Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ambang Senja
Suka
Favorit
Bagikan
Chapter #12
Bab 10. Siasat
140. "Bang Irwan, senjata laras ini rusak, tidak bisa digunakan untuk menembak."
141. "Tidak bisa kepalamu! Senjata laras ini masih terkunci! Oalah, Budi, biasa pegang arit, disuruh nembak bingung, hahaha!
142. "Bisa, tidak?" tanya Mbarep pada Budi. "Kalau tidak bisa, lebih baik kamu menggembala kambing saja, hahaha!"
143. "Ah, Bang Irwan saja belum tentu bisa."
144. "Wah sembarangan mulutmu! Belum tahu dia, tunjukkan, Bang Irwan."
145. "Abang sendiri masih belajar. Ya, sudah saya coba, tapi kalo gagal jangan diejek, ya."
146. "Bang Irwan. Sebentar lagi mau nikah, kok masih mengurus kita?"
147. "Abang tidak mengadakan acara besar. Cuma mengumpulkan keluarga terdekat dan tetangga. Ijab kabul, makan-makan seadanya, sudah, selesai."
148. "Tidak mengundang Sultan dan bangsawan?"
149. "Bahaya. Kamu kan tahu, Abang lagi punya banyak musuh,"
150. "Terima kasih Tuan Kenichi, aku ada di mana?"
151. "Kamu ada di tengah hutan,"
152. "Di mana Syam?"
153. "Ada apa ini?"
154. "Sejak kamu datang, Shinichi mengandalkanmu. Aku merasa pangkatku jadi tidak berguna, dan tidak bisa mendapatkan upeti lagi dari Syam,"
155. "Oh, begitu. Kenapa tadi kau tak membunuhku saja?"
156. "Membunuhmu akan membuat aku terlibat masalah besar. Aku punya ide lebih pintar. Seharusnya, Syam yang bodoh itu bertanya padaku, tapi dia malah lari dan bertindak sendiri."
‹ SEBELUMNYA
Bab 9. Pulang
BERIKUTNYA ›
Bab 11. (Bekas) Kapal Minyak Langkat
Komentar
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar