ia perbuat terhadap Ammar dan ibunya. Namun di sisi lain, ia marah dengan ayahnya yang telah lama membohonginya.
Dalam masa-masa sulit, Aleta setia mendukung Luna. Ia memberi kekuatan agar Luna tabah menghadapi kenyataan.
Setelah berpikir panjang, akhirnya Luna memutuskan untuk pergi dari kehidupan mereka. Luna meminta izin kepada ayahnya untuk tinggal bersama kakek dan neneknya di Semarang.
Demi menghormati keputusan Luna, sang ayah menyetujui keputusan anaknya. Meski berat, ayah, ibu tirinya dan Ammar merelakan kepergian Luna dari hidup mereka.