Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Jun mempercayai sebuah dongeng tua dari era musik 18 tentang potongan asli lagu Black Keys jika digabungkan dengan The Butterfly, maka akan menghasilkan sebuah melodi baru langka yang hanya dimiliki dua orang di dunia. Konon, siapapun yang memiliki kedua potongan itu dan berhasil menyatukannya, niscaya hubungan mereka akan abadi hingga melewati satu kehidupan.
Hanya saja, niat besarnya itu dibelokkan Vinia, anak baru di kelas musik yang justru mengatakan itu semua hanya dongeng belaka. Padahal semua orang tahu kalau Vinia adalah Puteri dari Pianis terkenal itu. Jun rasa, alih-alih tidak mempercayai dongeng itu, Vinia sebenarnya hanya menutupi sesuatu. Antara rasa kepercayaannya terhadap dongeng, atau tentang luka batin yang membuatnya tak mempercayai cerita penuh harapan. Karena sepeninggal ayahnya yang cukup membatin, Vinia tak berniat melakukan apa-apa selain bermain piano.
Tapi, benarkah Vinia tak mempercayai dongeng itu? Ketika tahu Jun adalah pemilik Black Keys, Vinia langsung ketakutan karena ia ingin segera menghindari kenyataan pahit yang ada di masa depan. Bahwa Jun bukan hanya pematah dongeng indah itu, melainkan penghancur harapan Vinia yang hampir terbentuk setelah sekian lama.
Premis
Jun yang mempercayai dongeng kuno tentang potongan lagu Black Keys jika disatukan dengan The Butterfly maka akan membentuk sebuah hubungan abadi antar pemiliknya, yang menurut Vinia itu semua cuma bualan tapi sebenarnya diam-diam Vinia cuma takut itu semua benar adanya karena pengaruh Jun yang terus mendorongnya untuk masuk ke dalam kehidupan baru setelah ayahnya meninggal.
Pengenalan Tokoh
Jun mempercayai sebuah dongeng tua dari era musik 18 tentang potongan asli lagu Black Keys jika digabungkan dengan The Butterfly, maka akan menghasilkan sebuah melodi baru langka yang hanya dimiliki dua orang di dunia. Konon, siapapun yang memiliki kedua potongan itu dan berhasil menyatukannya, niscaya hubungan mereka akan abadi hingga melewati satu kehidupan.
Hanya saja, niat besarnya itu dibelokkan Vinia, anak baru di kelas musik yang justru mengatakan itu semua hanya dongeng belaka. Padahal semua orang tahu kalau Vinia adalah Puteri dari Pianis terkenal itu. Jun rasa, alih-alih tidak mempercayai dongeng itu, Vinia sebenarnya hanya menutupi sesuatu. Antara rasa kepercayaannya terhadap dongeng, atau tentang luka batin yang membuatnya tak mempercayai cerita penuh harapan. Karena sepeninggal ayahnya yang cukup membatin, Vinia tak berniat melakukan apa-apa selain bermain piano.
Tapi, kehadian Jun membuat Vinia jadi mau tidak mau mengalami keseharian baru di hidupnya. Lomba di Polandia adalah tujuan mereka berdua karena Vinia yang sebenarnya terlalu percaya pada dongeng itu--secara tidak langsung--percaya dengan Jun yang selama ini selalu mendorongnya untuk merasakan luka masa lalu. Ia yang masih tidak terima akan kematian ayahnya pelan-pelan bisa menerima perasaan itu. Dan itu semua dibantu oleh Jun.
Hanya saja, karena kanker lambungnya, Jun tinggal memiliki waktu 3 bulan untuk menyelesaikan lomba bersama Vinia memainkan Neige Printemps, melodi baru setelah menggabungkan Black Keys milik Jun dan The Butterfly punya Vinia. Dan untuk terakhir kalinya, membuat Vinia bisa menerima keadaan dirinya yang semakin kuat menghadapi masa depan sebagai pianis dengan memegang kepercayaan kuat-kuat kalau dongeng itu nyata adanya.