Cuplikan Chapter ini
Pagi itu udara di Kampung Suryaningrum terasa lebih berat dari biasanya Nadia duduk di meja makan menatap secangkir kopi yang sudah dingin Sejak percakapan malam itu dengan Anton pikirannya terasa penuh dengan kabut Segalanya terasa kabur tak jelas mana yang benar dan mana yang salah Pilihan seolah saling bertentangan dan dia terjebak di tengahnyaAnton sudah berusaha memberikan waktu dan ruang namun ada sesuatu dalam diri Nadia yang menahan dirinya Ia tak bisa menepis kenyataan ba