Cuplikan Chapter ini
Alia berdiri di depan jendela matanya menatap keluar dengan pandangan kosong Angin sore yang masuk melalui celah jendela membawa aroma tanah basah setelah hujan Tapi meski udara segar itu menyentuh kulitnya pikirannya masih terasa berat terperangkap dalam kabut kebimbangan yang tak kunjung redaBeberapa hari terakhir perasaan yang berputar-putar dalam dirinya semakin sulit untuk diabaikan Arga pria yang selama ini menemani setiap langkahnya yang selalu ada dengan kesabarannya kini