Cuplikan Chapter ini
Malam merangkak pelan di atas Rumah Langit Bintang-bintang bertaburan di langit yang pekat seolah menjadi saksi bisu dari setiap tawa dan kisah yang terukir di dalam rumah itu Di balkon lantai dua Langit duduk sendirian di kursi rotan kakinya diangkat ke atas pembatas Secangkir kopi dingin ada di sampingnya sudah tak tersentuh Matanya menerawang jauh menikmati semilir angin malam yang membelai wajahnyaDari posisinya Langit bisa melihat ke dalam ruang tengah melalui jendela kaca yan