Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 27
RS Kepahiyang – Klinik
#HARI10, Minggu 04 Juni 2000
(view tampak depan RS Kepahiyang)
Damar sudah terbaring di ranjang rumah sakit dengan sedikit meringis menahan sakit. terdiam melihat sekeliling ruangan (camera sudut pandang Damar). Ia melihat seorang gadis menyuntikan obat di infusnya, damar terus memperhatikannya..si gadis Nampak wara wiri lalu berhenti di kaki ranjangnya, menghadap ke arahnya. Si gadis menulis sesuatu pada papan yang dipegangnya hingga Damar tak bisa melihat wajahnya.
Damar:
“K..ka..kamu yang menolong saya?”
Indah:
(berhenti menulis. Nampak KTP Damar di atas kertasnya. Lalu ia menurunkan papan yang dipegangnya hingga Damar dapat melihat jelas wajahnya) “Kamu udah sadar rupanya.,.Damar.”
Damar: “Saya...kenapa?”
Indah:
(berjalan ke arah samping Damar)
“Hanya luka ringan. Ada beberapa luka dalam tapi kita masih tunggu hasil scannya.”
Damar :
(melihat name tag di baju si gadis. ‘dr. I N D A H’)
“Bukan itu. Saya...kenapa saya ditolong..?”
Raut wajah si gadis nampak terkejut namun segera ia tersenyum kembali. Ia mengusap kepala Damar lalu berkata.
Indah :
“Cepat pulih ya. Hidup itu indah Damar.”
Sudut pandang Damar : Tak pernah ia melihat senyum setulus itu untuknya. Mengusap-usap lembut dahinya. Suara si gadis terdengar seperti bergema di telinganya,
“Kenapa damar? Apa yang kamu cari? Hidup itu indah damar. Seperti namaku. Harapan kedua orang tuaku. Begitu juga dengan kamu. Pasti orang tuamu punya harapan yang sama untuk hidup kamu .” (efek suara Indah sedikit bergema)
Mata Damar berbinar. Matanya yang tadi redup penuh keputus asaan berubah optimis. Dalam hati ia berkata,
“YA, AKU INGIN HIDUP. AKU INGIN HIDUP.”
Bunyi teriakan banyak orang membuyarkan halusinasi damar.
Teriakan orang-orang :
“Gempaaaaaa gempaaaa gempaaaaaa”
Praaaaaaaaakkkkkkk...... sesuatu menimpa kepala damar .... gelaaaaaappppp dan..... the end.
SCENE 28
KAMAR
“hidup itu indah damar. Tuhan pasti punya alasan untuk apapun yang terjadi di hidup kita. Bersyukurlah, karena anugerah hanya datang pada orang-orang yang istimewa.”
(Cuplikan kehidupan Damar/ efek gambar hitam putih):
(Damar berada di dalam kamar yang cukup luas. Kamar itu Nampak hangat sedikit matahari masuk dari jendela kamarnya yang terbuka. Damar kecil duduk di kursi meja belajarnya. Menggambar sesuatu. seorang perempuan paruh baya duduk disebelahnya tersenyum dan bercanda dengan Damar kecil. Sesekali ia menyuapi Damar dengan sepiring makanan di tangannya. *slowmotion no audio)
SCENE 29
KAMAR
(cuplikan kehidupan Damar/ efek gambar hitam putih)
(Damar berada di dlm kamarnya, duduk di lantai bersandar di tembok. Wajahnya menekuk tangannya memeluk kedua belah kakinya. Langkah Seorang laki-laki paruh baya mendekatinya. Mengulurkan tangannya. Dammar mendongak, tersenyum dan menyambut tangan itu. Ia berdiri tegak, lelaki itu tersenyum. Mereka kemudian berjalan bersama keluar ruangan *slowmotion no audio)
(utk editor: Cuplikan perjalanan Damar selama 10 hari. bagian keindahan2 alam yg ia temui. Ditayangkan hal-hal yang dilakukan Damar selama 10 hari ternyata ia hanya sendiri. Di beberapa bagian ia tidak bicara dengan manusia nyata, tp hnya bicara sendiri (monolog) dianggap bicara dg tmn khayalannya/ hallucination person.)
SCENE 30
KLINIK MUHAMMADIYAH
Samar suara hati Damar kembali bergema di tengah hiruk pikuk gerakan slow motion kepanikan di sekitarnya. “AKU INGIN HIDUP. AKU INGIN HIDUP…..AKU INGIN HIDUP”
Gelap….dan semakin gelap….
Lalu tuuuuuttttt…bunyi suara mesin detak jantung berhenti.
TAMAT
NOTE:
Pada tanggal 04 juni 2000 terjadi gempa bumi hebat berkekuatan 7,3 sr di bengkulu yang sempat menjadi isu nasional. Gempa tersebut merupakan gempa terbesar selama 20 tahun terakhir yang terjadi di bengkulu. Gempa bumi ini menjadi awal dari rentetan gempa bumi-gempa bumi besar yang terjadi di seluruh pelosok nusantara, disusul dengan gempa bumi & tsunami aceh, sumatera barat, sumatera utara, jogja, nias, dll.
Damar adalah pasien pengidap waham yang merupakan gejala penyakit kejiwaan skizofrenia dimana ia mengalami halusinasi yang menjadikannya tak mampu lagi membedakan batas nyata dan khayalan yang ia ciptakan sendiri. Halusinasi yang mengiringnya pada 1 pencarian tujuan hidup : “mati”.