Cuplikan Chapter ini
DESAS-DESUS itu menyebar seperti api yang menjilat keringnya ranting di musim kemarau Berita panas itu berhembus cepat merambat dari satu mulut ke mulut lainnya hingga menggema di penjuru kota Shinta terduduk di ruang tamu tangan kurusnya menggenggam erat ponsel yang layarnya masih menyala menampilkan pesan-pesan yang baru saja ia terima Matanya berkaca-kaca napasnya tersengal tak beraturan Dada perempuan itu bergemuruh seperti ada ribuan jarum yang menusuk-nusuk jantungnya Anakm