Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ambang Senja
Suka
Favorit
Bagikan
Chapter #15
Bab 13. Aksi di Tanah Betawi
171. Herman Willem Daendels (21 Oktober 1762 - 2 Mei 1818), adalah seorang politikus dan jenderal Belanda yang menjadi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 - 1811. Masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Prancis.
172. Rōmusha adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti "buruh". Dalam bahasa Inggris, kata ini biasanya merujuk pada orang non-Jepang yang dipaksa bekerja untuk militer Jepang selama Perang Dunia II. Perpustakaan Kongres Amerika Serikat memperkirakan bahwa di Jawa, antara 4 hingga 10 juta rōmusha dipaksa bekerja oleh militer Jepang selama pendudukan Jepang di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) pada masa Perang Dunia II, dan banyak di antara mereka yang mengalami kondisi yang buruk dan meninggal atau terdampar jauh dari rumah.
173. Heerendiensten (dari bahasa Belanda: melayani raja) adalah jenis pekerjaan paksa yang digagas oleh Louis Bonaparte dari Prancis yang berupa pengerahan rakyat yang bertujuan untuk pertahanan sipil dan militer serta pembangunan infrastruktur pemerintahan kolonial itu sendiri. Berbeda dengan tenaga kerja yang menggunakan tawanan atau tahanan, Heerendiensten cenderung mengunakan "Rakyat Bebas" dan kadang masih mendapatkan upah, walau sedikit atau bahkan tidak sama sekali. Di Hindia Belanda (kini Indonesia), bentuk kerja paksa ini dikenal dengan rodi, yang diterapkan oleh pemerintahan kolonial VOC dan kolonial Belanda di Hindia Belanda. Daendels melakukan beberapa kegiatan yang dianggap kerja rodi, seperti membangun membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1100 km.
174. Sanusi Pane (14 November 1905 - 2 Januari 1968) adalah seorang sastrawan Indonesia Angkatan Pujangga Baru. Ia banyak menulis puisi, naskah drama, dan kajian sejarah.
175. Asia Raja adalah surat kabar yang diterbitkan di Hindia Timur Belanda (sekarang Indonesia) oleh pemerintah Jepang. Kebanyakan staf editorial pribuminya berasal dari jurnal Berita Oemoem, sebuah terbitan konservatif milik Partai Indonesia Raya (Parindra). Staf lainnya berasal dari kelompok masyarakat yang lebih radikal dan cenderung kekirian.
176. "Somad! Bisakah Anda berbicara bahasa Belanda?"
177. "Saya pernah bekerja pada majikan Belanda, tentu saja saya bisa berbahasa Belanda."
178. Kempetai adalah unit militer yang berfungsi sebagai polisi militer sekaligus polisi rahasia yang ditempatkan di seluruh wilayah jajahan Jepang. Kempetai bertugas melakukan sensor media massa, mengawasi berbagai aktivitas kelompok dan lembaga, seperti stasiun kereta api, kantor pos, sekolah, hotel, tempat ibadah dan tempat umum lainnya. Beberapa satuan Kempetai memiliki personil yang berasal dari penduduk lokal daerah pendudukan. Personel ini merupakan pasukan resmi dan dianggap sebagai bagian dari organisasi, tetapi hanya memiliki pangkat tertinggi sersan mayor.
179. Putera atau Pusat Tenaga Rakyat merupakan organisasi yang dibentuk oleh pemerintah Jepang pada tanggal 16 April 1943. Organisasi ini dipimpin oleh para tokoh yang dikenal sebagai "Empat Serangkai" yakni Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hadjar Dewantoro, dan Kiai Hadji Mas Mansoer. Putera bertugas untuk propaganda, memusatkan segala potensi rakyat guna membantu Jepang dalam perang.
180. Jugun ianfu adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada perempuan yang melakukan layanan seksual kepada anggota Tentara Jepang selama Perang Dunia Kedua, termasuk di Indonesia. Ada kesaksian bahwa para perempuan Indonesia biasanya dijadikan jugun ianfu dengan diambil begitu saja di jalan, rumah, ada juga karena janji untuk sekolah di luar negeri atau menjadi pemain sandiwara. Masyarakat yang tidak memperoleh informasi benar, justru menganggap mereka menjadi wanita penghibur tanpa paksaan.
‹ SEBELUMNYA
Bab 12. Bersandar di Jakarta
BERIKUTNYA ›
Bab 14. Penantian
Komentar
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar