Cuplikan Chapter ini
Waktu menunjukkan pukul 1725 Langit mulai beranjak jingga meredup perlahan di balik gedung-gedung yang berjajar di sepanjang jalan Sena melangkah pelan menuju tempat yang sudah lama tak ia kunjungi Masjid itu berdiri dengan tenang di sudut kota di antara hiruk-pikuk jalanan yang tak pernah benar-benar sepi Dulu tempat ini adalah pelariannya ketika dunia terasa terlalu menekan ketika sesak di dadanya tak bisa ia bagi kepada siapa punLangkahnya terhenti di depan gerbang masjid Tembok