Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ACT 1
1. INT. LORONG SEKOLAH - DAY
Di depan lemari loker, Vinia dan Jun bersebelahan. Mereka sedang meletakkan sesuatu, lalu ketika sadar bersamaan menutup pintunya, mereka bertemu pandang. Vinia menatap dingin. Jun memandang bingung. Lalu tanpa mengatakan apa-apa, Vinia masuk ke kelas, mengabaikan Jun yang tertegun.
CUT TO:
2. INT. KELAS - DAY
Di kelas, Shan dan Jun duduk berhadapan sambil mengerjakan tugas.
SHAN
Dia itu masuk 3 hari yang lalu.
JUN
Kenapa dia begitu sih? Aneh banget. Rambutnya nutupin mata gitu, udah kayak kuntilanak dah. Tadi gue ketemu dia di depan loker, kaget njir.
SHAN
Lu tahu nggak, anak-anak pada ngiradia sakit jiwa loh.
JUN
Tahu. Gue baru dateng aja tadi pagi si Rainie udah koar-koar soal anak baru itu.
SHAN
Koar-koar apa?
JUN
Itu, katanya Vinia itu gangguan jiwa. Karena dari awal nggak pernah ngomong sama orang.
SHAN
Ya itu kerjaannya si Rainie. Dia itu cuman pendiem aja gara-gara ayahnya.
JUN
Ayahnya? Kenapa?
SHAN
Lah, lu nggak tahu ayahnya siapa?
JUN
Ya lu pikir? Gue abis dari Spanyol, nggak tahu apa-apa soal kelas.
SHAN
Vinia William. Putri dari Robert William, pianis dari Sydney yang baru aja meninggal 3 bulan yang lalu. Lu nggak tahu?
JUN
(terdiam di pandangannya)
Demi apa..? Kenapa dia bisa ke sini? Bukannya mereka tinggal di Sydney?
SHAN
Gue nggak tahu kalau itu.
JUN
(terdiam dalam keheranan)
Jun menoleh ke arah Vinia yang duduk di belakang. Gadis itu sedang sibuk menggambar dengan wajah tertutup poni rambutnya.
Note
Pada dasarnya Jun penggemar Robert Wiliam karena cara bermain Robert mirip F.Chopin, pianis legendaris favoritnya.
Jun pun bangkit dan menghampiri meja Vinia. Tapi tanpa sengaja, waktu ia sudah mendekat, seseorang dari belakang ada yang berlari dan menabraknya. Menyenggol buku-buku di meja Vinia yang bertumpuk. Rainie yang baru masuk kelas seketika melihat itu dan memungut sesuatu yang jatuh dari tumpukan buku. Vinia terkejut kecil, tapi reaksinya hanya menatap dingin ke arah Jun waktu mendapati Rainie memungutnya.
RAINIE
(membalikkan bungkus kertas obat yang ada tulisan nama Rumah sakit)
Ini apa ya..?
Jun, dan semua orang yang melihat kejadian itu memusatkan perhatian pada sebungkus obat yang Rainie pegang.
RAINIE
(membaca alamat dibungkusan obat)
Jalan Tamsui Barat, Rumah Sakit Jiwa, Chang Shing?
Semua orang menoleh ke arah Vinia. Vinia tidak membalas tatapannya.
RAINIE
(memandang sekitar sambil nunjukin bungkus obat)
Guys, ini serius...
Rainie menatap vinia aneh, beserta seluruh teman-temannya yang ikut menatap ragu.
RAINIE
Jun, lihat kan? Gue bilang apa? Dia punya kelainan jiwa, dia--
Vinia berdiri lalu merampas bungkusan dari tangan Rainie dengan kasar, buru-buru pergi dari situ. Jun mau nyusul, tapi Shan nahan dia. Sementara Rainie menganga sambil memandangi Vinia yang keluar kelas, dan orang-orang mulai berbisik riuh tentang keanehan itu.
RAINIE
Jun! Benerkan?! Anak baru itu sakit jiwa! Percuma papa nya terkenal tapi ngga bisa didik anak.
Tapi jun hanya mengabaikan dan ikut keluar kelas. Di susul Rainie yang menghentakkan kakinya kesal, tidak mendapat perhatian Jun.
3. EXT. TERAS LOBI - DAY
Jun dan Shan berjalan berdampingan hendak menuju taman. Bubaran kelas, bersama anak-anak murid yang lain memenuhi lobi.
SHAN
Gue males ke perpustakaan nih, cari di internet aja ya?
JUN
(merogoh-rogoh saku celana)
Bentar, hape gue...
SHAN
(memandangi Jun yang cari-cari hapenya)
Jangan bilang...
JUN
Ah, tadi gue abis naro buku sejarah di loker, terus.. Oh! Di kolong meja. Bentar-bentar gue ambil hape gue dulu
SHAN
(menatap Jun malas)
Di mana?
JUN
Di kelas musik. Udah lo tunggu sini aja, ntar gue nyusul.
