Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
10 HARI CARI MATI
Suka
Favorit
Bagikan
5. hari 5 #5

SCENE 10

LORONG WAKTU & BANYU BIRU

#HARI5, Selasa, 30 Mei 2000.

“Mungkin bagi sebagian orang, memulai perjalanan adalah mencari kebebasan, sebagian lagi mungkin hanya salah satu cara untuk mmecah sepi. Dan yang lainnya hanya untuk melarikan diri.”

langkah kaki Damar dengan sepatu yang sudah kotor dan baju yang lusuh dia terus mengikuti arah angin yang membawanya tertantang menyelusuri hutan. Udara yang sejuk dan bunyi binatang yang sedikit membuat mata harus ekstra hati-hati melihat lingkungan sekitar, pepohonan liar dan akar akar yang sempat menghadang kaki melangkah, membuat jiwa Damar merasa tenang di sana. Bunyi gemericik air terjun sudah mulai terdengar, Damar semakin terpacu dan semakin semangat untuk segera tiba di sana. Sesekali dia menyeka keringat dan minum air yang selalu ada di dalam tas ranselnya. Dua jam sudah ia menyelusuri hutan sendiri hanya ditemani tongkat kecil yang ia temui di jalan. Melihat tingginya air terjun yang begitu indah damar nekat untuk mencoba memacu ardenalin nya untuk terjun bebas dari atas air terjun.

Damar menatap air terjun dan meletakan tas di batu sambil membuka baju ia langsung mengusap dahi nya dengan air yang begitu dingin dan sejuk dengan sigap kaki damar melangkah cepat menyusuri batu menuju puncak air terjun... tiba-tiba terlihat seseorang memancing dan Damar mendekati bapak tersebut

Damar:

“ikannya banyak ya pak disini...?”

Pemancing:

“lumayan buat lauk sore ini.. dari mana? Traveller ya?”

Damar:

(tersenyum & mengulurkan tangan)”Damar wak. saya Damar.”

Pemancing:

(bersalaman) “panggil saja wak tohir. Jangan wak bokir hehee.”

Damar:

“Saya mau kesana wak. Kali aja sensasi dinginnya brrr…jadi cepet...hmm…”

Pemancing:

“(tertawa) oooooow, silahkan. Selama ga ganggu ikan-ikan saya. selamat mencoba..” (sambil mengulurkan tangan dan bersalaman lagi).

Damar berjalan. Si pemancing kembali berteriak,

Pemancing:

“Damar! Hati-hati! Nanti mati lho! hahahaa” (menampakkan giginya)

Damar menoleh dan tersenyum simpul.

SCENE 11

LORONG WAKTU

sampailah di puncak air terjun...(drone on) Damar berdiri tegap dengan tangan direntangkan mengumpulkan niat untuk terjun sambil sesekali menarik nafas dalam-dalam seolah mengihirup udara alam dengan bebas. Dan...... “1 2 3” (Damar menghitung dalam hati) pyuuuuuuurrrrr brrrrrrr blebek blebeeeeeeeeekk Damar menjatuhkan diri ke aliran air terjun.

Damar: (Di dalam air, mata damar terbuka, mulut tertutup dan pipi menggembung dan melihat bebatuan yang ada didalam sungai) “okeee sebentar lagi.. sedikit lagi. Pasti! Pasti!” (bergumam dalam hati sambil memejamkan mata dan saat matanya dibuka kembali, ia melihat ada sepasang ikan beriringan di depan matanya (musik lucu) Damar pun merasa haru melihat kemesraan ikan tersebut kemudian datang lagi sang anak ikan mengikuti arah laju induknya. Mata Damar mengikuti laju pelan ikan-ikan itu. dan tanpa sadar Damar pun terbawa arus sungai hingga ke arah dangkal, ketika dia berdiri ternyata air sungai sudah sebatas dada Damar daaan jeng jeng ternyata dia hanyut di depan si pemancing.

Pemancing:

(tertawa) “oeik Damar! Gimana?? Adem toh??”

Damar tersenyum datar sedikit kesal melihat ke arah si pemancing lalu segera berjalan mengambil tas dan pergi dari tempat itu.

Pemancing melongo heran memperhatikan langkah lunglai Damar yang menjauh.

SCENE 12

PANTAI LINAU, KAUR

Indah berjalan tanpa alas kaki di sepanjang bibir pantai. Pasir putih dan hijaunya laut membuat suasana hatinya riang.

Dara kemudian duduk di bawah pohon di pantai itu. Tangannya memegang sebuah agenda & pena. Ia menuliskan sesuatu di agenda tsb. Nampak agenda perjalanan tertulis disana. Sesekali ia menatap lautan di hadapannya sambil tersenyum.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar