Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT./EXT. JALAN KE HUTAN - DAY
Roy sedang menyetir, di sampingnya Nalea sedang asyik bermain hape. Roy tampak berusaha mencari topik yang menarik untuk diobrolkan dengan Nalea.
ROY
Ehm... kamu masih suka baca... Donald bebek?
Nalea menggelengkan kepala.
ROY
Inget gak, dulu... ayah suka bacain kamu cerita Donald bebek? Kamu seneng banget dengernya.
NALEA
Aku gak inget. Yang aku inget cuma Ayah suka berantem sama ibu. (beat) Mama maksud aku. Sekarang mama gak suka dipanggil 'ibu', katanya jadi gak matching sama 'papah'.
Beat.
ROY
Kalau masalah berantem itu... jangan diinget lagi ya? sekarang ayah udah beda... udah jadi orang baik, yang gak suka marah-marah kayak dulu!
Roy berusaha tersenyum, namun Nalea terpaku pada layar hapenya. Di sisa perjalanan mereka pun terdiam dengan canggung.
EXT. PINTU MASUK HUTAN PERKEMAHAN - DAY
Kita melihat hutan yang asri dan rindang. Roy membawa PERALATAN KEMPING, ia berjalan di depan Nalea yang masih asyik dengan hapenya.
ROY
Dari sini lumayan jauh.
NALEA
Sinyalnya mulai putus-putus.
ROY
Wajarlah, kita di hutan, banyak pohon tinggi. Kalau mau bagus, harus panjat pohon dulu!
Nalea cemberut.
ROY
...gawat ya buat kamu?
NALEA
Bukan gawat lagi! kalo ga ada sinyal, artinya KIAMAT! Aargh!
Nalea berjalan duluan.
ROY
Sampe segitunya?
EXT. DALAM HUTAN PERKEMAHAN - DAY
Nalea kelelahan. Ia duduk di sebuah batu besar.
ROY
Mau istirahat dulu?
NALEA
Aku jadi nyesel deh datang ke sini.
ROY
Jangan gitu dong, liat pemandangannya... hirup udaranya... kamu suka kan'?
NALEA
Aku lebih suka liat Instagram sama Youtube di hape aku yang ada sinyalnya.
ROY
Sekali-kali mata kamu harus lihat pemandangan asli, jangan layar terus yang dilihat. Kalo keterusan liat hape, rusak lho matanya.
NALEA
Jangan bicara kayak Mama deh Yah... please... aku paling gak suka dinasehatin sesuatu, yang udah sering aku denger.
Nalea melanjutkan perjalanan. Roy menghela nafas.
ROY
Kalau udah sering denger kenapa gak dilakuin...
EXT. LOKASI KEMAH - HUTAN PERKEMAHAN - AFTERNOON
Roy dan Nalea tiba di lokasi kemah. Roy menurunkan ALAT KEMPING nya.
ROY
Oke, kita udah sampai. Langsung bangun tenda yuk, sebelum malem.
NALEA
Ayah aja deh, aku capek.
ROY
Yaudah...
Nalea duduk di rumput. Roy menyiapkan TENDA. Nalea melihat pemandangan hutan, ia memejamkan mata dan terdengar suara dirinya dan Roy di masa lalu,
NALEA (5 TAHUN) (V.O.)
Ayah gendong!
ROY (V.O.)
Ayo sini, ups, agh... oke, gimana pemandangannya? Jadi lebih keliatan kan'?
NALEA (5 TAHUN) (V.O.)
Aku jadi tinggi! Hore jadi tinggi!
YULI (V.O.)
Awas jatuh sayang!
Nalea membuka matanya dan melihat Roy yang sibuk mendirikan TENDA sendirian, ia pun tersenyum.
EXT. LOKASI KEMAH - HUTAN PERKEMAHAN - NIGHT
Roy dan Nalea sedang duduk di sekitar api unggun. Mereka sedang memasak air panas.
ROY
Hari ini kita makan yang instan-instan dulu yah, besok kita mancing terus bikin ikan bakar.
NALEA
Danaunya masih ada?
ROY
Ada, cuma gak sebersih dulu sih.
NALEA
Aku pengen liat danaunya.
ROY
Besok pagi kita ke sana.
Beat.
ROY
Gimana ibu di rumah?
NALEA
Gitu aja. Cerewet.
Roy tersenyum.
ROY
Gak berubah ya?
Nalea mengangguk.
ROY
...kalo suaminya?
NALEA
Papah? Papah baik banget, suka beliin apa yang aku minta.
ROY
Hmm...
Roy terlihat sedih, Nalea jadi merasa bersalah.
NALEA
Sorry...
ROY
Kenapa? Ayah seneng papah baru kamu baik. Harusnya ayah yang minta maaf, gak bisa kasih apa yang kamu minta... gak pernah ajak kamu naik pesawat juga.
NALEA
(menggumam)
Yang aku minta sih cuma satu...
ROY
Kenapa?
NALEA
Enggak...
Beat.
ROY
Malem gini di api unggun, enaknya cerita hantu ya?
NALEA
Enggak ah! enggak! Aku takut!
ROY
Masa? Kamu kan' udah gede?
NALEA
Jangan!
ROY
Suatu malam yang sepi...
NALEA
(menutup telinga)
Stop Yah! aku gak mau denger!
Roy tertawa.
INT. DALAM KEMAH - MORNING
Nalea baru bangun tidur. Ia mendengar suara Roy di luar tenda.
ROY (O.S.)
Lea? Udah bangun?
EXT. LOKASI KEMAH - HUTAN PERKEMAHAN - MORNING
Nalea menjulurkan kepalanya dari dalam tenda. Roy sedang menyiapkan alat memancingnya.
ROY
Pagi ini kita cari ikan buat sarapan!
NALEA
Kenapa gak bikin mie instan aja biar simpel?
ROY
Kalo laper, jadi makin semangat cari ikannya, ayo!
Nalea mendecak kesal.
NALEA
Masih ngantuk...
EXT. PEMANCINGAN DI HUTAN PERKEMAHAN - MORNING
Kita melihat danau tempat memancing yang cukup luas, ada sebuah keluarga besar yang memancing agak jauh di sana. Roy dan Nalea berjalan ke tepi danau, Roy menyiapkan alat pancing.
Salah satu anggota keluarga melambaikan tangan, dia adalah BENI (40an). Roy membalas lambaian tangan Beni, Beni pun mendekat, membawa SPINNER BAIT.
BENI
Pertama kali mancing di sini?
ROY
Oh enggak... Sepuluh tahun lalu, kita pernah ke sini.
BENI
Sepuluh tahun lalu? Banyak yang berubah di sini, sekarang ikan-ikan di sini kebanyakan gabus, mereka suka umpan kaya gini nih (memperlihatkan SPINNER BAIT). Ini, saya bagi satu. (memberikan SPINNER BAIT)
ROY
(senyum)
Oh, gak usah repot-repot.
BENI
Gak apa-apa, kita senang bantu orang mancing di sini, saya sama keluarga saya hampir tiap bulan ke sini.
ROY
Oh ya?
BENI
Ya, kita punya villa, di sana (menunjuk sebuah arah). Mampir kapan-kapan.
ROY
Ya, kita mampir nanti.
BENI
(senyum)
Oke. Oh, jadi lupa, saya Beni. (menjulurkan tangan)
Roy dan Beni berjabatan.
ROY
Roy. Dan ini anak saya, Nalea.
BENI
(ke Nalea)
Hei, om juga punya anak yang seumuran, laki-laki tapi, tuh liat, dia lagi mancing sama omanya (menunjuk ke keluarganya), nanti main yah?
Nalea mengangguk. Beni tertawa.
BENI
Kalau gitu saya pamit dulu, semoga dapet ikan banyak.
ROY
Iya, terima kasih.
Beni pergi bergabung dengan keluarganya, kita melihat dari jauh, Beni menceritakan Roy dan Nalea ke anggota keluarganya, mereka melihat Roy dan saling lempar senyum.
ROY
Seru ya, sekeluarga besar liburan kayak gitu. Kaya bawa satu RT.
Nalea diam saja.
ROY
Oh, kamu pasti udah laper ya? Ayo kita mulai mancing...
LATER -- Roy sudah mendapatkan beberapa ikan gabus.
ROY
Wogh! kita dapet lagi, mantep bener umpannya!
NALEA
Aku yah, aku yah!
ROY
(memberikan pancingan)
Oke ini, hati-hati... ulur.... TARIK!
Mereka tertawa, lalu terdengar suara TERIAKAN dari arah keluarga Beni. Terjadi keributan di sana, terlihat seseorang mengamuk dan menyerang salah satu anggota keluarga, lalu anggota keluarga yang lain balik menyerang dan memukulinya. Roy pun berusaha mendekat untuk mencari tahu.
ROY
(ke Nalea)
Kamu tunggu di sini.
Saat mendekat, kita melihat seorang PRIA TERINFEKSI (30-an) terbaring dan mengeluarkan DARAH HITAM. Tubuh Beni terciprat DARAH HITAM, ia ngos-ngosan.
BENI
Eh, Roy. (mengumpulkan nafas) Kita diserang orang gila barusan. Dia tiba-tiba mukul anak saya. Keras banget. (menendang tubuh si terinfeksi) Setan lu!
ANAK LELAKI (13) beni terus menangis dengan kepala yang BERDARAH.
ROY
(ke terinfeksi)
Darahnya, kenapa hitam?
Beni menggelengkan kepala. NENEK MAGNOLIA dari keluarga Beni (60an) berbicara,
NENEK MAGNOLIA
Ibu jadi khawatir, Beni, coba kamu cari tahu keluar hutan.
BENI
Iya, ada yang gak beres ini.
ROY
Saya ikut kalo gitu.
BENI
Oke, ayo.
EXT. PINTU MASUK HUTAN PERKEMAHAN - DAY
Roy dan Beni berjalan di depan, Nalea ngos-ngosan di belakang.
ROY
(ke Nalea)
Udah ayah bilang buat tungguin sama keluarganya om Beni.
NALEA
Enggak Yah... aku mau... cari sinyal...
BENI
Sebentar lagi kita sampai.
LATER -- Kita melihat beberapa mayat tergeletak, darah mereka hitam. Semuanya mempunyai luka di kepala. Roy memeriksa salah satunya.
ROY
Sama kayak yang tadi. Nalea, jangan lihat mayatnya!
Nalea memeriksa hapenya yang kini sudah ada sedikit sinyal.
NALEA
Ayah, lihat!
Nalea menunjukan VIDEO suasana kota di hapenya, banyak terinfeksi berkeliaran, mengamuk, menghancurkan mobil dan mengejar orang-orang normal. Tidak seperi zombie, gerakan mereka sangat cepat sehingga banyak korban berjatuhan. Roy melihatnya dengan mata tak percaya.
ROY
Ko' bisa gini...
NALEA
Katanya ini gara-gara virus, Black Virus...
ROY
Virus... tutup wajah kamu pake sapu tangan. Jangan pegang apa-apa.
Roy dan Nalea menutup wajah mereka dengan sapu tangan.
BENI (O.S.)
Ada yang masih hidup! Darahnya merah.
Kita melihat di depan batang pohon, seorang PRIA TERLUKA (30an) duduk bersandar sambil mengenggam sebuah GOLOK dan menutupi luka di perutnya. Roy dan Beni mendekatinya dengan waspada.
PRIA TERLUKA
Kalian... bukan monster...
ROY
Monster?
PRIA TERLUKA
Mereka... (ke mayat-mayat terinfeksi), monster. Banyak yang datang dari kota... Mereka nyerang manusia normal... Cuma berhenti kalo kita hancurin otaknya...
ROY
Anda luka pak, kita bakal bantu.
PRIA TERLUKA
Gak, gak, bentar lagi saya mati...
Pria terluka membuka tangan yang menupi luka perut dan kita melihat USUS yang keluar, Roy dan Beni melihat ngeri.
PRIA TERLUKA
Lebih baik kalian sembunyi di hutan... Di kota udah kacau semua. Banyak orang mati. Tunggu aja di hutan, sampai pemerintah bisa kendaliin situasinya...
Roy dan Beni saling lihat.
EXT. DALAM HUTAN PERKEMAHAN - DAY
Roy, Nalea dan Beni berjalan dengan penuh pertanyaan dalam kepala mereka.
BENI
Harusnya kita bantu orang tadi.
ROY
Kita gak punya alatnya.
BENI
Bukan, kita bantu dia lepas dari penderitaannya.
ROY
Maksud pak Beni...
BENI
Mercy Killing.
NALEA
(ke Roy)
Mercy Killing?
Roy terdiam.
ROY
Saya gak siap bunuh orang.
BENI
Di situasi darurat kayak gini, kamu harus selalu siap.
Beni berjalan duluan, meninggalkan Roy yang bimbang.