Cuplikan Chapter ini
Ryo duduk terengah di tangga batu yang mengarah ke sebuah kuil kecil di pinggiran kota Kyoto Tangannya masih bergetar keringat dingin membasahi pelipisnya Bayangan kegelapan yang barusan menyerang seolah masih menempel di kelopak matanyaAira duduk di sebelahnya wajahnya masih cerah meski napasnya sedikit tersengal Hei kau lumayan berani juga Tidak kabur padahal biasanya manusia akan lari terbirit-biritAku aku tidak bisa lari jawab Ryo suaranya bergetar Kaki ini seperti