Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ambang Senja
Suka
Favorit
Bagikan
Chapter #6
Bab 5. Kala Hati telah terpaut
28. "Assalamu"alaikum. Mbok Yem ada di rumah tidak, Gil?"
29. "Ada kok, Bang, sudah, ayo masuk. Mbok! Ada Bang Irwan!"
30. "Wah panjang umur. Mbokmu ini sedang membicarakan kamu pada Ragil. Lho kok ya, Abangmu belum mampir sebelum ke Belanda. Apa kabar keluarganya Tengku Rasyid, baik?"
31. "Alhamdulillah keluarga Ayah sehat. O, iya Mbok, biasa, ada titipan dari keluarga Ayah Rasyid untuk Si Mbok dan warga ndeso di sini."
32. "Mbarep dan Budi, di mana?"
33. "Mbarep dan Budi sudah berangkat bekerja ke perkebunan. Terima kasih banyak, ya."
34. Tidak perlu ditanya, Gil. Abangmu ini doyannya ngopi. Eh, Wan, makan di sini, ya!"
35. "Wah, enak betul ini!"
36. "Makanan yang banyak, ya."
37. "Lho, kamu tidak tahu ya?"
38. "Tidak. Soalnya tidak mirip,"
39. "Bapaknya Bang Irwan ini, Orang Melayu asli. Terus, ibunya Bang Irwan itu, ya sepupuku, orang Jawa."
40. "Lho kok, kulitnya Abang tidak hitam?"
41. "Hehe. Mbokmu ini Jawa tulen. Kalau ibunya Bang Irwan sudah campuran, Bapaknya Arab dengan Jawa. Ibunya Jawa dengan Cina. Mungkin kulitnya ambil Cina,"
42. "Lho, tapi kuli-kuli kebun Cina, kulitnya sama hitamnya, bagaimana nih?"
43. "Cina kebun kejemur, Nak. Aslinnya kan putih, hehe. Untung Bang Irwan dipelihara Tengku Rasyid, jadinya tidak kejemur, hehehe,"
44. Kaya
45. Airnya.
46. Tidak mau!
‹ SEBELUMNYA
Bab 4. Hasut
BERIKUTNYA ›
Bab 6. Merantau ke Negeri Belanda - a
Komentar
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar