Cuplikan Chapter ini
Ruangan itu terasa penuh tetapi juga begitu sunyi dalam ketegangan yang menggantung di udara Sena berdiri di tengah apartemen kecilnya yang berantakan tubuhnya gemetar hebat Air matanya terus mengalir tanpa henti membasahi wajah yang kini tampak lebih pucat dari biasanya Di hadapannya Muni ibu Ferry berdiri dengan ekspresi yang sulit dijelaskanperpaduan antara kemarahan kekecewaan dan kesedihan yang mendalam Matanya menatap Sena dengan sorot tajam tetapi bibirnya sedikit berget