Cuplikan Chapter ini
Kabut turun pelan-pelan seperti lembaran tipis kain putih yang digelar dari langit Lembah Cimarga menyambut pagi dengan diam tapi bukan sepi yang kosong Ada suara kukuruyuk yang bersahut-sahutan dari kejauhan seperti panggilan kecil yang saling mengingatkan bahwa hidup harus terus berjalan meski pelan meski sendiriBoedy memelankan laju motornya saat roda melewati jalanan tanah yang mulai mengeras karena embun semalam Di kiri-kanannya sawah membentang seperti permadani hijau yang belu