SHAN
(mendesah malas)
Ah lu kebiasaan, yaudah gue duluan. Ntar langsung ke DPR aja. (Di bawah Pohon Rindang)
Jun mengangguk, lalu dia menelusuri lorong ke gedung kejuruan.
4. INT. LORONG GEDUNG KEJURUAN - DAY
Gedung kejuruan sudah sepi, jun yang sudah dekat dengan kelas tiba-tiba mendengar suara alunan piano. Ia memastikan dari mana arah datangnya, dan ketika mendekati kelas, suara itu semakin jelas. Jun mengintip lewat jendela, dan di dalam kelas, duduk Vinia dengan seorang pria yang berdiri di belakangnya. Vinia sedang duduk di kursi piano, musiknya tiba-tiba berhenti. Jun melihat pria itu kini agak membungkuk, seakan-akan mencium rambut Vinia. Karena posisinya membelakangi, Jun tidak menyadari apa-apa. Tapi ketika ia melihat punggung Vinia seperti sesenggukan, jun baru menyadari sesuatu. Ia langsung masuk ke kelas dan memergoki guru bahasa inggrisnya, Mister Lucas ternyata sedang melecehkan Vinia.
JUN
Mister!
MISTER LUCAS
(seketika langsung berdiri tegap dan melangkah mundur dari tubuh vinia)
Tubuh vinia bergetar, kepalanya menunduk. Rompi seragam vinia membuka. Mister lucas melotot panik melihat Jun.
MISTER LUCAS
Nga-ngapain kamu!?
JUN
(menyipitkan mata)
Bukannya harusnya saya yang bertanya sama mister ya? Jun melihat Vinia semakin menunduk, ia terisak. Di meja guru, Jun mengambil sebuah cutter kecil lalu pelan-pelan berjalan ke arah Mister Lucas.
JUN
Mister Lucas.. Ternyata, mister selain bisa manis terhadap murid-murid, keahilan mister yang lain adalah seperti ini ya..?
MISTER LUCAS
(langkah mundurnya seperti gemetaran)
A--apa maksud kamu? Itu cutter--mau apa? Jangan macam-macam.
JUN
(melirik tajam ke arah pria itu lalu tersenyum miring)
Jangan macam-macam? Bukannya harusnya saya yang bilang begitu ke mister ya? Suara cutter melengking di tengah kelas yang kosong. Kaki gemetar mister lucas semakin mundur dan menjauhi Vinia. Ia hampir mencapai pintu kelas.
MISTER LUCAS
Kamu--jangan mentang-mentang banyak prestasi bisa seenaknya belagu ya. Saya nggak melakukan apa-apa!
JUN
(menghentikan cutter yang dimainkannya)
Nggak melakukan apa-apa ya? Lalu kalau nggak, kenapa mister gemetaran begitu? Kenapa anda seperti mau kabur? Apa mister menipu diri sendiri? Asal mister tahu ya, saya berdiri di luar sana sejak lima menit anda berdiri di belakang dia dan--
MISTER LUCAS
Bajingan! Lihat nanti kamu ya! Mister lucas segera berlari keluar ruangan dan Jun dengan bingung melihat pria itu lari terbirit-birit. Ia segera menoleh ke arah Vinia dan menghampiri gadis yang masih duduk di kursi piano dengan isak tangisnya.
JUN
(memperhatikan Vinia sejenak)
Vinia..?
VINIA
(masih menunduk)
JUN
Lo.. Nggak apa-apa?
VINIA
(isakannya agak mereda. lalu pelan-pelan dia melihat ke arah Jun dengan mata merah)
JUN
(menatap Vinia prihatin)
Mister lucas... Kalo nggak lihat lo, gue nggak tahu kalau dia kayak gitu..
VINIA
(menunduk kembali, menghapus air mata dengan tangannya)
JUN
Kenapa sih nggak teriak? Atau seenggaknya bereaksi sedikit? Kalau misalnya tadi gue nggak dateng, lu gimana coba?
VINIA
(mengangkat wajah, melihat ke arah Jun dengan tatapan dingin)
JUN
(jun balas menatap bingung dan bertanya-tanya)
VINIA
Kamu datang atau nggak, semuanya udah terlambat.
Jun menganga, lalu Vinia langsung beranjak pergi meninggalkan Jun yang terkejut bukan main.
5. INT. KELAS MUSIK - DAY
Kelas musik siang itu pelajaran setelah makan siang. Jun dan Shan sedang mengerjakan tugas kelas normatif, tiba-tiba Rainie dan teman-teman se-gengnya muncul sambil berteriak.
RAINIE
Guys! Breaking news! Mister Lucas mulai hari ini nggak akan ngajar lagi di sini! Semua orang berbisik-bisik kaget. Teman-teman di kelas seketika ricuh bertanya-tanya kenapa. Sementara itu, Jun menoleh ke arah Vinia di belakang. Ia melihat Vinia mendengar itu juga, tapi ketika mereka bertemu pandang,Vinia hanya diam saja.
CUT TO:
(gulir untuk part 2)