Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Damar, pemuda dengan penampilan fisik sempurna layaknya pemuda kebanyakan yang menyukai tantangan dan gemar travelling. Mata tajam, rahang kokoh dengan postur tubuh tinggi dan tegap. Namun sebenarnya Damar adalah pasien pengidap Waham yang merupakan gejala penyakit kejiwaan Skizofrenia dimana ia mengalami halusinasi bertubi-tubi yang menjadikannya tak mampu lagi membedakan batas nyata dan khayalan yang diciptakannya sendiri. Di dalam halusinasinya ia merasa hidupnya selalu di aniaya oleh orang tuanya dan tidak pernah mendapat kasih sayang dari keluarga. Halusinasi itu menggiringnya pada satu titik pencarian tujuan hidupnya, yakni "mati". Di situlah petualangan Damar dimulai, dengan pasti ia melangkahkan kaki, berjalan menyusuri Kota Bengkulu hingga pelosok-pelosok daerah yang tak pernah ia datangi sebelumnya. Banyak kejadian yang menimpa Damar di sepanjang perjalannya, mulai dari bertemu pencopet di area Benteng Marlborogh, mengikuti balap motor liar di sirkuit Manna, terjun dari atas air terjun lorong watu, hingga sengaja merebahkan dirinya di tengah jalan raya namun maut tak juga ia temukan. Sementara itu halusinasinya pun terus berdatangan mengiringi perjalanannya. Pada akhirnya Damar menemukan semangat hidup dan cinta lewat seorang gadis yang menyelamatkannya di hari ke-10 pencariannya. Mampukah Damar menemukan apa yang ia cari? Atau justru yang dicarinya lah yang akan menemukannya?