Cuplikan Chapter ini
Ruang tamu itu hening selama beberapa saat Ridwan duduk tak bergerak di tempatnya kelopak matanya terbuka lebar tanpa berkedip Kalau ada yang lebih hebat dari petir yang menyambar itulah yang Ridwan rasakan sekarangTapi Ridwan tidak sanggup meneruskannya kata-katanya dengan tenggorakan yang tersumbat Tatapi saya benar-benar melihat wujudnya Dia bersama saaya sepanjang waktu di Granada dan dia hidupZaid menyorongkan cangkir teh ke arah RidwanMinum dulu Supaya dirimu