Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
The Tale of Piano: Neige de Printemps
Suka
Favorit
Bagikan
4. ACT 1 - Part 4

21. EXT. JALANAN KOMPLEKS PERUMAHAN - DAY

Vinia berjalan beberapa jarak dari Jun yang ikutin dia di belakang. Pas sampai depan pagar rumah, dia menoleh dan mendapati Jun masih menelusuri gang. Dia menunggu beberapa saat. Jun yang menyadari itu tersenyum kecil dan mendekat ke depan pagar.

JUN

Nyokap lo ada di rumah, kan?

VINIA

(membuka pagar dan berjalan masuk)

Nggak tahu.

22. INT. RUANG TAMU - DAY

Jun agak terdiam beberapa saat waktu Vinia masuk ke rumahnya. Dia melepas sepatu di teras dan Jun mengikutinya. Pas Vinia membuka pintu, Jun mengikuti dengan langkah pelan di belakangnya. Dia sejenak memandangi ruang tamu kecil rumah Vinia.

VINIA

(nunjuk sofa)

Tunggu di situ

Dari dapur, ibu vinia masuk ke ruang tamu lalu terdiam bingung melihat Jun dan Vinia. Jun langsung berjalan ke belakang Vinia dan tersenyum.

JUN

(tersenyum)

Sore tante, saya Jun, teman kelas Vinia Ibu Vinia memandang Vinia yang melengos.

IBU VINIA

(agak tergagap sebentar)

Oh.. Ya, saya mamanya. Ada.. Apa?

Ibu vinia sesekali melihat ke Vinia, tapi gadis itu bergeming. Jun ikut menunggu Vinia bicara tapi ia merasa Vinia tidak berencana membuka suara.

JUN

(berdeham sekali)

Eh, begini tante, saya mau bilang soal kompetisi yang di Polandia itu, kalau... Saya berharap Vinia bisa ikut dan menemani saya ke sana sebagai perwakilan sekolah..

Hening beberapa detik, ibu Vinia menatap Jun sambil mengerjap heran. Kemudian dia beralih ke Vinia lalu menghela napas kecil sambil tersenyum ke arah Jun.

IBU VINIA

Soal itu, saya sudah bilang ke Pak Chan kalau Vinia tidak saya ijinkan ikut karena dia masih dalam perawatan--

VINIA

(mengangkat wajah dan menatap ibu tajam)

Nggak.

Jun memandangi Vinia dari belakang dengan bingung, rautnya berpindah-pindah dari Vinia ke ibu Vinia.

IBU VINIA

(balas menatap dengan kedua alis menaik)

Kita sudah diskusikan hal ini, Vinia. Mama nggak mau kamu--

VINIA

(terus menatap tajam)

Di mana formulirku?

Ibu vinia melotot ke arah Vinia karena kaget, dia lalu beralih ke arah Jun yang tertegun diam di tempat.

IBU VINIA

Vinia, mama nggak--

VINIA

(maju selangkah menahan napas dan menahan teriakan)

BALIKIN--

Vinia menatap ibunya dengan napas marah dan mata memelotot, dia menahan napasnya dua detik lalu mendorong ibunya agak ke belakang menghalangi jalannya dan pergi naik ke atas kamar. Jun agak terdiam dan membeku di tempat, tapi dia cuma menenggak ludah dan tak mengatakan apa-apa. Ibu vinia yang melihat Jun kebingungan hanya mengusap wajahnya lelah.

IBU VINIA

(menghela napas kecil)

Maaf, Jun, tapi

JUN

(maju selangkah dan menatap yakin tak gentar)

Tante, tolong, ijinin Vinia ikut. Dia..

IBU VINIA

Kamu nggak tahu apa yang terjadi sama hidup dia akhir-akhir ini dan kamu nggak bisa menjamin keamanan orang-orang disekitarnya kalau itu terjadi. Keputusan tante bulat.

JUN

Tapi aku bisa menjamin keamanan itu.

Ibu vinia menatap penuh kerut cemas ke arah Jun. Ia terdiam beberapa detik dan Jun melanjutkan dengan ragu.

JUN

Aku.. Akan tanggung jawab atas apa yang terjadi asal Vinia bisa bermain di lomba itu

23. INT. BORDES TANGGA - DAY

Dari balik pagar besi tangga, Vinia agak berjongkok, mengintip perbincangan Jun dan ibunya dari atas. Dia terdiam beberapa saat, memandangi Jun lalu naik ke atas kamar.

24. EXT. PEMANDANGAN SEKOLAH - DAY

Vinia berjalan menunduk memasuki kawasan sekolah di pagi hari yang cerah bersama beberapa anak sekolah yang lain.

25. INT. LORONG - DAY

Vinia melintasi lorong yang ramai, berjalan ke kelas musik. Tapi sebelum masuk kelas, dia menepi ke loker di luar kelas, dan hendak membuka pintu lokernya sebelum Jun tiba-tiba muncul dari dalam kelas.

JUN

(kepalanya tertutup formulir yang dia sodorkan ke wajah Vinia, lalu kepalanya keluar sambil tersenyum manis)

Pagi! Lihat yang gue dapet.

VINIA

(agak mengerutkan alis menatap Jun, tapi beralih ke kertas)

Apa?

JUN

Ini formulir lomba lo, dengan tanda tangan nyokap lo.

Jun menunjuk kolom tanda tangan yang dicoret di bawah surat. Vinia kaget, dia membulatkan mata dan merebut kertas itu, memastikannya. Beberapa detik dia memandangi tanda tangan itu dan benar, dia langsung menatap tajam ke arah Jun.

VINIA

(masih menggenggam formulir dengan erat)

Kok bisa?

JUN

(menarik formulir dengan pelan dan tersenyum)

Bisa dong. Sekarang, gue tinggal kasih formulir lo ke Pak Chan.

Vinia menatap Jun yang berbalik ke luar kelas dan hendak menuju ruang guru, tapi Jun segera menoleh ke belakang lagi seperti kelupaan sesuatu.

JUN

Oh ya, nanti lo jangan langsung pulang ya

VINIA

(mengerutkan dahi)

Kenapa?

JUN

(agak merunduk menahan senyum)

Gue udah tepatin janji lo soal obat yang Rainie lihat.

Vinia terdiam beberapa saat menatap Jun yang masih tersenyum. Tiba-tiba dua orang gadis yang baru datang melewati Vinia dan Jun, gadis itu melambai dan tersenyum ke arah Vinia. Vinia agak menunduk malu, sementara Jun hanya mengangguk tersenyum puas.

VINIA

Kenapa bisa mamaku tanda tangan di situ?

JUN

(masih tersenyum puas)

Gimana kalau gue kasih tahu nanti pas pulang sekolah?

VINIA

(berdecak malas)

JUN

Ets! Gue udah tepatin janji loh. Gue juga percaya lo nggak bakal bocorin soal kejadian waktu itu...

Vinia agak melirik Jun yang mengendurkan senyumnya waktu ia menoleh.

JUN Deal, ya?

VINIA

(menatap malas)

Terserah.

Jun kembali tersenyum puas, tapi Vinia langsung pergi masuk ke kelas meninggalkan Jun yang dengan riang pergi ke ruang guru. 

(lanjut part 5)

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar