Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
YOUR GUARDIAN
Suka
Favorit
Bagikan
1. ACT 1 PAGE 1-10

YOUR GUARDIAN

By Reiga Sanskara (Draft 1)

FADE IN :

EXT. PASAR - JAKARTA - DAY

ESTABLISHING SHOT pasar yang ramai, di sana banyak penjual hewan-hewan eksotis untuk dikonsumsi seperti ULAR, KALAJENGKING, KELELAWAR, dan lain-lain.  

Kita melihat orang yang menguliti ULAR KOBRA dan menjadikannya SATE ULAR, namun ada satu sate yang masih kurang matang.

Seorang pria bernama RUDI (40-an) memesan SATE ULAR yang kurang matang itu lalu memakannya sambil berjalan.

EXT/INT. MOBIL - JALANAN KOTA - DAY

Di dalam mobilnya, Rudi masih melahap SATE ULAR. Ia TERSEDAK lalu meminum sebotol air mineral. Jalanan macet saat itu, lama-lama Rudi jadi tampak gelisah. Di wajahnya mulai muncul URAT-URAT HITAM. Tiba-tiba PENGENDARA MOBIL pria (40-an) di belakang MEMBUNYIKAN KLAKSON nya.

PENGENDARA MOBIL

MAJU WOY!

Rudi semakin gelisah dan sesak nafas. Pengendara di belakang tak henti-hentinya MEMBUNYIKAN KLAKSON agar Rudi cepat maju. Mata Rudi MENGHITAM dan mengeluarkan AIR MATA HITAM. 

Tiba-tiba ia BERTERIAK dan MEMUKUL-MUKUL stirnya seperti orang gila yang MENGAMUK. Sedangkan Pengendara mobil di belakang terus MEMBUNYIKAN KLAKSON sambil mengucapkan kata-kata kasar.

Rudi segera melepas sabuk pengaman, mengambil TUSUKAN SATE ULAR yang terbuat dari kayu runcing di sampingnya, lalu keluar mobil.

Ia mendekati si Pengendara mobil yang jendelanya terbuka dan langsung MENANCAPKAN TUSUKAN SATE berulangkali ke lehernya hingga DARAH bermuncratan kemana-mana. Semua orang di sana berteriak dan panik.

INT. RUMAH ROY - DAY

Kita melihat isi sebuah rumah kecil yang berantakan dan kotor. Ada FOTO ROY (30-an) sedang menggendong seorang anak perempuan, NALEA (5) dengan latar belakang pepohonan rindang. Mereka tampak bahagia.

Suara BEL BERBUNYI beberapa kali, Roy yang sedang santai menonton TV di sofa, dengan malas membuka pintu di bunyi bel yang ketiga.

EXT. DEPAN RUMAH ROY - CONTINUOUS

Roy kaget ketika di depan rumahnya ada NALEA (13) sang putri yang beranjak remaja membawa tas dorong besar.

ROY

Lho? Nalea?

NALEA

Lama amat sih Yah, bukanya?!

ROY

Kamu sama siapa ke sini?

Nalea menunjuk ke arah YULI (30-an) ibunya dan JOHAN (40-an) ayah tirinya yang menunggu di dalam sebuah mobil mewah di depan pagar rumah ROY. Di depan mobil mewah mereka ada MOBIL SUV KOTOR Roy yang sering ia gunakan sebagai taksi online. Johan MEMBUNYIKAN KLAKSON. Roy mengangkat tangannya dan tersenyum maksa.

ROY

Ibu kamu gak ke sini dulu?

NALEA

Enggak, katanya mau langsung ke airport.

ROY

Airport? Mau ke mana?

NALEA

Ke Afrika.

ROY

(sedikit tertawa)

Afrika? jauh amat. Mau ngapain?

NALEA

Mau safari buat ngisi liburan.

ROY

Oh... terus, kenapa kamu gak ikut?

NALEA

Aku takut naik pesawat.

ROY

Takut naik pesawat? ko' ayah baru tau.

NALEA

Ayah jarang ajak aku naik pesawat jadi mana tau.

ROY

Iya sih... sorry.

NALEA

Jadi... aku bilang ke mama sama papah, seminggu ini aku mau liburan sama ayah aja.

ROY

Tapi ko' gak bilang-bilang dulu sih? mau bikin suprise ya? hayo?

NALEA

Aku mutusinnya waktu di jalan. Tadinya sih mau ikut, tapi... dipikir-pikir lagi aku emang takut naik pesawat.

ROY

Oh...

NALEA

Mama bilang, 'titip Nalea seminggu'.

Nalea mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, sebuah AMPLOP berisi uang dan memberikannya kepada Roy.

NALEA

Dari papah.

Roy mengangkat tangannya.

ROY

Gak usah, kamu simpen aja.

Yuli menghela nafas melihat Roy tak mau menerima amplop.

YULI

Dasar keras kepala, yuk ah berangkat.

Mobil pun melaju.

YULI

(dari dalam mobil ke Nalea)

Sayang, baik-baik ya! Nanti mama kabarin lagi kalau udah sampai!

NALEA

(ke Yuli)

IYA MAH!

Roy mengajak Nalea masuk ke rumahnya.

ROY

Mari masuk, tuan puteri...

INT. RUMAH ROY - CONTINUOUS

Nalea melihat sekeliling rumah sang ayah yang kotor dan sempit. Ia mengangkat CELANA DALAM ayahnya dari sofa menggunakan dua jari lalu melemparnya jauh sebelum ia duduk di sana.

Roy memungut CELANA DALAMNYA.

ROY

Maaf, hehe. Ayah belum sempet beres-beres. Kamu mendadak sih datengnya.

Roy pergi ke dapur.

ROY (O.S.)

Mau minum apa Na?

NALEA

Jus jeruk!

ROY (O.S.)

Ehm... jerus jeruknya lagi gak ada.

NALEA

Susu strawberry!

ROY (O.S.)

...Susu strawberry juga gak ada.

NALEA

Apa aja deh.

ROY (O.S.)

Teh celup aja ya? Pake gula.

Nalea menghela nafas.

Roy datang dengan membawa segelas teh celup manis dan duduk di depan Nalea. Mereka saling pandang dengan kikuk, Nalea meminum teh celupnya.

ROY

Jadi... nanti selama di sini, kamu ngapain ya?

Nalea mengangkat bahu.

ROY

Gak ada yang menarik sih di sini, palingan cuma tv. Oh! Ayah inget!

Roy segera berjalan menuju sebuah laci lemari, lalu mengambil sebuah MONOPOLI di dalamnya.

ROY

Liburan seminggu kita main ini aja? Gimana? Dulu kamu suka kan', walau gak ngerti peraturannya?

Nalea memutar matanya.

NALEA

Please deh yah. Seminggu ini aku mau main hape aja sama nonton di laptop. Jarang-jarang bisa bebas tanpa mama yang suka ngomel-ngomel di rumah.

ROY

Mama kamu suka ngomel-ngomel? kayak gimana emang?

Nalea menghela nafas, memainkan hapenya.

NALEA

Males ah ceritanya...

Beat. Roy melihat sekeliling. Ia mengambil sebuah FIGURA di atas meja, berisi FOTO saat Nalea masih balita. 

ROY

Liat deh Na, ini foto waktu kamu masih kecil. Dulu manja banget sama ayah.

Nalea hanya meliriknya sekilas sambil sibuk chatting.

NALEA

Hmm...

Roy beralih ke FOTO-FOTO lainnya di sana. Kebanyakan FOTO saat Nalea masih balita.

ROY

Terus ini... waktu kamu ulang tahun yang ke tiga. Ini yang ke empat... ini yang ke lima...

Roy memandang lama sebuah FOTO saat ia menggendong Nalea di hutan.

ROY

Eh, inget ini ga Na, waktu ayah ngajak kamu ke hutan dulu? kamu seneng banget waktu itu. (menunjukan foto ke Nalea)

Nalea tampak sedang mengingat-ingat.

NALEA

Oh iya, waktu itu kita pernah bikin kemah, mancing, terus makan ikan bakar!

ROY

Iya! seru ya?!

Beat.

ROY

Gimana kalo kita ke sana lagi?!

NALEA

Hah? kemah di hutan? Hari ini?

ROY

Iya.

NALEA

Enggak deh yah, ribet. Banyak serangga juga.

ROY

(menghela nafas)

Yaudah... kalo gitu. Padahal kayanya seru lho, apalagi musim liburan kayak gini, pasti banyak juga yang ke sana. Kali aja kamu ketemu... temen cowok. (menggoda)

NALEA

Apa sih Yah...

Roy meletakan kembali fotonya, Nalea melihat ke sekeliling.

NALEA

Oh iya, nanti aku tidur di mana?

Roy berjalan ke satu-satunya kamar tidur di rumah kecil itu.

ROY

Paling di sini, kamar ayah. Kamar yang lain udah jadi gudang soalnya.

Nalea berjalan dan melihat-lihat kamar itu, sangat kotor, bau dan berantakan.

NALEA

...Mending aku kemah di hutan deh.

INT. KANTOR - LAB PENELITIAN VIRUS - JAKARTA - DAY

Seorang peneliti virus wanita bernama MITA (30an) sedang menonton film korea (Train to Busan) di laptop, temannya SANTI (30an) masuk ruangan dan melepas APD nya, lalu menepuknya dari belakang.

SANTI

Drakor terus lu!

MITA

Drakor? Lagi nonton film zombie kali. Lagian semua kerjaan gue udah beres, bebas dong mau ngapain aja.

SANTI

Iya lah terserah, film zombie tentang apaan Mit?

MITA

Tentang zombie lah!

SANTI

IYA MAKSUD GUE, ceritanya kayak gimana.

MITA

Tentang ayah yang lindungin anaknya dari zombie di kereta. Suka deh gue cowok model gini. Walau filmnya udah agak lama sih.

SANTI

Gue serem ih sama zombie-zombiean.

MITA

(mendengus)

Santi, kita itu kerja di lab virus, jadi kalo suatu hari ada virus zombie mewabah, dan harus diteliti, kita bakal jadi garda terdepannya. Jadi biasain diri lu. 

SANTI

Hey, gue bukan zombie freak kayak lu ya? yang motivasinya kerja di sini berharap bakal ada virus zombie kayak di film-film.

MITA

(tertawa)

Gue masih muda banget waktu itu, ya ampun. Sekarang motivasi gue beneran pengen bikin vaksin buat sembuhin orang-orang dari wabah virus.

SANTI

Tapi Mit--

Tiba-tiba pintu terbuka, muncul seorang PENELITI SENIOR dengan Hazmat APD lengkap.

PENELITI SENIOR

Mita, Santi, pake APD kalian, kita bakal kedatangan tamu istimewa.

MITA

Tamu?

PENELITI SENIOR

Ada orang kena virus aneh di kota, rumah sakit gak bisa deteksi, kemungkinan virus jenis baru. Objek jadi agresif dan tubuhnya menghitam. Ayo cepat, datang ke depan nanti.

Peneliti senior pergi. Mita dan Santi saling pandang dengan kebingungan.

SANTI

Gila. Zombie beneran?

INT. MOBIL AMBULAN - DAY

Rudi yang tubuhnya semakin dipenuhi URAT HITAM meronta-ronta, berusaha melepaskan ikatannya di atas tandu. Dua perawat di sampingnya yang memakai APD lengkap, memasang wajah cemas.

PERAWAT A

Lu kenceng kan' iket dia?

PERAWAT B mengangguk. Mobil ambulan berhenti.

SOPIR AMBULAN (O.S.)

Macet!

Perawat A mendecak kesal.

PERAWAT A

Gue baru pertama kali liat pasien kayak gini. Menurut lu dia kenapa?

Beat.

PERAWAT B

Dia jadi berubah kayak iblis.

Kita melihat wajah Rudi yang dipenuhi URAT HITAM, air liurnya hitam dan pupil hitam matanya membesar. Ia tak henti MERONTA-RONTA.

Dan tiba-tiba saja ikatan Rudi TERLEPAS, tenaganya jadi sangat kuat. Dua perawat panik dan ketakutan. Rudi menyerang Perawat B, sementara perawat A membuka pintu belakang dan kabur dari ambulan.

EXT. BUNDARAN HI - JAKARTA - CONTINUOUS

Dengan panik perawat A menutup pintu, lalu meminta semua orang di sana untuk menjauh.

PERAWAT A

MENJAUH! MENJAUH SEMUANYA! BAHAYA! MENJAUH!

Orang-orang kebingungan. Lalu pintu mobil ambulan TERHEMPAS, dari dalam keluar Rudi yang MENGGILA, MENYERANG siapapun di sekitarnya termasuk seorang PENGAMEN.

PETUGAS POLISI yang mengawal langsung MENEMBAKAN SENJATA API ke kaki Rudi, namun ia tak merasa sakit sama sekali, Rudi segera BERLARI ke arah petugas dan MENGGIGITNYA.

Pengamen yang tersungkur, tiba-tiba bangkit kembali dan menjadi agresif seperti Rudi, ia MENYERANG orang di jalanan dan MENGGIGIT mereka. Dari dalam ambulan, Perawat B pun menjadi agresif dan MENYERANG Perawat A. Suasana menjadi sangat kacau saat itu. Seorang petugas polisi melapor lewat radio.

PETUGAS POLISI

(radio)

SEPULUH TIGA-TIGA, KONDISI DARURAT DI BUNDARAN HI, OBJEK YANG TERINFEKSI VIRUS MENGAMUK, SEPULUH TIGA-TIGA, SEGERA KIRIMKAN BANTUAN KE LOKASI! 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar